Liputan6.com, Jakarta - Apa arti anonim itu? Memahami arti anonim adalah ada empat yang berupa kata sifat. Istilah anonim adalah berasal dari kata dasar “anonymos” bahasa Yunani yang artinya tanpa nama atau identitas atau tidak dikenali.
Hal yang sama dijelaskan Pustaka Digital Indonesia, arti anonim adalah tidak ada penandatanganan, tanpa nama, tidak beridentitas, dan awanama. Sesungguhnya identitas anonim adalah pada sebagian kasus sangat membahayakan.
Advertisement
Baca Juga
Ini marak digunakan dalam dunia komunikasi yang sifatnya maya. Ada dua jenis hirarki anonimitas atau arti anonim adalah ada “true anonym” atau anonim penuh yang sulit dilacak atau diketahui. Kemudian ada “pseudo anonym” atau anonim semu yang bisa dilacak identitasnya.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang arti anonim dan penjelasannya, Rabu (31/8/2022).
Arti Anonim adalah Tanpa Identitas
Memahami arti anonim adalah bebas dari identitas. Pustaka Digital Indonesia menjelaskan arti anonim adalah ada empat yang perlu diketahui. Arti anonim adalah itu berperan sebagai kata sifat. Apa saja 4 arti anonim tersebut?
1. Arti anonim adalah tidak ada penandatangannya.
2. Arti anonim adalah tanpa nama.
3. Arti anonim adalah tidak beridentitas.
4. Arti anonim adalah awanama.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menjelaskan arti anonim adalah tanpa nama, tidak beridentitas, dan tidak ada penandatanganannya. Arti anonim adalah sama puka dengan ketidakjelasan identitas dan ketidakpastian identitas seseorang.
Dalam Jurnal Pendidikan dan Bahasa berjudul Dari Anonim Kembali ke Anonim oleh Itsna Hadi Saptiawan, arti anonim adalah pertama kali merujuk pada konteks kepengarangan atau asal usul yang tidak diketahui.
Ada dua jenis hirarki anonimitas atau arti anonim adalah ada “true anonym” atau anonim penuh dan “pseudo anonym” atau anonim semu. Ciri khas anonim penuh adalah pemilik identitas biasanya sangat sulit dilacak.
Mereka memang sengaja menyembunyikan identitas agar hal tersebut tak dapat diketahui atau menjadi misteri saja. Sementara ciri khas anonim semu adalah masih bisa dilacak dengan beberapa cara, misalnya saja pengguna media sosial hanya menggunakan nama alay (berlebihan) yang masih menggambarkan dirinya.
Advertisement
Arti Anonim dalam Dunia Komunikasi
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melansir dari situs website resminya, mengungkap arti anonim adalah muncul sebagai wujud ketakutan dan ketidakpercayaan akan internet karena lemahnya kontrol sosial dan negara perlu melakukan perlindungan diri.
Arti anonim adalah berupa ketidakjelaskan identitas, dalam dunia komunikasi dijelaskan atas keinginan tampil beda, prasyarat sistem, atau niat buruk. Mulai dari mengubah nama panggilan, memalsukan atau menyembunyikan identitas, sampai menggunakan teknologi canggih untuk menutupi rekaman IP Address.
Masih mengutip dari sumber jurnal yang sama, hasil penelitian dalam jurnal tersebut menungkap arti anonim adalah di dunia komunikasi memegang prinsip menawarkan stabilitas rasa aman bagi para penggunanya (media sosial dan selancar di internet).
Dijelaskan lebih dalam, fase aman yang dimaksudkan dari arti anonim adalah pada konteks komunikasi kontemporer untuk menyebar konten negatif di ruang publik. Begitu pula anonim adalah dalam bentuk teks berkembang dari berita rahasia yang sensitif menjadi konsumsi publik.
Ketika lembaga anonimitas dilindungi oleh negara, keberadaannya akan berubah dari sekadar pemindari menjadi pengawar yang menghadirkan banyak teror meresahkan.
Mengenai perkembangan karakteristik anonim adalah di media sosial dapat dijangkau dengan kemampuan lebih kuat dan luas dibanding media komunikasi yang lain. Penyebabnya, identitas sesuai arti anonim adalah bisa dikendalikan secara langsung oleh individu itu dengan ikatan emosionalnya.
Media Sosial dengan Akun Anonim Terbanyak di Asia Tenggara
Pengguna internet di Asia Pasifik, terutama di Asia Tenggara, ternyata memiliki banyak akun anonim. Demikian berdasarkan survei yang dilakukan perusahaan keamanan siber Kaspersky.
Dalam laporannya, ada 3 dari 10 pengguna internet di Asia Pasifik yang memiliki akun media sosial anonim. Artinya pengguna tak memakai nama asli, foto, ataupun identitas pribadi lainnya.
Survei ini dilakukan November 2020 lalu dengan 1.240 responden. Survei bertajuk Digital Reputation ini memperlihatkan, akun anonim paling banyak dimiliki pengguna di Asia Tenggara (35 persen), disusul pengguna di Asia Selatan (28 persen), dan Australia (20 persen).
Akun-akun anonim ini 70 persen ditemukan di platform Facebook, YouTube 37 persen, Instagram 33 persen, dan Twitter 25 persen.
Masih mengenai temuan survei yang dilakukan Kaspersky, hampir separuh (49 persen) responden menyebut, mereka memakai akun anonim agar bisa bebas berpendapat tanpa harus takut akan jatuhnya reputasi.
Sementara 48 persen responden menyebut, penggunaan akun anonim untuk mencurahkan kepentingan dan minat rahasia tanpa ketahuan teman ataupun rekan kerja.
34 persen pengguna menyebut, mereka menggunakan akun anonim untuk menentang pendapat orang lain. Sementara 30 persen responden menyebut, ingin melindungi privasi mereka untuk aktivitas online yang melibatkan kesukaan akan sesuatu (misalnya artis favorit maupun tujuan tidak berbahaya lainnya).
22 persen lainnya yang memakai akun anonim untuk stalking alias kepo tentang sesuatu atau seseorang. Dari jumlah itu, hanya 3 persen yang memakai akun anonim untuk menghindari doxing ataupun ingin main gim.
Advertisement