Sukses

Pragmatis Adalah Praktis, Berikut Ciri-Ciri Pola Pikir Pragmatis

Pragmatis adalah sifat dari pola pikir yang menilai sesuatu berdasarkan manfaat dan kegunaannya.

Liputan6.com, Jakarta Pragmatis adalah sesuatu terkait pola pikir yang bersifat praktis dan berguna bagi umum. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pragmatis adalah sesuatu yang bersifat praktis dan berguna bagi umum; bersifat mengutamakan segi kepraktisan dan kegunaan (kemanfaatan); mengenai atau bersangkutan dengan nilai-nilai praktis.

Selain makna tersebut, KBBI juga menyebutkan bahwa pragmatis adalah sesuatu yang berkenaan dengan pragmatisme. Pragmatisme sendiri merupakan aliran filsafat yang mengajarkan bahwa kebenaran dari segala sesuatu berdasarkan kepada manfaat yang diberikannya. Sesuatu hal ini dinilai dari kebergunaannya bagi tindakan manusia untuk kehidupannya.

Pola pikir pragmatis adalah pola pikir yang lebih mengedepankan pada hasil atau manfaat yang bisa diperoleh dari suatu cara, proses, atau tindakan. Dalam pikiran pragmatis, sesuatu hal dianggap berguna jika menghasilkan manfaat atau guna bagi dirinya.

Maka tidak mengherankan jika pragmatis adalah sesuatu yang sering dikaitkan dengan langkah-langkah atau proses yang berorientasi pada hasil yang bisa langsung dirasakan. Demikian penjelasan sederhana mengenai pragmatis.

Untuk memahami lebih dalam mengenai pengertian pragmatis, berikut ulasan lebih dalamnya, seperti yang telah Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (20/9/2022).

2 dari 5 halaman

Pengertian Pragmatis

Pragmatis adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu pragmata. Pragmata sendiri berarti tindakan atau perbuatan. Sementara itu menurut KBBI, pragmatis adalah bersifat praktis, atau lebih mementingkan nilai kepraktisan dan kegunaannya. Pragmatis juga diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dan berhubungan dengan pragmatisme.

Di samping pengertian tersebut, masih ada sejumlah pengertian pragmatis berdasarkan pendapat para ahli.

Menurut Meiyani, pragmatis adalah manfaat hidup praktis. Sedangkan menurut John Dewey, pragmatis adalah peraturan berpikir reflektif yang menjadi fokus utama dan akhirnya adalah hasil.

Selanjutnya menurut Pierce, pragmatis adalah suatu pemahaman logika yang digunakan untuk menghasilkan ide menjadi jelas dan berarti serta merupakan metode yang berguna untuk menerjemahkan makna dari ide-ide tersebut.

Sementara itu menurut Wona, pragmatis adalah sebuah konsep yang berlawanan dengan idealis, yaitu konsep yang fokusnya melalui cara yang bersifat praktis dan mengesampingkan sisi ketidakbergunaan.

Dari sejumlah pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pragmatis adalah sesuatu yang yang terkait dengan cara berpikir praktis yang mengutamakan manfaat, kegunaan, dan hasil.

3 dari 5 halaman

Pragmatis dan Pragmatisme

Sebagaimana makna berdasarkan KBBI, pragmatis adalah sesuatu yang berkenaan dengan pragmatisme. Pragmatisme adalah tradisi filosofis yang menganggap kata-kata dan pemikiran sebagai alat dan instrumen untuk prediksi, pemecahan masalah, dan tindakan, dan menolak gagasan bahwa fungsi pemikiran adalah untuk menggambarkan, mewakili, atau mencerminkan realitas.

Kamu pragmatis adalah penganut aliran filsafat ini, Mereka menganggap bahwa sebagian besar topik filosofis seperti sifat pengetahuan, bahasa, konsep, makna, kepercayaan, dan sains, sebaiknya dilihat dari sisi kegunaan dan keberhasilan praktisnya.

Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mulai berkembang di di Amerika Serikat pada tahun 1870-an. Filsuf Charles Sanders Peirce, William James, dan John Dewey, adalah sejumlah tokoh yang mengawali perkembangan filsafat pragmatisme.

Pada tahun 1878, Peirce menggambarkannya dalam pepatah pragmatisnya: "Pertimbangkan efek praktis dari objek konsepsi Anda. Kemudian, konsepsi Anda tentang efek tersebut adalah keseluruhan konsepsi Anda tentang objek."

4 dari 5 halaman

Karakteristik Pragmatisme

Aliran filsafat pragmatisme tentu memiliki ciri-ciri dan karakteristik yang membuatnya berbeda dari aliran filsafat lainnya. Adapun ciri-ciri pragmatisme antara lain adalah sebagai berikut:

1. Tidak Mempertanyakan Hal yang Normatif

Bagi penganut pragmatisme, segala pengertian yang mempunyai tendensi untuk menjelaskan semua hal dalam setiap situasi mustahil untuk didapatkan. Pragmatisme menemukan bahwa ada banyak kriteria mengenai kebenaran dan kebaikan. Dalam epistemologi misalnya, kita menemukan berbagai teori kebenaran seperti koherensi, korespondensi, dan pragmatik.

2. Anti Absolutisme

Pragmatisme disebut juga relativisme radikal, karena melawan absolutisme. Artinya tidak taat pada pemerintahan yang tanpa undang-undang dasar.

3. Anti Dualisme

Pragmatis adalah kaum yang menolak dualisme. Penolakan mereka berdasarkan asumsi mengenai hakikat realitas sebagai sesuatu yang terus mengalir, bukan yang terpecah-pecah dalam unit-unit, serta pendirian bahwa yang paling utama adalah yang terbukti dalam tindakan.

5 dari 5 halaman

Ciri-Ciri Pragmatis

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, pragmatisme adalah aliran filsafat yang menganggap bahwa kebenaran suatu nilai hanya dilihat dari manfaat dan kegunaan praktisnya. Pandangan ini kadang terwujud dari berbagai bentuk tindakan.

Penganut pragmatisme atau yang disebut kaum pragmatis adalah orang-orang yang dapat dikenali dari ciri-ciri dan sifatnya. Ciri-ciri pragmatis adalah sebagai berikut:

1. Menggebu-gebu Menggapai Sesuatu

Tak ada salahnya menjadi ambisius, asal ke arah yang baik. Namun, orang yang kelewat ambisius cenderung memiliki sifat menggebu-gebu alias tak sabaran. Tak jarang mereka juga sering mengabaikan aspek-aspek penting, dan hanya fokus pada hasilnya saja.

2. Menghalalkan Segala Cara

Pragmatis adalah sesuatu yang bersifat praktis, dan hanya menilai sesuatu berdasarkan nilai guna dan manfaatnya. Dengan kata lain, penganut pragmatisme atau kaum pragmatis adalah sosok yang lebih berorientasi pada hasil. Karena mereka hanya berfokus pada hasil, tidak jarang mereka akan menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan.

3. Lupa Kapasitas Diri

Pragmatis adalah sifat pemikiran yang hanya fokus pada manfaat dan hasil akhir. Padahal untuk mencapai tujuan tertentu, seseorang harus mencapai tujuan-tujuan kecil dulu. Misalnya, untuk menduduki suatu posisi jabatan, penting bagi seseorang untuk meningkatkan kompetensinya agar memiliki kapasitas yang layak dengan posisinya sekarang.

Namun, karena pragmatis adalah sifat pemikiran yang lebih berfokus pada hasil akhir, hal-hal semacam itu kadang diabaikan. Maka tidak mengherankan jika beberapa di antara orang-orang pragmatis adalah orang yang tidak menyadari kapasitas dirinya.

4. Suka Membanding-bandingkan

Pragmatis adalah sifat pemikiran yang berfokus pada kegunaan dan hasil akhir. Maka tidak mengherankan jika orang pragmatis adalah orang yang sering membanggakan hasil akhir yang telah mereka capai, seperti jabatan, gaji, gaya hidup hingga jumlah likes & followers di sosial media.

Bagi orang pragmatis, hasil adalah segalanya. Maka tidak mengherankan jika mereka senang membanggakan hasil-hasil yang mereka capai dengan pencapaian orang lain.

5. Merasa Paling Sibuk

Pragmatis adalah sifat pemikiran yang menilai sesuatu berdasarkan kegunaan dan hasil akhir. Dengan kata lain, orang pragmatis adalah orang yang mengedepankan hasil akhir yang bisa dengan segera dirasakan. Untuk mendapatkan hasil yang bisa segera dirasakan, orang pragmatis adalah tipe yang akan melakukan segala upaya sampai hasil yang diinginkan tercapai.

Maka tidak mengherankan jika mereka tidak mengalokasikan waktu, dan memahami kapan mereka harus bekerja dan kapan harus bersenang-senang. Biasanya, orang pragmatis adalah orang yang praktis yang biasanya juga orang yang gila kerja. Menurutnya, dengan bekerja dengan lebih keras dan dengan waktu yang lebih lama, maka hasilnya akan segera terasa.