Liputan6.com, Jakarta Osmosis adalah salah satu proses dalam bidang biologi. Istilah osmosi memang terdengar asing bagi kita, namun penerapannya sangat dekat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya seperti membuat teh celup di larutan air panas.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian osmosis adalah sebagai pencampuran dua macam cairan melalui dinding sel atau selaput. Biasanya peristiwa osmosis sering kali disebut sebagai gerakan pasif karena tidak membutuhkan energi yang lebih.
Pada umumnya, osmosis hanya bergerak menuju satu arah karena subjek dari proses ini adalah air. Proses osmosis sendiri sering terjadi di antara cairan intravaskuler dengan cairan ekstravaskuler.
Advertisement
Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai pengertian osmosis dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Minggu (18/9/2022).
Pengertian Osmosis
Dikutip dari buku Biologi (2008) oleh Oman Karmana, pengertian osmosis adalah peristiwa perpindahan molekul air (pelarut) melalui membran semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi rendah ke larutan yang berkonsentrasi tinggi. Dapat dikatakan bahwa osmosis adalah perpindahan molekul pelarut (misalnya air) melalui selaput semipermiabel dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat atau dari bagian yang konsentrasi pelarut (misalnya air) rendah (hipotonis) ke konsentrasi pelarut (misalnya air) tinggi (hipertonis).Â
Proses osmosis adalah proses sangat penting dalam bidang biologi, pertama kali dipelajari secara menyeluruh pada tahun 1877 oleh seorang ahli fisiologi tumbuhan Jerman, Wilhelm Pfeffer. Istilah umum osmosis diperkenalkan pada tahun 1854 oleh seorang ahli kimia Inggris, Thomas Graham.
Jika suatu larutan dipisahkan dari pelarut murninya oleh suatu membran yang permeabel terhadap pelarut tetapi tidak terhadap zat terlarutnya, larutan tersebut akan cenderung menjadi lebih encer dengan menyerap pelarut melalui membran tersebut. Proses ini dapat dihentikan dengan meningkatkan tekanan pada larutan dengan jumlah tertentu, yang disebut tekanan osmotik. Hubungan ini menyebabkan persamaan untuk menentukan berat molekul zat terlarut dalam larutan encer melalui efek pada titik beku, titik didih, atau tekanan uap pelarut. Hasil dari osmosis sendiri akan menjadi larutan yang seimbang atau isotonik.
Advertisement
Faktor yang Mempengaruhi Osmosis
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi osmosis adalah sebagai berikut:
1. Ukuran molekul yang meresap
Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat lubang membran akan meresap dengan lebih mudah.
2. Keterlarutan lipid
Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid.
3. Luas permukaan membran
Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan membran yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar.
4. Ketebalan membran
Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan jarak yang harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan melalui satu membran yang tipis adalah lebih cepat.
5. Suhu
Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah.
Proses Osmosis
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa osmosis adalah perpindahan molekul pelarut (misalnya air) melalui selaput semipermiabel dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat atau dari bagian yang konsentrasi pelarut (misalnya air) rendah (hipotonis) ke konsentrasi pelarut (misalnya air) tinggi (hipertonis). Proses ini akan berlangsung hingga mencapai suatu kesetimbangan yang ditandai dengan berhentinya perubahan volume larutan.
Dikutip dari buku Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien (2018) karya Asmadi, kecepatan osmosis dapat tergantung pada konsentrasi solute di dalam larutan, suhu larutan, muatan listrik solute, dan perbedaan tekanan osmosis. Sedangkan tekanannya, dapat bergantung pada konsentrasi molekul di dalam larutan.
Bila konsentrasi molekulnya tinggi, maka tekanan osmosis pada larutan tersebut akan tinggi. Sehingga, air akan tertarik masuk kedalam larutan tersebut. Tekanan osmotik larutan disebut juga osmolalitas yang dapat dipengaruhi oleh jumlah albumin dan natrium. Proses ini sering terjadi antara cairan intravaskuler dengan cairan ekstravaskuler.
Advertisement
Contoh Osmosis dalam Kehidupan Sehari-Hari
Contoh yang mendasar dalam proses osmosis adalah ekskresi yang terjadi pada tubuh manusia. Proses osmosis air dari interstitial ke venule bersamaan dengan perpindahan karbondioksida, urea, dan sampah metabolisme lainnya untuk diekskresi oleh tubuh.
Contoh lainnya dari osmosis adalah sel darah merah yang ada dalam tubuh manusia. Dinding sel darah merah berfungsi sebagai membran semipermeabel terhadap pelarut sel darah merah. Sel darah merah dalam larutan yang hipertonik relatif terhadap cairan dalam sel menyebabkan cairan sel keluar sehingga mengakibatkan sel mengerut. Proses pengerutan sel seperti ini disebut sebagai proses krenasi.
Penempatan sel darah dalam larutan yang hipotonik relatif terhadap cairan dalam sel menyebabkan cairan masuk ke dalam sel, sehingga sel darah merah akan pecah. Proses ini dinamakan sebagai proses hemolisis.
Seseorang yang membutuhkan pengganti cairan tubuh, baik melalui infus maupun meminum cairan pengganti ion tubuh harus memperhatikan konsentrasi cairan tersebut. Hal ini supaya untuk mencegah terbentuknya krenasi dan hemolisis. Terdapat contoh lain dari proses osmosis adalah sebagai berikut ini:
1. Timun apabila dimasukkan ke dalam larutan garam, maka akan kehilangan airnya karena proses osmosis. Hal ini membuat tumbuhan timun akan mengkerut.
2. Penyerapan air oleh akar tanaman saat sedang disirami.
3. Wortel menjadi lunak akibat kehilangan air karena menguap. Ini dapat dikembalikan dengan merendam wortel dalam air. Wortel akan tampak segar karena menyerap kembali air yang hilang.