Liputan6.com, Jakarta Bacaan doa keluar kamar mandi dan artinya wajib diketahui dan dihafalkan oleh setiap umat Islam. Bacaan doa ini diamalkan supaya diringankan dosa dan dilindungi dari gangguan fisik. Hal ini karena kamar mandi merupakan tempat kotor dan paling disukai setan.
Baca Juga
Advertisement
Membaca doa keluar kamar mandi dan artinya merupakan salah satu adab masuk dan keluar kamar mandi yang perlu dipraktikkan setiap harinya. Adab kamar mandi ini perlu diketahui agar senantiasa dilindungi oleh Allah SWT.
Bacaan doa keluar kamar mandi dan artinya juga disinggung dalam hadis, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa iblis ingin memiliki tempat tinggal, seperti Nabi Adam As yang tinggal di bumi. "Ya Allah, Adam dan keturunannya Engkau beri tempat tinggal di bumi, maka berilah pula aku tempat tinggal,’’ kata iblis.
Allah SWT berfirman, ‘‘Tempat tinggalmu adalah WC (kamar mandi atau jamban).’’ (HR Bukhari).
Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai bacaan doa keluar kamar mandi dan artinya, serta adab-adabnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (4/10/2022).
Bacaan Doa Keluar Kamar Mandi dan Artinya
Setelah membuang hajat dan ingin keluar, anda juga dianjurkan untuk membaca doa keluar kamar mandi dan artinya adalah sebagai berikut:
Arab Latin: Guhfroonaka alhamdulillahi alladzi adzhaba ‘anni al-adza wa ‘aafaani. Allahumma ij’alni minat tawwaabiina waj’alni minal mutathohhiriin. Allahumma thohhir qolbi minan nifaaqi wa hashshin farji minal fawaahisyi
Artinya, "Dengan mengharap ampunanmu, segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakit dari tubuhku, dan menyehatkan aku. Ya Allah, jadikanlah aku sebagai bagian orang yang bertobat dan jadikanlah aku bagian dari orang yang suci. Ya Allah, bersihkan hatiku dari kemunafikan, dan jaga kelaminku dari perbuatan keji (zina)."
Advertisement
Adab Keluar Kamar Mandi
Setelah mengetahui bacaan doa keluar kamar mandi dan artinya yang telah dijelaskan di atas, anda juga perlu mengetahui adab-adab keluar kamar mandi supaya terhindar dari bahaya dan godaan setan. Berikut adab-adabnya, yakni:
1. Ketika keluar kamar mandi, hendaknya membaca hamdalah terlebih dahulu.
2. Keluar kamad mandi dengan mendahulukan kaki kanan. Hal ini karena keluar dari kamar mandi atau WC sama saja berpindah dari tempat yang kotor ke tempat yang bersih. Sehinnga dianjurkan untuk kita mendahulukan kaki kanan ketika keluar.
3. Membaca doa keluar kamar mandi dan artinya yang telah dijelaskan di atas.
Adab Berada di Dalam Kamar Mandi dan Dalilnya
1. Membaca doa sebelum dan sesudah dari kamar mandi
Sebelum masuk ke kamar mandi, anda harus memastikan untuk membaca doa terlebih dahulu. Bacaan doa masuk kamar mandi dan artinya adalah sebagai berikut:
Arab Latin: Allâhumma innî a’ûdzu bika minal khubutsi wal khabâitsi.
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari godaan iblis jantan dan betina.”
Hal ini tertera dalam sebuah hadis Imam al-Tirmidzi dari Sayyidina Ali, ia berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia adalah jika salah seorang di antara mereka memasuki kamar mandi, lalu dia mengucapkan “bismillah”.
Saat memasuki kamar mandi dianjurkan juga untuk mendahulukan kaki kiri. Hal ini karena kamar mandi adalah tempat yang kotor, manusia masuk dalam keadaan kotor, jadi kaki kiri melambangkan kekotoran sebaiknya didahulukan..
2. Tidak berlama-lama di dalam kamar mandi
Umat Islam tidak dianjurkan untuk berlama-lama di dalam kamar mandi. Hal ini disebabkan karena kamar mandi yang disebutkan sebagai salah satu tempat yang sangat disukai oleh jin dan syaitan. Dari Zaid bin Arqam radhiyallahu anhu, Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya toilet ini dihadiri setan." (HR. Ahmad 19807, Abu Daud 6, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
3. Tidak menghadap kiblat saat buang air
Pada saat membuang hajat, sebaiknya tidak menghadap ataupun membelakangi arah kiblat. Rasulullah saw melarang umatnya dalam membuang air dengan menghadap atau membelakangi kiblat. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Ayyub al-Ansari, Nabi Muhammad SAW bersabda,
"Apabila kalian buang hajat, janganlah menghadap atau membelakangi kiblat. Namun menghadaplah ke timur atau ke barat." [HR. al-Bukhari dan Muslim]
4. Buang air besar atau kecil dengan duduk
Saat membuang air kecil sebaiknya manfaatkan lubang toilet untuk buang air kencing. Ini dilakukan untuk menghindarkan percikan air kencing mengenai pakaian. Selain itu, ketika membuang kotoran baik besar ataupun kecil sebaiknya dilakukan dengan cara duduk tidak berdiri.
Advertisement
Adab Berada di Dalam Kamar Mandi dan Dalilnya
5. Menuntaskan buang air
Ketika selesai membuang kotoran, kemudian dibersihkan dengan cara menyiramkam air. Untuk membersihkan bagian atau tempat keluarnya kotoran ini pun sebaiknya menggunakan tangan kiri, bukan tangan kanan. Dari Abu Qotadah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika salah seorang di antara kalian minum, janganlah ia bernafas di dalam bejana. Jika ia buang hajat, janganlah ia memegang kemaluan dengan tangan kanannya. Janganlah pula ia beristinja’ dengan tangan kanannya.” (HR. Bukhari no. 153 dan Muslim no. 267)
Selain itu, sebelum keluar kamar mandi pastikan diri sudah terbebas dari najis dan bersih. Ketika selesai, jangan lupa juga untuk pastikan kamar mandi bersih dan terbebas dari kotoran.
6. Diam
Ketika sedang buang air kecil atau hajat di kamar mandi, hendaknya umat muslim diam tanpa kata-kata maupun bernyanyi. Bahkan jika ada yang memberi salam, kita sebaiknya tetap diam. Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,
“Ada seseorang yang melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sedang kencing. Ketika itu, orang tersebut mengucapkan salam, namun beliau tidak membalasnya.” (HR. Muslim no. 370)
7. Membaca doa keluar kamar mandi
Setelah semua urusan di kamar mandi selesai dan ingin keluar, hendaklah membaca doa keluar kamar mandi yang telah dijelaskan di atas. Selain itu, saat keluar mendahulukan kaki kanan. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa setelah beliau keluar kamar mandi beliau ucapkan “ghufronaka” (Ya Allah, aku memohon ampun pada-Mu).” (HR. Abu Daud no. 30, At Tirmidzi no. 7, Ibnu Majah no. 300, Ad Darimi no. 680)