Liputan6.com, Jakarta Penyebab nyeri sendi perlu segera diketahui agar tidak berdampak buruk nantinya. Nyeri sendi merupakan masalah kesehatan yang umumnya dirasakan oleh orang tua. Namun, kondisi ini juga bisa menghampiri segala usia.
Baca Juga
Advertisement
Nyeri sendi adalah gangguan nyeri pada persendian tubuh, yang diakibatkan oleh peradangan. Biasanya gejala yang dirasakaan saat nyeri sendi dapat disertai dengan rasa kaku pada sendi, kemerahan, serta pembengkakan yang timbul di pagi hari, yang bukan disebabkan oleh benturan atau kecelakaan.
Penyebab nyeri sendi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Mulai dari cedera, rheumatoid arthritis, hingga berat badan berlebih bisa menyebabkan seseorang mengalami nyeri sendi. Penyebab nyeri sendi juga bisa kamu kenali dari jenis nyeri yang dialami.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (13/9/2022) tentang penyebab nyeri sendi.
Penyebab Nyeri Sendi
Penyebab nyeri sendi adalah sebagai berikut:
- Cedera. Penyebab nyeri sendi yang pertama yaitu karena cedera. Cedera dapat memengaruhi salah satu ligamen, tendon, atau kantung berisi cairan yang mengelilingi sendi. Cedera ini juga bisa memengaruhi tulang, tulang rawan, dan ligamen yang membentuk sendi. Cedera bisa terjadi akibat benturan, fraktur, terkilir atau ketegangan. Terkilir dan tegang terjadi ketika jaringan di lutut menjadi meregang karena aktivitas yang tidak biasa atau meningkat.
- Osteoarthritis. Osteoarthritis atau juga disebut pengapuran merupakan kondisi yang disebabkan oleh keausan persendian. Osteoarthritis membuat tulang rawan rusak, menyebabkan tulang-tulang di dalam sendi bergesekan. Osteoartritis adalah salah satu penyebab nyeri sendi paling umum. Osteoarthritis bisa memengaruhi sebagian besar orang tua di atas 65 tahun. Osteoarthritis juga dapat terjadi pada orang dewasa dari segala usia.
- Rheumatoid arthritis. Rheumatoid arthritis merupakan jenis radang sendi yang bisa sangat melemahkan tubuh. Rheumatoid arthritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan tubuh sendiri. Rheumatoid arthritis adalah kondisi autoimun yang dapat memengaruhi hampir semua sendi di tubuh. Penyebab pasti rheumatoid tidak diketahui. Namun, faktor-faktor tertentu dapat berperan dalam meningkatkan risiko perkembangannya. Faktor ini meliputi genetik, paparan bakteri, virus, cedera, merokok, dan obesitas.
- Asam urat. Penyebab nyeri sendi selanjutnya adalah asam urat. Jenis radang sendi ini terjadi ketika kristal asam urat menumpuk di sendi. Asam urat bisa terjadi di lutut menyebabkan nyeri dan bengkak. Kondisi ini dapat diatasi dengan perawatan medis, obat-obatan, perubahan pola makan dan olahraga. Hipertensi, kardiovaskular, dan obesitas adalah faktor risiko yang menyebabkan asam urat.
- Pseudogout. Pseudogout hampir mirip dengan asam urat. Namun, pseudogout disebabkan oleh kristal kalsium yang berkembang dalam cairan sendi. Kondisi ini bisa menyebabkan peradangan dan rasa sakit. Penumpukan kristal dalam cairan sendi menyebabkan sendi bengkak dan nyeri akut. Lutut adalah persendian yang paling sering terkena pseudogout. Kemungkinan pembentukan kristal kalsium meningkat seiring bertambahnya usia.
- Bursitis. Bursitis adalah kondisi yang disebabkan oleh adanya peradangan pada kantung kecil berisi cairan yang disebut bursae. Kantung ini melindungi tulang, tendon, dan otot di dekat sendi. Bursitis bisa terjadi di lutut yang disebut dengan prepatellar bursitis. Penyebab nyeri sendi ini bisa terjadi akibat usia, aktivitas berat yang menekankan lutut, dan infeksi.
- Tendinitis. Tendinitis terjadi ketika tendon iritasi atau meradang. Tendon adalah jaringan tebal yang menyatukan otot-otot ke tulang. Tendon membantu tubuh melakukan gerakan tertentu berulang-ulang. Tendinitis menyebabkan nyeri akut dan nyeri tekan, membuatnya sulit untuk menggerakkan sendi. Penyebab tendinitis yang paling umum adalah gerakan berulang. Pelari, pemain ski, pengendara sepeda, dan mereka yang terlibat dalam olahraga dan aktivitas lompat dapat mengembangkan jenis peradangan ini.
- Berat badan berlebih. Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan tekanan pada sendi, terutama sendi lutut. Penyebab nyeri sendi ini bisa membuat kaki dan lutut menopang lebih banyak beban. Ini bahkan bisa menjadi buruk selama aktivitas biasa seperti berjalan atau naik turun tangga. Obesitas juga akan meningkatkan risiko osteoarthritis dengan mempercepat kerusakan tulang rawan sendi.
Advertisement
Gejala Nyeri Sendi
Setelah mengenali penyebab nyeri sendi, kamu juga perlu mengetahui gejala-gejala yang biasa dialami. Nyeri sendi tentunya ditandai dengan rasa tidak nyaman atau sakit pada sendi. Kondisi ini biasanya merupakan gejala dari penyakit tertentu sehingga sering kali disertai dengan gejala lain, seperti:
- Sendi sulit digerakkan, misalnya pincang ketika berjalan akibat nyeri di sendi lutut
- Sendi terlihat kemerahan, bengkak, dan nyeri ketika disentuh
- Gerakan sendi berkurang atau terbatas
- Sendi terasa hangat dan kaku
Cara Mengatasi Nyeri Sendi
Pengobatan Nyeri Sendi
Pengobatan nyeri sendi dapat dilakukan dengan penggunaan obat anti nyeri. Bila nyeri sendi tidak hilang dengan obat anti nyeri, kamu disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Hal ini bertujuan untuk mengenali penyebab nyeri sendi serta pengobatan yang sesuai.
Pengobatan nyeri sendi dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan dan melakukan penurunan berat badan, seperti mengatur pola makan dan aktivitas fisik untuk penderita osteoartritis yang memiliki berat badan berlebih. Selalu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum kamu melakukan pengobatan.
Pencegahan Nyeri Sendi
Pencegahan nyeri sendi juga bergantung pada penyebabnya, karena tiap jenis nyeri sendi memiliki teknik pencegahan yang berbeda-beda. Biasanya, pada nyeri sendi akibat osteoartritis, menjaga berat badan tetap stabil serta melatih otot kuadriseps pada paha dapat membantu mencegah timbulnya osteoartritis pada lutut.
Sementara itu, pada kasus reumatoid artritis, menerapkan gaya hidup sehat, menjauhi rokok, serta alkohol menjadi cara paling efektif untuk mencegah terjadinya keluhan. Kemudian, pada kasus artritis gout, pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kadar asam urat tetap dalam batas normal, dengan membatasi asupan makanan yang mengandung purin.
Advertisement