Sukses

Favipiravir Obat Apa? Ketahui Kegunaan, Dosis, dan Efek Samping

Favipiravir dikenal dengan obat antivirus.

Liputan6.com, Jakarta Favipiravir obat apa? Banyak orang yang belum mengetahui obat tersebut, kegunaan hingga efek sampingnya. Favipiravir obat apa merupakan salah satu obat Covid-19 yang telah resmi mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.

Favipiravir obat apa merupakan obat yang telah ada sejak 2014 di Jepang. Obat Favipiravir ini kemudian banyak dikenal oleh orang karena digunakan sebagai obat Covid-19 pada bulan Januari 2022 lalu.

Favipiravir obat apa dikenal dengan obat antivirus. Selain itu, obat ini juga dapat dikonsumsi bagi penderita infuenza. Merek dagang Favipiravir obat apa yaitu Avigan, Covigon, Fapivell, Favigen, Favikal, Faviscan, Favipiravir, hingga L-Vir.

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai Fivipiravir obat apa beserta kegunaan, dosis, dan efek sampingnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (18/8/2022).

2 dari 5 halaman

Fivipiravir Obat Apa

Favipiravir obat apa adalah obat golongan antivirus temuan Toyama Chemical Co.,Ltd. Sebelum digunakan dalam terapi Covid-19, obat tersebut lebih dulu digunakan untuk menghambat replikasi virus influenza A dan B, serta virus Ebola.

Sejak 3 September 2022, BPOM telah memberi izin Favipiravir obat apa dengan merek dagang Avigan untuk mengatasi infeksi Covid-19. Favipravir obat apa ditujukan bagi pasien dengan derajat ringan dan sedang dirawat di rumah sakit. Meskipun kini Favipiravir masuk dalam paket obat telemedisin yang disediakan Kementerian Kesehatan bagi pasien isolasi mandiri di masa lonjakan kasus Omicron.

Cara kerja Fivipiravir obat apa adalah melawan virus RNA dengan menghambat enzim polimerase virus. Enzim polimerase dibutuhkan virus untuk memperbanyak dirinya. Dengan dihambatnya enzim ini, pertumbuhan virus di dalam tubuh bisa terhambat, sehingga sistem kekebalan tubuh dapat melawan virus dengan lebih optimal.

3 dari 5 halaman

Dosis Obat Fivipiravir

Dikutip dari Health Liputan6, 1 tablet Favipiravir diproduksi dalam ukuran 200mg. Favipiravir bekerja secara selektif menghambat RNA-dependent RNA polymerase (RdRp) dari virus influenza. Obat tersebut juga bekerja menghambat aktivitas replikasi virus.

Aturan pakai atau dosis penggunaan obat ini untuk mengatasi infeksi akibat virus influenza yaitu diminum selama 5 hari sebanyak 1600 mg (diminum dua kali sehari) pada hari pertama. Lalu 600 mg dikonsumsi dalam 2 kali sehari selama empat hari berikutnya.

Sedangkan sebagai obat Covid-19, WHO menyarankan 1600 mg diminum dua kali sehari (masing-masing 8 butir) pada hari pertama. Lalu 600 mg diminum dua kali sehari (masing-masing 2 dan 1 butir) pada hari kedua hingga beberapa hari ke depan, namun tidak boleh lebih dari 14 hari.

Di Indonesia, berdasarkan PDV 40 Covid-19 Patient Procedure, dosis minum Favipiravir terdiri dari dua aturan yakni:

a. Pada gejala ringan: jika diperlukan, Favipiravir 600 mg diminum dua kali sehari selama lima hari.

b. Pada gejala sedang dan berat: Favipiravir diminum sebanyak 1600 mg dalam dua kali sehari pada hari pertama, diikuti dengan 600 mg dua kali sehari pada hari ke-2 hingga ke-5.

Obat ini tidak dapat diminum dan dibeli dengan sembarangan harus menggunakan resep dokter. Supaya mendapatkan manfaat dari obat Favipiravir, anda harus mengikuti aturan minum obat yang diberikan oleh dokter atau apoteker. Selalu baca petunjuk pemakaian obat sebelum menggunakan obat ini. Obat ini adalah obat oral, artinya harus diminum melalui mulut. Telan obat dengan bantuan air minum.

4 dari 5 halaman

Pasien yang Dilarang Mengonsumsi Obat Favipiravir

Perlu diingat bahwa,pada wanita yang tengah merencanakan kehamilan atau sedang hamil pada trimester pertama dilarang mengonsumsi obat Favipiravir. Sementara pasien yang akan mengonsumsi Favipiravir namun dalam kondisi menyusui, harus menghentikan dulu proses tersebut karena metabolit aktif Favirpiravir dalam bentuk hidroksilasi ditemukan pada air susu ibu (ASI).

Bagi pasien pria, perlu diketahui bahwa Favipiravir didistribusikan dalam sperma. Disarankan untuk menggunakan alat kontrasepsi paling efekfif ketika akan berhubungan intim dengan pasangan ketika mengonsumsi obat tersebut dan tujuh hari setelah pengobatan selesai. Selain itu disarankan pula untuk tidak berhubungan seksual dengan pasangan yang tengah mengandung.

Penggunaan Favipiravir pada pasien lansia juga harus dilakukan dengan berhati-hati, diikuti dengan memonitor kondisinya secara umum. Diketahui, pemberian Favipiravir bersamaan dengan jenis obat tertentu harus dilakukan dengan kehati-hatian karena memiliki efek interaksi.

5 dari 5 halaman

Efek Samping Mengonsumsi Obat Favipiravir

Sebenarnya, belum diketahui secara pasti efek samping dari mengonsumsi obat Favipiravir. Akan tetapi, dalam beberapa penelitian saat ini, disebutkan bahwa favipiravir dapat menimbulkan efek samping berupa:

1. Peningkatan kadar asam urat (hiperuricemia).

2. Gangguan fungsi hati.

3. Diare.

4. Mual.

5. Muntah.

6. Nyeri perut.

7. Perubahan perilaku, seperti kebingungan, kabur, atau berkeliaran.

8. Gangguan pada testis.

9. Penurunan produksi sel darah merah.

Apabila hal tersebut terjadi pada anda, maka segeralah untuk berkonsultasi dengan dokter supaya mendapatkan penanganan yang tepat.