Sukses

17 Penyebab Bayi Lahir Prematur, Pahami Faktor Risiko, Gejala dan Cara Pencegahannya

Kelahiran prematur merupakan kondisi ketika bayi lahir terlalu dini, yaitu sebelum 37 minggu kehamilan.

Liputan6.com, Jakarta Penyebab bayi prematur perlu diwaspadai. CDC (Centers for Disease Control and Prevention) menyebutkan bahwa kelahiran prematur merupakan kondisi ketika bayi lahir terlalu dini, yaitu sebelum 37 minggu kehamilan. Hal ini karena pada umumnya, kehamilan normal berlangsung sekitar 40 minggu.

Pada tahun 2018, WHO juga menyatakan bahwa diperkirakan sekitar 15 juta bayi dilahirkan secara prematur. Indonesia sendiri menduduki peringkat kelima dalam jumlah kelahiran bayi prematur dengan jumlah sekitar 675.700 kelahiran. Kelahiran prematur menjadi perhatian yang cukup besar.

Ini karena semakin awal bayi lahir, maka semakin tinggi risiko kematian atau kecacatan serius. Bayi yang bertahan hidup dapat mengalami masalah pernapasan, masalah pencernaan dan bahkan pendarahan pada otak. Lebih lanjut masalah jangka panjang dapat meliputi keterlambatan perkembangan dan kinerja yang lebih rendah di sekolah.

Sub kategori kelahiran prematur meliputi, prematur ekstrem atau extremely preterm (kurang dari 28 minggu), sangat prematur atau very preterm ( 28-32 minggu) dan prematur sedang hingga akhir ( 32 hingga 37 minggu).

Lebih lanjut WHO menyatakan bahwa penyebab kelahiran prematur yang umum, termasuk kehamilan kembar, infeksi dan kondisi kronis seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Akan tetapi, lebih sering tidak ada penyebab yang diidentifikasi. 

Menjadi masalah yang serius, maka setiap orang tua, terutama wanita yang mengandung anaknya perlu memperhatikan faktor-faktor risiko yang mungkin menjadi penyebab bayi lahir prematur. Oleh karena itu, liputan6 telah merangkumkan dari Institute of Medicine of The Academies, Amerika Serikat dan berbagai sumber terpercaya lainnya tentang penyebab bayi lahir prematur, konsekuensi dan pencegahannya, pada Selasa (20/9/2022).

2 dari 5 halaman

Penyebab Bayi Lahir Prematur

A. Pengaruh Perilaku Pada Kelahiran Prematur

Perilaku ibu selama kehamilan dapat berpengaruh pada kehamilan. Beberapa perilaku yang dapat menjadi penyebab bayi lahir prematur adalah sebagai berikut:

 1. Merokok

Merokok diklaim sebagai salah satu penyebab paling umum kelahiran prematur dan dapat dicegah agar tidak menghasilkan kehamilan yang merugikan. Merokok sangat terhubung dengan solusio plasenta, penurunan berat badan lahir dan kematian bayi.

2. Mengkonsumsi Alkohol

Penyebab bayi lahir berikutnya berkaitan dengan mungkin perilaku meminum alkohol. Tingginya kadar alkohol yang dikonsumsi selama kehamilan memiliki efek buruk yang jelas pada perkembangan janin. Wanita yang mengkonsumsi lebih dari satu minuman per hari, rata-rata memiliki peningkatan risiko kelahiran prematur. Pada studi lebih lanjut disebutkan bahwa efek yang berbeda dapat diamati pada tingkat dosis yang berbeda.

3. Penggunaan Obat-obatan Terlarang

Terdapat indikasi bahwa penggunaan ganja, misalnya dapat memengaruhi kelahiran prematur. Pada pengguna kokain, mengalami sekitar dua kalil lipat peningkatan risiko kelahiran prematur dibandingkan dengan yang untuk non-pengguna.

4. Kurangnya asupan Gizi

Penyebab bayi lahir prematur berikutnya dikaitkan dengan nutrisi ibu. Asupan beberapa nutrisi yang tidak cukup dikaitkan dengan meningkatnya faktor kelahiran prematur. Ada beberapa konsistensi dalam bukti dari uji coba acak bahwa suplementasi zat besi dan folat dapat mengurangi tingkat kelahiran prematur. Sedangkan rendahnya vitamin C dikaitkan dengan peningkatan risiko pecahnya membran prematur yang menyebabkan kelahiran prematur.

Masih terdapat beberapa nutrisi yang terkait dengan kelahiran prematur, seperti asupan seng dan kalsium. Intinya adalah penting bagi ibu untuk menjaga asupan nutrisi selama kehamilan karena apa yang ibu makan akan berdampak pada tumbuh kembang janin.

5. Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksudkan merupakan tuntutan kerja fisik yang relatif jarang terjadi di negara-negara maju, tetapi umum terjadi di banyak negara lainnya yang mana juga menjadi sumber stress psikologis karena tuntutannya pada wanita hamil. Akan tetapi pekerjaan yang mencukupi ekonomi juga akan menunjang kebutuhan selama kehamilan.

Oleh karena itu, studi terbaru lebih menyebutkan bahwa jam kerja yang panjang, pekerjaan yang menuntut fisik yang kemudian menyebabkan juga kelelahan atau kondisi lainnya yang dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko. Namun, dampak pekerjaan sebagai penyebab bayi lahir prematur sangat tergantung pada kondisi sosial ekonomi di lokasi geografis penelitian, implikasi pekerjaan untuk sumber daya ekonomi, akses perawatan medis serta karakter khusus dari pekerjaan tersebut.

6. Aktivitas Fisik

Aktivitas yang intens dikhawatirkan akan menjadi penyebab bayi lahir prematur. Akan tetapi, meskipun aktivitas intens memiliki efek fisiologis yang menimbulkan kekhawatiran atas peningkatan risiko kelahiran prematur, mekanisme yang relevan yang melibatkan metabolisme glukosa dan efek vaskular akan konsisten dengan pengurangan risiko kelahiran prematur.

7. Douching Sebelum dan Selama Kehamilan

Douching adalah mencuci atau membersihkan bagian dalam vagina dengan air atau campuran cairan lainnya. Douching berkaitan dengan Vaginosis bakteri (BV), yang merupakan infeksi pada vagina.Douching mengubah mikroflora vagina dan dapat memfasilitasi perjalanan patogen vagina ke saluran reproduksi bagian atas yang berkontribusi terhadap peradangan dan mungkin kelahiran prematur. Kemudian, durasi douching yang sering dan lama sebelum kehamilan juga terkait dengan peningkatan risiko kelahiran prematur. 

3 dari 5 halaman

Penyebab Bayi Lahir Prematur

A. Faktor Psikososial dan Kelahiran Prematur

Bagian ini adalah tentang temuan ilmiah terkait dengan stres (termasuk rasisme sebagai pemicu stres), dukungan sosial, dan maksud kehamilan dan kaitannya dengan terjadinya persalinan prematur.

 1. Stress

Pada berbagai studi yang dijelaskan dalam buku “ Preterm birth: causes, consequences, and prevention” oleh RE Berhrman dkk ini mendapat kesimpulan bahwa terdapat efek dari stres pada persalinan prematur dan usia kehamilan. Stress ibu menyebabkan pelepasan peningkatan kadar katekolamin dan kortisol yang dapat secara prematur mengaktifkan hormon pelepas kortikotropin plasenta, sehingga memicu kaskade biologis yang mengarah pada timbulnya persalinan prematur.

Stress juga dapat mengubah kekebalan tubuh yang menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap infeksi atau peradangan intra-ketuban. Infeksi dapat memainkan peran kunci dalam patogenesis kelahiran prematur, terutama persalinan prematur yang sangat prematur.

2. Peristiwa Kehidupan

Peristiwa kehidupan adalah peristiwa besar yang dialami oleh individu,  mungkin seperti perceraian, kematian dalam keluarga, penyakit, cidera atau bahkan kehilangan pekerjaan. Peristiwa-peristiwa tersebut kemudian berpadu dengan stress dan mungkin hal psikologis lainnya.

Tingginya jumlah peristiwa kehidupan dan peristiwa kehidupan yang parah dan atau peristiwa kehidupan dengan dampak besar memungkinkan menjadi penyebab bayi lahir prematur. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mempelajari tingkat keparahan peristiwa dan menilai mana yang memiliki dampak negatif tertinggi.

3. Tanggapan Emosional dan Keadaan Afektif

Waktu yang paling rentan dalam kehamilan untuk emosi memiliki efek pada fisiologi belum jelas, tetapi beberapa penelitian, termasuk penelitian Rini dkk pada tahun 1999 menunjukkan minggu ke-24 dan 30 kehamilan. Misalnya dalam hal ini adalah wanita yang mulai mengalami kecemasan di waktu kehamilan tersebut.

Intinya, wanita yang misalnya terus cemas selama kehamilan tidak mungkin akan merawat diri mereka sendiri dengan baik. Yang mana kedua keadaan psikis tersebut dikaitkan dengan implikasi perilaku lainnya, seperti asupan nutrisi, penggunaan zat, tidur dsb yang pada akhirnya dapat berpengaruh atau menjadi faktor risiko kelahiran prematur.

4. Rasisme

Secara umum, studi yang ada tentang rasisme dan persalinan prematur menunjukkan bahwa rasisme mungkin menjadi pemantik stres yang kuat sepanjang masa hidup wanita Afrika-Amerika yang turut serta pada penjelasan tentang perbedaan ras dan etnis dalam tingkat kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah.

4 dari 5 halaman

Penyebab Bayi Lahir Prematur

Faktor-Faktor Penyebab Bayi Lahir Prematur atau Persalinan Prematur Lainnya

Dilansir dari Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development, mempertimbangkan faktor-faktor berikut juga dapat menjadi risiko tinggi penyebab bayi lahir prematur :

1. Perempuan yang pernah melahirkan prematur sebelumnya atau yang pernah mengalami persalinan prematur

2. Hamil anak kembar. Studi menunjukkan bahwa lebih dari setengah  kasus kelahiran kembar  terjadi prematur dibadingnkan dengan hanya 10 persen pada kelahiran bayi tunggal.

3. Perempuan dengan kelainan pada organ reproduksi. Misalnya, perempuan yang memiliki leher rahim pendek atau yang memendek pada trimester kedua.

4. Kondisi medis tertentu juga dapat menempatkan perempuan berisiko tinggi mengalami persalinan prematur, seperti infeksi saluran kemih, infeksi menular seksual, infeksi vagina (vaginosis bakter dan trikomoniasis), hipertensi, pendarahan dari vagina, kelainan perkembangan pada janin, kehamilan akibat fertilisasi in virto, periode waktu antar kehamilan yang sebentar, plesenta previa, pecahnya rahim, masalah pembekuan darah dsb.

5. Usia ibu

Perempuan yang usianya kurang dari 18 tahun lebih mungkin untuk melahirkan prematur. Perempuan yang berusia lebih dari 35 tahun juga berisiko memiliki bayi prematur karena mereka bahkan lebih mungkin memiliki kondisi lain, seperti diabetes atau hipertensi yang dapat menyebabkan komplikasi dan perlu dilakukan persalinan prematur.

6. Faktor gaya hidup dan lingkungan tertentu, seperti terlambat atau tidak ada perawatan kesehatan saat hamil, paparan polutan lingkungan, bahkan mengalami kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan fisik serta pelecehan seksual juga dapat manjdi faktor penyebab bayi lahir prematur.

5 dari 5 halaman

Gejala dan Pencegahan Kelahiran Bayi Prematur

Adapun gejala persalinan prematur yang dilansir dari ACOG (The American College of Obstetricians and Gynecologist). Kontraksi persalinan prematur menyebabkan perubahan pada serviks. Perubahan tersebut meliputi effacement (penipisan serviks) dan pelebaran atau pembukaan serviks. Tanda dan gejalanya meliputi :

- Kram perut ringan dengan atau tanpa disertai diare

- Perubahan jenis keputihan, berair, berdarah atau disertai lendir

- Kontraksi (perut menegang seperti kepalan tangan) setiap 10 menit atau sering

- Sakit punggung yang rendah, konstan, kusam

- Tekanan panggul disertai perasaan bayi mendorong ke bawah

- Membran pecah

Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, maka segera hubungi dokter atau segera dibawa ke rumah sakit.

Masih di lansir dari ACOG, jika Anda berisiko mengalami kelahiran prematur, perawatan yang mungkin diberikan adalah :

1. Suntikan Progesteron

Jika mengalami prematur dengan satu bayi, dan Anda hamil singleton lagi, mungkin Anda akan ditawari suntikan progresteron mulai dari 16 hingga 24 minggu. Hormon ini akan dapat membantu mencegah kelahiran prematur lainnya.

2. Progresteron Vagina

Perawatan ini mungkin diberikan ketika Anda belum pernah mengalami kelahiran prematur sebelumnya, tetapi leher rahim Anda sangat pendek diusia 24 minggu atau lebih awal.

3. Cerclage

Jika Anda memiliki leher rahim pendek dan pernah mengalami kelahiran prematur sebelumnya, prosedur ini akan dilakukan. Serviks akan ditutup dengan satu atau lebih jahitan.

4. Strategi lain

- Memberikan perempuan akses perawatan kesehatan sebelum dan selama kehamilan

- Mengindentifikasi jika berisiko mengalami persalinan prematur

- Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, minimal menunggu setidaknya 18 bulan di antara kehamilan

Demikian pembahasan tentang penyebab bayi lahir prematur, gejala dan bagaimana upaya yang dapat mencegah persalinan prematur. Mencegah kematian dan komplikasi dari kelahiran prematur dimulai dari kehamilan yang sehat. Kemudian, perawatan berkualitas sebelum, antara dan selama kehamilan juga dibutuhkan  memastikan semua wanita memiliki pengalaman kehamilan yang positif. Pencegahan bayi lahir prematur yang mungkin disebabkan dari gaya hidup atau perilaku ibu, maka yang harus dilakukan agar perilakunya tidak menjadi penyebab bayi lahir prematur adalah dengan menghentikan,mengubah dan menjauhi apa yang tidak baik bagi janin. Misalnya, jika tidak suka makan-makanan yang bergizi, maka demi kesehatan janin, makanlah yang bergizi.

 

Reporter magang : Friska Nur Cahyani

Video Terkini