Liputan6.com, Jakarta Cara menghitung RAB penting diketahui bagi anda yang merencanakan untuk membangun rumah secara mandiri. RAB sendiri merupakan singkatan dari Rencana Anggaran Biaya, yang dibutuhkan untuk memperkirakan jumlah biaya yang diperlukan untuk membangun sebuah rumah atau bangunan.
Baca Juga
Advertisement
Banyak orang yang memilih untuk membangun rumahnya sendiri daripada membeli rumah yang sudah jadi, karena memiliki selera dan kebutuhan yang berbeda-beda. Dan untuk melakukannya, salah satu hal yang harus dipertimbangkan adalah biaya yang perlu dikeluarkan, hal ini lah yang membuat cara menghitung RAB penting untuk diketahui.
Cara menghitung RAB terbilang sangat mudah untuk dilakukan oleh siapa saja, hal yang perlu anda perhatikan adalah telah memiliki desain bangunan yang ingin dibuat dan daftar harga bahan bangunan yang diperjualbelikan di pasaran.
Lebih lengkapnya, berikut ini Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber tentang cara menghitung RAB, beserta dengan pengertian, fungsi, dan jenisnya. Jumat (30/9/2022).
RAB (Rencana Anggaran Biaya)
RAB (Rencana Anggaran Biaya)
RAB yang merupakan singkatan dari Rencana Anggaran Biaya merupakan acuan dasar perhitungan atas biaya keseluruhan yang diperlukan dari sebuah pekerjaan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Secara umum, perhitungan RAB meliputi biaya bahan material, tenaga, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pengerjaan hingga pengerjaan tersebut selesai.
RAB diperlukan untuk menjadi acuan dalam pengerjaan proyek konstruksi agar pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu RAB perlu dihitung dengan rinci dan jelas untuk memastikan dana yang digunakan dan disediakan cukup dan tepat.
Konsep RAB ini nantinya juga bisa digunakan untuk menggambarkan bagaimana spesifikasi pekerjaan, peralatan kerja dan tenaga kerja yang dilibatkan dalam proses pembangunan. RAB juga bisa digunakan sebagai titik penentu harga awal bangunan yang ingin akan dibangun, jika ingin dijual.
Advertisement
Fungsi RAB
Fungsi RAB
Menyusun RAB yang tepat dan detail akan membantu dalam menjalankan pembangunan sesuai dengan pedoman yang telah dibuat sesuai rencana. Selain itu terdapat beberapa fungsi RAB lainnya yang perlu diketahui, yaitu:
1. Penentu Kebutuhan Peralatan Kerja
Dalam proses pembangunan, peralatan menjadi salah satu faktor utama yang perlu disiapkan. Kebutuhan peralatan kerja dapat diketahui melalui RAB yang sudah dibuat sesuai dengan rincian pekerjaannya.
2. Dasar Untuk Memilih Kontraktor
Memilih kontraktor yang tepat juga sangat berpengaruh terhadap hasil pekerjaan yang diinginkan. Oleh karenanya, anda tidak bisa sembarangan memilih kontraktor. RAB yang sudah dibuat selanjutnya bisa digunakan untuk menentukan kontaktor yang tepat untuk mengerjakan proses pembangunan.
3. Menentukan Kebutuhan Material
Fungsi RAB selanjutnya adalah sebagai acuan dalam menentukan kebutuhan material yang diperlukan dalam proses pengerjaan. Saat menghitung penggunaan material pastikan tidak ada kesalahan. Karena kesalahan dalam menghitung material yang dibutuhkan akan berimbas pada bertambahnya total biaya keseluruhan.
4. Menghitung Biaya Keseluruhan
Dengan merancang RAB, anda telah secara detail merencanakan seberapa besar biaya keseluruhan yang harus dikeluarkan selama proses pembangunan berlangsung baik dari awal sampai selesai. Dari sini anda juga bisa mengukur dan menyiapkan biaya yang diperlukan.
Jenis-jenis RAB
Jenis-jenis RAB
RAB dibagi menjadi beberapa jenis, tergantung dari tipe bangunan yang akan dibangun, namun secara garis besar RAB bangunan dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. RAB bangunan umum
RAB bangunan umum digunakan untuk menghitung anggaran, seperti pengadaan alat baru, perluasan tempat usaha, ataupun meningkatkan kapasitas mesin produksi. Bisa dibilang, RAB bangunan umum ini berfungsi untuk pengadaan barang.
2. RAB bangunan konstruksi
RAB bangunan konstruksi lebih detail daripada RAB bangunan umum, karena digunakan untuk mendirikan bangunan, baik komersial maupun rumah tinggal. RAB bangunan konstruksi terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
- RAB bangunan taksiran: RAB jenis ini digunakan oleh pemilik bangunan atau proyek untuk memberikan gambaran umum tentang anggaran dan detail ide yang akan diimplementasi.
- RAB bangunan pendahuluan: Setelah ide dijabarkan oleh pemilik proyek, rencana desain akan dibuat oleh arsitek atau konsultan proyek. Arsitek inilah yang akan membuat RAB bangunan pendahuluan untuk memberikan estimasi biaya dari sebuah proyek.
- RAB bangunan detail: Berdasarkan gambar desain dari arsitek, kontraktor akan membuat RAB bangunan secara detail beserta perhitungan biayanya.
- RAB bangunan sesungguhnya: RAB bangunan inilah yang akan menjadi dasar kontrak sebelum pelaksanaan pembangunan proyek dimulai.
Advertisement
Cara Menghitung RAB Bangunan
Cara Menghitung RAB Bangunan
Terdapat 2 cara yang digunakan dalam menghitung RAB sebuah bangunan. Pertama, dengan sistem meter dalam persegi dan juga sistem analisis pada harga satuan dari suatu bangunan. Kedua sistem memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Sistem meter persegi sendiri memiliki kelebihan dalam hal perhitungan waktu yang lebih cepat. Sedangkan sistem analisis harga satuan bangunan menawarkan tingkat akurasi yang lebih baik. Berikut penjelasannya:
1. Cara Menghitung Sistem RAB Per Meter Persegi
Langkah pertama adalah memastikan data yang diperlukan sudah tersedia, seperti luas bangunan dan harga bangunan per meter persegi. Sesuaikan harga bangunan dengan waktu pembangunan rumah dan lokasi bangunan.
Contoh: Dalam membangun rumah sederhana dengan lebarnya 10 meter dan panjang 20 meter, maka luas dari bangunan tersebut yaitu adalah 200 meter persegi. Harga bangunan per meter persegi pada saat konstruksi diperkirakan sekitar Rp. 2 juta. Selanjutnya bisa dikalikan dengan luas dari bangunan pada harga per meter perseginya yaitu adalah 200 meter persegi x 2 juta Rupiah, hasilnya yaitu adalah Rp400 juta.
Â
2. Cara Menghitung RAB Pada Sistem Analisis Harga Satuan Bangunan
Untuk cara ini pastikan sudah memiliki gambar rumah yang akan dibangun, daftar untuk spesifikasi material dan juga harganya, daftar dari detail pekerjaan, daftar biaya tenaga kerja, dan juga hitung volume item dalam pekerjaan. Setiap pekerjaan dihitung dengan volumenya berdasarkan dari gambar dan juga ukuran bangunan. Harga satuan ini akan dihitung dengan cara dikalikan dengan berapa volume harga satuan.
Contoh: Rumah membutuhkan pemasangan ubin seluas 100 meter persegi. Biaya dalam pemasangan ubin sendiri dapat dihitung dengan mengalikan dari luas harga per satuan dari ubinnya, misalnya harganya Rp. 100 ribu. Jadi, biaya dalam peletakan ubin yaitu adalah Rp. 10 juta.