Liputan6.com, Jakarta Pernahkah terpikirkan oleh Anda bahwa kita dapat menanam tanaman yang kita inginkan walaupun tidak punya banyak lahan? Ya, Anda bisa melakukannya dengan cara bertanam hidroponik. Hal ini juga menjadi salah satu jawaban mengapa orang-orang di kota-kota besar yang padat pemukiman dan terbatasnya lahan masih bisa berkebun atau bertani berbagai macam tanaman.Dilansir dari Harvard University,  hidroponik merupakan metode pertanian di mana tanaman dapat ditanam di air yang diperkaya nutrisi, bukan di tanah.
Baca Juga
Advertisement
Mengingat adanya perubahan iklim yang terjadi terus-menerus, tetapi kebutuhan makan populasi manusia tidak berkurang dan bahkan bertambah yang mana memunculkan kekhawatiran, sehingga para ilmuwan percaya teknologi hidroponik mungkin dapat mengurangi kekurangan makanan yang akan datang.Hidroponik ini juga dapat menggunakan air yang sama untuk berulang-ulang
Cara bertanam hidroponik di rumah, terutama yang rumahnya berada di tengah pemukiman padat semakin meningkat dan digemari banyak orang, terutama selama pandemi covid-19. Bercocok tanam dengan cara hidroponik menjadi salah satu jalan ninja bagi masyarakat yang jenuh harus berada di rumah lebih lama dari biasanya dengan segala beban work from home.
Cara bertanam hidroponik dapat dengan mudah diikuti bahkan bagi mereka yang tidak ada bakat atau background di bidang pertanian sama sekali. Pada umumnya, terdapat enam tipe atau cara bertanam hidroponik, mulai dari yang sederhana hingga yang cukup rumit. Akan tetapi, Anda tidak perlu khawatir karena liputan6 telah merangkumkan dari The Spruce dan berbagai sumber tentang 6 cara bertanam hidroponik yang dapat anda pilih untuk dicoba, pada Jum’at (16/9/22) :
Cara Bertanam Hidroponik Paling Mudah
A. Sistem Sumbu (Wick System)
Dilansir dari Harvard University, sistem sumbu adalah sistem hidroponik yang paling sederhana daripada yang lainnya. Hal tersebut karena nutrisi secara pasif diberikan kepada tanaman  dari sumbu atau potongan tali yang mengalir ke tanaman dari reservoir air.
Dalam sistem ini, tanaman ditanam dalam media tanam lembam, seperti pasir, batu, wol atau bola tanah liat yang membantu menambatkan akar tanaman. Akan tetapi sistem ini tidak sesuai untuk tanaman seperti tomat atau sellada yang menggunakan larutan nutrisi lebih cepat. Cara bertanam hidroponik dengan sistem sumbu adalah sebagai berikut :
1. Alat dan bahan
- Bor atau obeng (opsional)
- Ember atau baskom untuk menampung air
- Air
- Pupuk hidroponik (kering atau cair)
- Kapas atau tali nilon untuk sumbu
- Baki atau tempat untuk tumbuh tanaman
- Bibit tanaman yang diinginkan
- Grow light (opsional)
2. Siapkan penampungan air
Buatlah reservoir air di ember atau baskom yang berisi air atau pupuk hidroponik sesuai dengan kebutuhan makan tanaman Anda. Reservoir tersebut akan berada di bawah baki atau tempat tanam yang memungkinkan menahan tanaman yang sedang tumbuh.
3. Hubungkan sumbu ke baki tumbuh
Berilah lubang menggunakan obeng atau bor pada bagian baki tumbuh atau  grow tray atau disebut juga baki hidroponik. Hubungkan satu atau dua sumbu melalui lubang di bawah baki tersebut.  Sumbu akan menyerap ait dari reservoir dan menariknya ke media tanam di baki.
4. Siapkan Baki Hidroponik atau ruang tumbuh
Atur media tanam di baki yang berisi bibit di atas reservoir air. Pakailah media yang tidak akan mengalir terlalu cepat, seperti vermikulit, perlit dan campuran tanpa tanah.
5. Siapkan lampu
Langkah ini hanya sebuah pilihan karena hidroponik dapat memanfaatkan cahaya matahari secara alami. Jika tidak memungkinkan mendapatkan cahaya alami, maka Anda dapat melakukan ini. Siapkan perlengkan lampu di atas baki hidroponik. Anda dapat menggunakan lampu LED atau neon dan tempatkan masing-masing 6 dan 12 inci dari tanaman.
B. Sistem Rakit (Water Culture/ Raft System)
Cara bertanam hidroponik yang satu ini adalah yang terbaik jika Anda ingin menanam selada daun dan hanya sedikit tanaman yang dapat tumbuh melalui sistem ini, apalagi seperti tomat. Tanaman di tempatkan di platform, seperti styrofoam yang mengapung di atas reservoir dengan air  dan akarnya tergantung di air yang kaya nutrisi.
1. Siapkan alat dan bahan
- Bor, alat putar atau pisau X-ACTO (opsional)
- Ember atau baskom untuk menampung air
- Air
- Pupuk hidroponik
- Batu dan pompa udara
- Styrofoam
- Bibit dalam pot jaring dengan media tanam
- Grow light atau lampu (opsional)
2. Siapkan penampungan air
Isi wadah reservoir dengan air dan pupuk sesuai kebutuhan. Wadah lebih baik berwarna gelap atau buram dan memiliki dalam 12 inci.
3. Aerasi air
Sistem aerasi dapat dilakukan dengan air stone atau pompa. Air stone, merupakan bubbler yang sama yang bisa ditemukan di akuarium rumah. Tempatkanlah di dalam air dan terhubung ke pompa udara di luar reservoir. Pompa akan mendorong udara melalui batu yang mana akan menghasilkan gelombang kecil untuk mendistribusikan oksigen melalui air.
4. Siapkan ruang tumbuh
Potonglah styrofoam agar pas di bagian atas reservoir. Bentuklah sebuah lubang untuk memasukkan pot jaring. Pot jaring adalah wadah plastik yang dasarnya berlubang dan mengandung media tanam, seperti sabut kelapa, perlit atau bola tanah liat dan bibit. Pastikan akar bersentuhan dengan air reservoir.
5. Siapkan perlengkapan lampu (opsional jika menggunakan cahaya alami)
Siapkan lampu di atas baki hidroponik. Jika menggunakan lampu pijar, pastikan untuk mengaturnya berjarak 24 inci dari tanaman. Jika menggunakan lampu LED dan lampu neon, maka tempatkan masing-masing 6 dan 12 cm dari tanaman.
Advertisement
Cara Bertanam Hidroponik
C. Teknik Pasang Surut ( Ebb and Flow Technique)
Dilansir dari National Park Service, U.S Department of the Interior, cara bercocok tanam yang satu ini merupakan sistem yang mana akar tanaman tumbuh melalui media. Air yang diisi nutrisi serung dipompa (misal setiap 30 menit) ke area zona akar dan dibiarkan mengalir kembali ke reservoir air. Sistem ini seidikit lebih kompleks tetapi sangat serbaguna.
1. Alat dan bahan
- Ember atau baskom
- Air
- Pupuk hidroponik
- Dua tabung (tabung pengisi atau fill tube dan tabung pembuangan atau drain tube)
- Pompa submersible
- Timer elektronik
- Baki hidroponik
- Penopang grow tray atau baki hidroponik
- Bibit dalam pot jaring dengan media tanam
- Lampu (opsional)
2. Siapkan penampungan air
Reservoir ditempatkan tepat di bawah dudukan baki banjir dengan air dan pupuk. Anda dapat memakai air yang sama selama satu minggu, lalu pastikan untuk memperbarui nutrisi jika air diganti.
3. Hubungkan fill tube dan drain tube
Hubungkan reservoir ke baki melalui tabung pengisi dan tabung pembuangan. Tabung pengisi menempel pada pompa submersible dengan timer yang akan mengendalikan aliran air ke baki banjir atau flow tray. Tabung pembuangan memungkinkan adanya gravitasi untuk menarik kembali air ke reservoir setelah meluap sehingga air dapat digunakan kembali.
4. Hubungkan pompa sumbersible dan timer
Anda dapat menyesuaikan panjang dan frekuensi penyiraman sesuai dengan kebutuhan tanaman.
5. Siapkan ruang tumbuh
Baki tanaman atau baki banjir merupakan wadah besar dan dangkal, yang berada di atas dudukan tinggi. Tanamlah bibit dalam pot berlubang yang diisi dengan media tanam, seperti perlit. Pot tempat bibit Anda harus sekitar dua kali lebih dalam dari baki banjir.
6. Lampu
Jika menggunakan lampu, maka penerapannya sama seperti dua sistem sebelumnya.
Cara Bertanam Hidroponik
D. Teknik Nutrisi Film atau The Nutrient Film Technique
Menurut Harvard University, cara bertanam hidroponik yang satu ini merupakan yang paling yang paling umum digunakan saat ini. Plenty dan Bowery, dua peternakan hidroponik terbesar di AS, memakai teknik ini untuk menanam selada, bayam dan sayuran berdaun hijau lainnya. Teknik ini memakai larutan air dan nutrisi yang mengalir dalam lingkaran dari reservoir melalui baki hidroponik, yang mana akar tanaman ditangguhkan lalu menyerap nutrisi saat larutan mengalir. Alat dan bahan yang digunakan sama seperti teknik rakit, hanya pada sistem ini ditambahkan tabung atau pipa PVC agar sesuai dengan bibit.
1. Siapkan penampungan air dan aerasi
Letakkan reservoir di bawah dudukan baki banjir dengan air atau pupuk. Kemudian tambahkan bubbler aerasi di reservoir untuk mengoksigenasi air.
2. Hubungkan fill tube, drain tube dan pompa
Sambungkan reservoir ke baki melalui fill tube dan drain tube. Tabung pengisi menempel pada pompa submersible, yang mengendalikan aliran air ke baki banjir. Tabung pembuangan memungkinkan gravitasi untuk menarik air kembali ke reservoir setelah banjir atau meluap sehingga air dapat digunakan kembali. Berbeda dengan metode pasang surut, Anda tidak memerlukan timer karena air terus mengalir.
3. Siapkan ruang tumbuh
Cara bertanam hidroponik yang satu ini memakai tabung atau saluran untuk tumbuhnya tanaman. Atur tabung sehingga larutan nutrisi dapat mengalir langsung ke akar. Anda dapat menggunakan tabung bundar atau pipa PVC yang dilubangi dan disesuaikan dengan pot jaring atau bibit. Lagi-lagi jika Anda akan menggunakan lampu, cara menerapkannya sama seperti pada sistem atau teknik bertanam hidropobik sebelumnya.
E. Aeroponik
Teknik atau cara bertanam hidroponik yang selanjutnya adalag aeroponik. Disebutkan bahwa teknik yang satu ini lebih kompleks. Akar tanaman tersuspensi di udara dan berkabut dengan disemprot setiap beberapa menit dengan larutan nutrisi air. Alat dan bahan yang digunakan juga sama dengan sistem rakit, hanya dalam teknik ini ditambah bahan seperti tabung semprot, sprayer atau misting head dan tabung atau pipa PVC.
1. Siapkan reservioir air dengan aeresi
Wadah yang diisi air dan nutrisi atau pupuk diletakkan di bawah ruang tumbuh. Tambahkanlah bubbler aerasi di reservoir untuk mengoksigenasi air.
2. Hubungkan pompa submersible
Hubungkan pompa ke misting head atau sprayer. Larutan reservoir akan memompa ke sprayer melalui tabung dari tabung pompa submersible di reservoir. Penyemprot akan diarahkan ke akar tanaman di ruang tumbuh.
3. Siapkan ruang tumbuh
Serupa dengan teknik film nutrisi, aturlah tabung atau saluran untuk menggantung akar setiap bibit. Kemudian jika Anda akan menggunakan lampu, maka penerapannya sama seperti teknik hidroponik lainnya.
Nah, demikian lima cara bertanam hidroponik yang dapat Anda coba. Seperti yang disebutkan sebelumnya jika teknik wick adalah yang paling mudah. Akan tetapi, bukan berarti Anda tidak bisa mencoba beberapa cara bertanam hidroponik lainnya.
Â
Reporter magang : Friska Nur Cahyani
Advertisement