Sukses

Husnuzan Adalah Prasangka Baik, Salah Satu Akhlak Terpuji Dalam Islam

Husnuzan adalah perilaku yang berdasar pada prasangka baik, berikut ini ulasan tentang pemahaman, hukum, kewajiban, bentuk, manfaat dan hikmah husnuzan

Liputan6.com, Jakarta Husnuzan adalah perilaku yang berdasar pada prasangka baik, dalam Islam husnuzan adalah salah satu akhlak yang terpuji. Secara istilah, husnuzan adalah sikap seseorang yang selalu berprasangka baik atau berpikir positif terhadap segala hal yang dihadapinya.

Lawan dari sifat husnuzan adalah sikap berburuk sangka, atau dalam Islam dikenal dengan istilah suudzon. Dimana seseorang selalu menyangka orang lain akan melakukan hal yang buruk tanpa adanya bukti yang mendasarinya.

Husnuzan adalah salah satu akhlak yang terpuji, dan baik untuk diterapkan baik terhadap Allah SWT, sesama manusia, maupun terhadap sesama makhluk. Ada banyak macam akhlak yang terpuji terhadap sesama manusia selain husnudzan, yaitu ada tawaduk, tasamuh, dan ta'awun.

Untuk lebih memahami tentang husnuzan, berikut ini Liputan6.com rankum dari berbagai sumber, Rabu (7/9/2022) tentang ayat yang mendasari pentingnya sifat husnuzan dan manfaatnya untuk umat Islam.

2 dari 4 halaman

Hukum Husnuzan dan Pemahaman Akan Pentingnya Husnuzan

Pemahaman Akan Pentingnya Husnuzan

Kata husnuzan berasal dari pengucapan hasam (baik) dan dhan (prasangka). Jadi, husnuzan berarti prasangka, perkiraan, tebakan yang baik. Dalam masyarakat mutlak diperlukan hubungan yang baik dengan sesama anggota masyarakat sebagai syarat terwujudnya gotong royong guna memenuhi kebutuhan masing-masing pihak.

Salah satu cara menjalin hubungan baik dengan sesama anggota masyarakat adalah husnuzan, lawan kata husnuzan adalah suudzon, yaitu prasangka buruk terhadap seseorang. Tentu saja Suuzan berdampak negatif pada hubungan persaudaraan di masyarakat.

 

Hukum Husnuzan

Hukum Husnuzan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya adalah wajib. Artinya setiap muslim dan muslimat wajib memiliki husnuzan (prasangka baik) terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya, bentuk husnuzan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya antara lain sebagai berikut:

1. Percaya dengan sepenuh hati bahwa semua perintah Allah swt dan utusan-Nya (perintah agama) adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri.

2. Percaya dengan sepenuh hati bahwa semua larangan agama pasti buruk (jika dilanggar)

Adapun hukum Husnuzan terhadap sesama manusia adalah boleh atau jaiz (boleh dilakukan). Husnuzan terhadap sesama manusia berarti menaruh kepercayaan atau pemikiran bahwa dia telah melakukan sesuatu yang baik.

Oleh karena itu, husnuzan berdampak positif, baik bagi pelakunya sendiri maupun bagi pihak lain, sedangkan suuzan berarti menaruh kecurigaan pada pihak lain. Oleh karena itu suuzan (bagi siapa saja) adalah haram.

3 dari 4 halaman

Bentuk Husnuzan dan Kewajiban Berhati-hati dengan Prasangka

Kewajiban Berhati-hati dengan Prasangka

Husnuzan adalah perilaku yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Islam mendidik umatnya untuk berhati-hati terhadap zan (prasangka). Dalam firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Hujurat ayat 12 secara tegas mewajibkan kita untuk berhati-hati dalam hal zan (prasangka). Prasangka yang tergolong dosa adalah prasangka buruk (suuzan). Berikut ayatnya:

“Hai orang-orang yang beriman. Jauhi banyak prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa dan jangan mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang bergosip tentang orang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah meninggal? Tentu saja, kamu merasa jijik. Dan berdoalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Menerima tobat, Maha Penyayang.” (Al Quran Surat al-Hujurat:12).

Memiliki firasat buruk berarti mencurigai orang lain telah melakukan sesuatu yang buruk, padahal itu belum tentu benar. Orang yang mencurigai seseorang (telah berbuat jahat) pasti kurang bersahabat dengan tersangka. Dengan demikian, hubungan persaudaraannya dengan tersangka menjadi jauh.

Bentuk Husnuzan

Orang yang mengaku muslim wajib menjalankan ajaran Islam dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Jika tidak, bukan berarti orang tersebut beragama Islam. Perilaku yang mencerminkan sikap Husnuzan antara lain sebagai berikut:

1. Percaya dengan sepenuh hati bahwa semua perintah agama untuk kebaikan manusia itu sendiri (jika dipatuhi)

2. Percaya bahwa semua larangan agama adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri (jika dipatuhi).

3. Mengembangkan sikap yang baik dalam kehidupan bertetangga dan bermasyarakat.

4. Memberikan kepercayaan kepada sesama manusia tentang suatu hal dengan keyakinan bahwa ia dapat melaksanakan tugasnya.

5. Jauhi prasangka terhadap siapa pun jika tidak ada bukti nyata.

4 dari 4 halaman

Dampak Positif dan Hikmah Bersikap Husnuzan

Dampak Positif Husnuzan

Manusia dalam menjalani kehidupannya harus bersinggungan dengan manusia lainnya. Hampir tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri. Dia akan tetap membutuhkan manusia lain di berbagai kesempatan. Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain. 

Salah satu sikap yang diajarkan dalam hubungan dengan sesama ini adalah sikap prasangka baik atau Husnuzan. Husnuzan adalah kebiasaan yang bisa memberi dampak positif. Diharapkan dengan melakukan husnuzan akan memberikan dampak yang positif. Dampak positif dari perilaku Husnuzan antara lain sebagai berikut:

1. Semakin dekat hubungan batin antara diri dan pihak lain yang dicurigai berbuat baik.

2. Dapatkan kepercayaan dari orang-orang yang dianggap telah berbuat baik.

3. Menjalin hubungan persaudaraan antara dua manusia.

4. Tidak mudah menerima sebuah berita yang tidak jelas sumber dan kebenarannya.

5. Mengantisipasi munculnya gosip yang sering merusak hubungan.

Hikmah Bersikap Husnuzan

1. Husnuzan adalah perilaku yang melahirkan kesadaran bagi umat manusia, bahwa segala sesuatu di alam semesta ini berjalan sesuai aturan dan hukum yang telah ditentukan secara pasti oleh Allah SWT. Tidak ada yang kebetulan.

2. Husnuzan akan mendorong manusia untuk berusaha dan berbuat kebaikan dengan sungguh-sungguh untuk mencapai kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat dan mengikuti hukum sebab akibat yang berlaku dan ketentuan Allah SWT.

3. Sikap husnuzan mendorong manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT yang memiliki kekuasaan dan kehendak mutlak serta memiliki kebijaksanaan, keadilan, dan kasih sayang terhadap makhluk-Nya.

4. Husnuzan menanamkan sikap amanah pada manusia karena ia menyadari bahwa manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah sebagai zat yang menciptakan dan mengatur kehidupan manusia.

5. Sikap husnuzan membawa ketenangan jiwa dan ketentraman hidup karena meyakini bahwa apapun yang terjadi adalah atas kehendak Allah SWT.