Liputan6.com, Jakarta Plasenta dapat menempel pada dinding rahim atau uterus dan memasok bayi dengan makanan serta oksigen melalui tali pusat. Plasenta previa merupakan kondisi di mana plasenta terletak sangat rendah di dalam rahim serta menutupi seluruh atau sebagian bukaan hingga bukaan serviks yang berada di bagian atas vagina. Salah satu penyebab plasenta previa ini terjadi karena Anda pernah menjalani operasi secara caesar di masa lalu, sehingga berdampak pada kehamilan yang sedangan dijalani sekarang.Â
Baca Juga
Advertisement
Melansir dari laman marchofdimes.org, plasenta previa biasanya terjadi sekitar 1 dari 200 kehamilan. Jika Anda memiliki plasenta previa di awal kehamilan, biasanya tidak menjadi masalah karena dapat hilang seiring dengan pertumbuhan kehamilan. Namun perlu disadari bahwa penyebab plasenta previa jika terjadi secara terus menerus, akan menimbulkan pendarahan yang cukup serius, serta komplikasi yang akan terjadi kemudian hari.
Perlu diketahui bahwa pasenta akan tumbuh ke bagian atas dinding rahim, dan posisinya berada jauh dari leher rahim. Kondisi ini akan secara tetap berada di sana sampai bayi lahir. Selama tahap terakhir persalinan, setelah bayi lahir, plasenta akan terpisah dari dinding, dan kontraksi dapat mendorongnya ke jalan lahir. Jika Anda memiliki plasenta previa, maka saat serviks mulai menipis serta membuka pembuluh darah yang menghubungkan plasenta ke rahim dapat robek. Oleh karena itu, penyebab plasenta previa perlu diketahui sejak dini, untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Berikut ini penyebab plasenta previa yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (20/9/2022).Â
Penyebab Plasenta Previa
Tidak ada yang tahu pasti tentang apa yang menjadi penyebab plasenta previa. Akan tetapi, bagi Anda yang mungkin berisiko lebih tinggi mengalami plasenta previa adalah:Â
1. Anda pernah menjalani operasi secara caesar di masa lalu, sehinngga pada kehamilan berikutnya sangat mungkin untuk terkena plasenta previa
2. Pernah juga melakukan fertilisasi in vitro untuk infertilitas, dan menjadi penyebab plasenta previa terjadi pada kehamilan sekarang.Â
3. Penyabab plasenta previa terjadi, biasanya karena wanita sudah berusia35 tahun atau lebih saat mengandung.Â
4. Pernah hamil sebelumnyaÂ
5. Kemungkinan penyebab plasenta previa terjadi, karena Anda sedang hamil kembar, kembar tiga atau lebih.
6. Pernah mengalami plasenta previa pada kehamilan sebelumnya.
7. Penyebab selanjutnya juga terjadi karena Anda pernah menjalani operasi pada organ reproduksi internal, seperti miomektomi atau pengangkatan jaringan dari lapisan rahim.Â
8. Jika Anda pernah mengalami plasenta previa pada kehamilan sebelumnya, maka peluang untuk kembali terkena plasenta previa 2 hingga 3 dari 100 untuk memilikinya lagi.
Advertisement
Gejala dan Faktor Risiko Plasenta Previa
- Gejala Plasenta Previa
Melansir dari laman Healthline, adapun gejala yang dapat dirasakan ketika mengalami plasenta previa selama masa kehamilan.Â
a. Gejala yang paling umum terjadi adalah pendarahan tanpa rasa sakit dari vagina selama paruh kedua kehamilan.
b. Anda mengalami kontraksi hingga pendarahan, jika mengalami pendarahan maka segera menghubungi layanan kesehatan.Â
c. Mengalami pendarahan ringan hingga berat yang tiba-tiba dari vagina.Â
d. Mengalami kram atau nyeri yang tajam.Â
e. Mengalami pendarahan setelah melakukan hubungan seksual.
- Faktor risiko untuk mengembangkan plasenta previa
Adapun faktor risiko yang bisa Anda alami, ketika terkena plasenta previa adalah:Â
a. Pada masa kehamilan, posisi bayi yang tidak biasa dan mengalami sungsang (bokong pertama) atau melintang (berbaring horizontal di rahim)
b. Pada operasi sebelumnya yang melibatkan rahim, baik itu kelahiran secara caesar, operasi untuk mengangkat fibroid rahim, serta pelebaran dan kuretase (D&C)
c. Memiliki bentuk rahim yang tidak normal terjadi.Â
d. Orang hamil yang aktif sebagai perokok juga memiliki risiko tinggi terkena plasenta previa.Â
Cara Merawat Plasenta Previa
Perawatan plasenta previa juga tergantung pada lama kehamilan, serta keseriusan pendarahan yang terjadi bagi kesehatan Anda dan bayi Anda. Tujuan perawatan plasenta adalah untuk membuat Anda hamil selama mungkin. Maka langkah yang dilakukan oleh penyedia kesehatan, tidak merekomendasikan pemeriksaan vagina atau seks untuk mencegah kerusakan pada plasenta dan pendarahan.
Cara yang bisa dilakukan adalah dengan operasi caesar untuk hampir semua orang dengan plasenta previa untuk mencegah terjadinya pendarahan yang lebih parah. Jika berada di awal kehamilan dan tidak memiliki gejala, maka penyedia layanan kesehatan mungkin tidak akan merekomendasikan pengobatan, tetapi akan menjadwalkan USG lanjutan untuk memastikan semuanya tetap berjalan normal.
Namun jika mengalami pendarahan akibat plasenta previa, perlu penanganan yang tepat, serta diawasi secara ketat di rumah sakit. Jika tes yang dilakukan menunjukkan bahwa Anda dan bayi Anda baik-baik saja, maka perawatan yang bisa dilakukan adalah dengan mencoba membuat Anda hamil selama mungkin.
Jika Anda mengalami banyak pendarahan, maka dengan memasukkan darah baru ke dalam tubuh atau bisa dilakukan dengan transfusi darah. Dokter juga akan merekomendasikan obat-obatan yang disebut kortikosteroid untuk membantu mempercepat perkembangan paru-paru bayi Anda dan organ lain jika diperlukan persalinan prematur.
Jika pendarahan berhenti, maka kemungkinan besar Anda diizinkan untuk pulang. Namun jika mengalami pendarahan hebat karena plasenta previa pada sekitar 34 hingga 36 minggu kehamilan, penyedia layanan akan melakukan operasi caesar segera.
- Cara merawat plasenta previa lainnya
Cara melakukan perawatan lain ketika ibu mengalami plasenta previa, juga bisa dilakukan ketika:Â
a. Jumlah perdarahan yang dialami ketika ibu hamil mengalami plasenta previa
b. Perawatan tergantung pada bulan kehamilan.Â
c. Kesehatan bayi juga menjadi prioritas, ketika melakukan penanganan.
d. Posisi plasenta dan bayi
Â
Advertisement
Kasus Plasenta Previa
- Pendarahan hebat
Dalam kasus pendarahan hebat, maka dokter akan menyarankan untukmelakukan persalinan secara caesar segera setelah aman untuk melahirkan. Namun jika operasi caesar perlu dijadwalkan lebih awal, maka bayi mungkin akan diberikan suntikan kortikosteroid untuk mempercepat pertumbuhan paru-parunya.
- Pendarahan tak terkendali
Dalam beberapa kasus perdarahan yang tidak terkontrol, persalinan sesar darurat harus dilakukan.
- Komplikasi plasenta previa
Selama persalinan, leher rahim akan terbuka, sehingga memungkinkan bagi bayi untuk bergerak ke dalam saluran vagina lahir. Jika plasenta berada di depan serviks, plasenta akan mulai terpisah saat serviks terbuka, menyebabkan perdarahan internal. Oleh karena itu, hal ini dapat memerlukan operasi caesar yang darurat, bahkan jika bayinya prematur, karena orang hamil bisa mati kehabisan darah jika tidak ada tindakan. Persalinan pervaginam juga menimbulkan terlalu banyak risiko bagi orang hamil, yang dapat mengalami pendarahan hebat selama persalinan, persalinan, atau setelah beberapa jam pertama persalinan.
Diagnosis plasenta previa dapat mengkhawatirkan bagi orang yang sedang mengandung. Oleh karena itu, untuk mengatasi kondisi seperti ini, maka sangat perlu untuk mendapatkan pendidikan selama masa kehamilan. Semakin banyak yang diketahui, maka semakin Anda tahu apa yang diharapkan.Â
Â