Liputan6.com, Jakarta Penyebab kanker ovarium merupakan sebuah kondisi yang mengacu pada setiap pertumbuhan kanker yang dimulai di ovarium. Ovarium adalah bagian tubuh wanita yang menghasilkan sel telur. Kanker ovarium merupakan pertumbuhan sel-sel yang terbentuk di ovarium. Penyebab kanker ovarium biasanya terjadi pada kebanyakan wanita yang sudah lanjut usia (menopause).
Baca Juga
Advertisement
Selain itu, salah satu penyebab kanker ovarium juga bisa terjadi Ketika seseorang melakukan terapi penggantian hormon. Sel-sel yang berkembang biak dengan cepat, dapat menyerang serta menghancurkan jaringan tubuh yang sehat. Sistem reproduksi wanita mengandung juga terdapat dua ovarium, satu di setiap sisi rahim. Ovarium ini, yang masing-masing seukuran kacang almond, menghasilkan telur (ovum) serta hormon estrogen dan progesteron.
Penyebab kanker ovarium pada wanita juga bisa disembuhkan lewat pengobatan, salah satunya melalui pembedahan atau operasi, juga kemoterapi. Kanker ovarium adalah tipe kanker yang paling umum menyerang wanita. Kanker ovarium selain menyerang wanita yang telah mengalami menopause (biasanya di atas usia 50 tahun), namun kondisi ini terkadang dapat juga menyerang wanita yang lebih muda.
Berikut ini penyebab kanker ovarium yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (23/8/2022).Â
Penyebab Kanker Ovarium
Melansir dari laman cancer.org, terdapat beberapa faktor yang diidentifikasi mampu meningkatkan risiko seorang wanita untuk mengembangkan kanker ovarium. Dokter juga telah mengetahui bahwa kanker ovarium dimulai ketika sel-sel di dalam atau di dekat ovarium dapat mengembangkan perubahan (mutasi) dalam DNA mereka. DNA sel juga berisi instruksi yang memberitahu sel apa yang harus dilakukan.
Perubahan memberitahu sel untuk tumbuh dan berkembang biak dengan cepat, mampu menciptakan massa (tumor) sel kanker. Sel-sel kanker erus hidup ketika sel-sel sehat akan mati. Dengan kondisi ini, maka mereka dapat menyerang jaringan di dekatnya dan memutuskan tumor awal untuk menyebar (bermetastasis) ke bagian lain dari tubuh.
Advertisement
Gejala Kanker Ovarium
Ketika kanker ovarium pertama kali berkembang, maka penyakit ini seringkali tidak menimbulkan gejala yang cukup nyata pada penderitanya. Namun sebagian besar kanker ovarium dimulai di epitel, atau lapisan luar, ovarium. Pada tahap awal, mungkin hanya akan ada sedikit atau malah tidak ada gejala sama sekali.
Namun ketika gejala kanker ovarium mulai muncul, yang terjadi biasanya dikaitkan dengan kondisi lain yang lebih umum seperti sindrom pramenstruasi, sindrom iritasi usus, atau masalah kandung kemih sementara. Meski demikian pada kanker ovarium gejala yang terasa akan menetap dan semakin hari memburuk.
Dikutip dari mayoclinic.org, tanda dan gejala kanker ovarium secara umum adalah:
- Perut kembung atau bengkak
- Mudah merasa kenyang saat makan
- Mengalami penurunan berat badan
- Ketidaknyamanan pada area panggul
- Kelelahan
- Sakit punggung
- Perubahan kebiasaan buang air besar, seperti sembelit
- Sering buang air kecil
Ketika mengalami gejala di atas, maka segera untuk buat janji temu dengan dokter. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan diagnosa yang lebih akurat, serta mendapatkan penanganan atas kanker ovarium dengan segera.
Faktor Risiko Kanker Ovarium
Meski belum diketahui secara pasti mengenai penyebab kanker ovarium, namun ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kesempatan untuk terkena penyakit ini. Dilansir dari UK National Health Services, faktor-faktor risiko kanker ovarium tersebut adalah:
1. Bertambahnya usia
Risiko kanker ovarium juga dapat meningkat seiring bertambahnya usia. Dengan sebagian besar kasus, biasanya terjadi setelah menopause. Sekitar 8 dari setiap 10 wanita yang didiagnosis dengan kanker ovarium berusia di atas 50 tahun, tetapi beberapa jenis kanker ovarium yang langka dapat terjadi pada wanita yang lebih muda.
2. Riwayat keluarga dan gen
Anda lebih mungkin terkena kanker ovarium jika memiliki riwayat penyakit ini di keluarga, terutama jika kerabat dekat pernah mengidapnya. Terkadang kanker ovarium akan berkembang karena mewarisi versi gen yang salah yang disebut BRCA1 atau BRCA2. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko untuk terkena kanker ovarium dan payudara.
Tetapi, memiliki kerabat dengan kanker ovarium juga tidak berarti memiliki gen yang salah. Akan tetapi, terdapat 1 dari setiap 10 kanker ovarium yang diperkirakan disebabkan oleh 1 dari gen ini. konsultasi dengan dokter umum jika Anda khawatir mengenai riwayat keluarga yang meningkatkan risiko Anda terkena kanker ovarium.Â
3. Terapi penggantian hormon (HRT)
Telah diketahui bahwa dengan mengambil terapi penggantian hormon (HRT) dapat meningkatkan risiko kanker ovarium. Akan tetapi penelitian yang melihat hal ini masih memiliki hasil yang bertentangan.
Diperkirakan bahwa jika ada peningkatan kasus kanker ovarium pada wanita yang memakai HRT, maka risikonya akan sangat kecil. Setiap peningkatan risiko kanker ovarium diperkirakan menurun setelah Anda berhenti menggunakan HRT.
4. Endometriosis
Dalam sebuah penelitian juga telah menunjukkan bahwa wanita dengan endometriosis lebih memungkinkan untuk mengembangkan kanker ovarium. Pada endometriosis, sel-sel yang biasanya melapisi rahim, akan tumbuh di tempat lain di tubuh, seperti di ovarium atau perut.
Sel-sel ini masih berperilaku seolah-olah mereka berada di dalam rahim, termasuk pendarahan selama ada dalam periode menstruasi. Tapi karena tidak ada cara bagi pendarahan untuk meninggalkan tubuh, mereka menjadi terperangkap dan menyebabkan rasa sakit di daerah yang terkena.
Â
Â
Advertisement
Perawatan Kanker Ovarium
Perawatan terhadap kanker ovarium juga tergantung pada banyak faktor, termasuk:
- jenis, stadium, dan tingkat kanker
- usia individu juga kesehatan secara keseluruhan
- preferensi pribadi mereka serta aksesibilitas dan keterjangkauan pengobatan.Â
 Berikut perawatan kanker ovarium yang bisa dijalani:
1. Pembedahan
Untuk mengatasi kanker ovarium, bisa dilakukan dengan pembedahan. Pilihan pembedahan atau operasi akan tergantung pada jenis kanker dan seberapa jauh penyebarannya. Pilihan pembedahan termasuk histerektomi, pengangkatan satu atau kedua ovarium, dan pengangkatan kelenjar getah bening yang terkena.
2. Kemoterapi
Melalui kemoterapi bertujuan untuk membunuh sel kanker. Jika seseorang mengkonsumsi obat kemoterapi melalui mulut atau sebagai suntikan atau infus, maka hal tersebut akan mempengaruhi seluruh tubuh. Pilihan lain adalah kemoterapi intraperitoneal. Dalam hal ini, sebuah tabung mengantarkan obat langsung ke area tubuh yang terkena kanker. Kemoterapi memiliki efek samping yang luas, terutama jika mempengaruhi seluruh tubuh.
3. Terapi yang ditargetkan
Beberapa perawatan memang menargetkan sel-sel tertentu yang membantu mendorong pertumbuhan kanker. Contohnya termasuk terapi antibodi monoklonal dan inhibitor angiogenesis. Dengan terapi bertarget ini memiliki tujuan untuk membatasi efek samping dengan menargetkan fungsi tertentu.
4. Terapi radiasi
Perawatan selanjutnya yang dapat membantu menyembuhkan kanker ovarium adalah dengan terapi radiasi. Teknik ini menggunakan sinar-X berfungsi membunuh sel kanker. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan memasukkan cairan radioaktif ke dalam peritoneum. Hal ini dapat membantu penderita kanker ovarium yang sudah stadium lanjut.
5. Imunoterapi (bioterapi)
Perawatan melalui bioterapi bertujuan untuk meningkatkan kembali kemampuan sistem kekebalan tubuh agar dapat mempertahankan tubuh untuk melawan kanker. Terapi vaksin ini melibatkan penyuntikan zat yang akan menemukan dan membunuh tumor. Perawatan ini dapat membantu penderita kanker ovarium stadium lanjut
Â
Â
Â