Sukses

Riya Adalah Pamer, Kenali Ciri-Ciri dan Cara Menghindarinya dalam Islam

Riya adalah gambaran dari tindakan seseorang yang melakukan suatu amalan dengan tujuan pamer agar dilihat oleh orang lain.

Liputan6.com, Jakarta Riya adalah salah satu penyakit hati yang wajib untuk dihindari karena dapat merusak amal kebaikan umat muslim. Dalam Islam, riya adalah perbuatan tercela yang tidak disukai oleh Allah SWT. Riya juga dikenal sebagai sebutan syirik kecil.

Riya adalah gambaran dari tindakan seseorang yang melakukan suatu amalan dengan tujuan pamer agar dilihat oleh orang lain. Pengertian riya perlu dikenali oleh setiap muslim supaya dapat segera menghindarinya.

Riya juga tergolonng penyakit hati yang memberikan dampak buruk bagi yang melakukannya. Untuk itu, riya perlu untuk dijauhi. Riya adalah perbuatan yang dapat muncul dalam bentuk perbuatan maupun niat dalam hati.

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai pengertian riya beserta ciri-ciri dan cara menghindarinya dalam islam yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (23/9/2022).

2 dari 5 halaman

Pengertian Riya

Riya adalah pamer. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian pamer adalah menunjukkan sesuatu yang dimiliki kepada orang lain dengan maksud memperlihatkan kelebihan atau keunggulan untuk menyombongkan diri.

Secara etimologi, kata riya berasal dari kata Arriyaa’u yang berarti memperlihatkan atau pamer. Riya adalah perbuatan memperlihatkan sesuatu baik barang atau perbuatan baik dengan maksud agar dilihat orang lain dan mendapat pujian.

Riya adalah perbuatan yang diharamkan dalam Islam. Allah SWT sangat membenci umat muslim yang riya. Riya adalah bentuk syirik kecil yang dapat merusak ibadah dan mengurangi pahala. Kebaikan yang didasarkan dengan riya tidak bernilai di hadapan Allah.

Penyebab munculnya sikap riya dalam hati seorang muslim karena kurangnya pemahaman akan tujuan amal dan ibadah yang dilakukan. Selain itu, penyebab lainnya terjadi karena kurang iman kepada Allah dan hari akhirat serta ketidakjujuran menjalankan perintah agama. 

3 dari 5 halaman

Ciri-Ciri Riya

Menurut Ali bin Abi Thalib, ciri-ciri orang riya terdapat dalam jiwa seseorang. Terdapat tiga ciri-ciri orang yang bersikap riya adalah malas berbuat sesuatu apabila sedang sendirian, semangat mengerjakan sesuatu jika dilihat orang lain, semakin semangat jika dipuji serta malas berbuat apabila dicibir.

Sedangkan menurut Aminudin dan Harjan Syuhada, ada enam jenis riya di dunia ini. Antara lain riya dengan perkataan, riya dengan amal perbuatan, riya dengan badan, riya dengan tingkah laku dan pakaian, riya dengan kepandaian, serta riya dengan banyak teman dan pergaulan.

4 dari 5 halaman

Dalil tentang Riya

Dalam Al-Qur’an juga menegaskan mengenai larangan dari perbuatan riya, sebagai berikut:

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah: 264).

Selain itu, juga beberapa hadis juga menyinggung mengenai perbuatan riya. Berikut dalilnya pada hadis:

“Maukah aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih tersembunyi di sisiku atas kalian daripada Masih ad Dajjal?” Dia berkata,”Kami mau,” maka Rasulullah berkata, yaitu syirkul khafi; yaitu seseorang shalat, lalu menghiasi (memperindah) shalatnya, karena ada orang yang memperhatikan shalatnya.” (HR. Ibnu Majah).

Bahkan terdapat pula hadis yang membahas mengenai perbuatan riya lebih berbahaya dan merusak akhlak dari umat muslim. Berikut hadisnya:

“Tidaklah dua ekor serigala yang lapar dan dilepaskan di tengah sekumpulan domba lebih merusak daripada ketamakan seorang kepada harta dan kedudukan bagi agamanya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Darimi, dan yang lainnya dari Ka’ab bin Malik).

5 dari 5 halaman

Cara Menghindari Riya

Riya adalah penyakit hati yang dibenci oleh Allah SWT. Perbuatan ini dapat menghilangkan amal perbuatan baik seseorang. Untuk itu, anda perlu menjauhkan diri dari perbuatan riya. Berikut ini terdapat beberapa cara menghindari riya, antara lain:

1. Niat beribadah hanya kepada Allah SWT Semata

Riya bisa dihindari dengan memfokuskan niat ibadah hanya semata-mata karena Allah SWT dan bukan karena ingin mendapat sanjungan atau pujian dari manusia lain. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang memperoleh sesuai apa yang ia niatkan”. (H.R.Bukhari Muslim).

2. Selalu mengingat Allah SWT

Manusia harus sering meminta perlindungan kepada Allah, salah satunya melalui dzikir. Sebab dengan berzikir seorang muslim akan senantiasa teringat oleh Allah SWT dan dapat menebalkan keimanan kita.

3. Mengendalikan hati

Dengan berusaha mengendalikan hati supaya tidak terbuai dengan pujian orang lain. Sebuah pujian memang bisa memotivasi diri agar menjadi lebih baik. Namun, terkadang pujian juga bisa menjadi racun hingga membuat seseorang menjadi riya. Maka dari itu, cobalah untuk tidak berbangga diri dengan mengendalikan hati.

4. Menyembunyikan amal kebaikan seperti menyembunyikan aib

Cara menghindari perbuatan riya selanjutnya adalah menyembunyikan amal kebaikan seperti bersedekah seolah tangan kanan memberi, tangan kiri tidak mengetahui. Namun, ibadah umum yang tidak bisa disembunyikan, seperti salat jamaah di masjid, membaca Al-Qur’an, atau puasa tak perlu ditutupi. Terpenting berusahalah ikhlas mengerjakan ibadah karena Allah SWT

5. Berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah SWT

Sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk melibatkan Allah SWT dalam segala urusan kita di dunia Termasuk berlindung dari sifat-sifat yang tercela seperti riya. Dengan berdoa secara tulus, keimanan akan diperkuat dan dilindungi dari godaan setan.