Sukses

Profil Singkat 10 Tokoh Sumpah Pemuda, Moh Yamin, Amir Syarifuddin, Kartosuwiryo

berikut adalah profil singkat para tokoh Sumpah Pemuda yang berperan penting dalam Kongres Pemuda II.

Liputan6.com, Jakarta Sumpah pemuda merupakan salah satu momen penting dalam sejarah bangsa Indonesia prakemerdekaan. Sumpah Pemuda merupakan sebuah sumpah yang terdiri atas tiga janji penting yang mengikat pemuda dan pemudi dari berbagai latar belakang suku bangsa, untuk menjadi satu dalam nama bangsa Indonesia.

Dalam Sumpah Pemuda, para pemuda-pemudi yang terlibat dalam Kongres Pemuda II pada 27—28 Oktober 1928 di Batavia, bersumpah bertanah air Indonesia, berbangsa Indonesia, dan berbahasa Indonesia. Apa yang kita kenal sekarang sebagai Sumpah Pemuda ini, merupakan hasil keputusan dari Kongres Pemuda II.

Adapun isi Sumpah Pemuda adalah sebagai berikut,

Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Dalam buku Menguak Misteri Sejarah (2010), Kongres Pemuda II yang menghasilkan Sumpah Pemuda merupakan salah satu tonggak sejarah bangsa Indonesia dalam mengawali kesadaran kebangsaan. Sumpah Pemuda mengajarkan nilai-nilai persatuan bangsa dan membuktikan bahwa perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia ternyata dapat disatukan sebagai perwujudan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu”.

Namun semua itu mungkin tidak akan terjadi tanpa peran penting dari sejumlah tokoh, sehingga Kongres Pemuda II dapat menghasilkan rumusan Sumpah Pemuda yang menyatukan seluruh bangsa Indonesia. Berikut adalah profil singkat 10 tokoh Sumpah Pemuda, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (27/10/2022).

2 dari 4 halaman

Moh Yamin

Moh Yamin merupakan satu di antara pencetus Kongres Pemuda II. Meski sebagai pencetus, ia malah didapuk menjadi sekretaris. Saat dicalonkan sebagai ketua, ia tak terpilih lantaran berasal dari Jong Sumatranen Bond.

Padahal, kala itu Kongres Pemuda membutuhkan pemimpin yang dianggap sangat netral. Muhammad Yamin juga yang merumuskan teks Sumpah Pemuda dan selalu mengusung Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Soegondo Djojopoespito

Soegondo Djojopoespito merupakan tokoh yang paling berpengaruh dalam Kongres Pemuda II yang akhirnya menghasilkan Sumpah Pemuda. Pria kelahiran 1905 ini juga merupakan satu di antara aktivis Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia. Hal tersebut yang kemudian membuatnya ditunjuk menjadi ketua Kongres Pemuda II. Motto pentingnya dalam Sumpah Pemuda yaitu 'Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa Indonesia'.

Soenario Sastrowardoyo

Tokoh Sumpah Pemuda berikutnya adalah Soenario Sastrowardoyo. Dia merupakan pengacara yang aktif membela para aktivis kemerdekaan. Soenario Sastrowardoyo juga menjadi pembicara dan penasihat panitia perumusan Sumpah Pemuda. Dalam Kongres Pemuda II, Soenario menyampaikan pidato dengan tema Pergerakan Pemuda dan Persatuan Indonesia.

3 dari 4 halaman

Wage Rudolf Soepratman

Wage Rudolf Soepratman atau WR Soepratman mungkin bukan nama yang asing bagi orang Indonesia. Dalam Kongres Pemuda II, WR Soepratman membawakan lagu ciptaannya yang berjudul Indonesia Raya. Lagu tersebut kemudian menjadi lagu kebangsaan Indonesia, setelah Indonesia merdeka.

Djoko Marsaid

Tokoh Sumpah Pemuda yang berperan penting lainnya adalah Djokoh Marsaid. Djoko Marsaid merupakan wakil ketua pada saat Kongres Pemuda II berlangsung. Djoko adalah perwakilan dari Jong Java. Tidak banyak informasi mengenai Djoko Marsaid. Meski begitu, namanya tetap tercantum sebagai tokoh penting dalam perumusan Sumpah Pemuda.

Sarmidi Mangoensarkoro

Sarmidi Mangoensarkoro merupakan salah satu tokoh Sumpah Pemuda. Dia merupakan satu di antara pembicara pada Kongres Pemuda II hari kedua. Bersama dengan Poernomowoelan, ia membahas masalah pendidikan.

Sarmidi Mangoensarkoro berpendapat anak harus mendapat pendidikan kebangsaan serta mendapat keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Selain itu, anak juga harus dididik secara demokratis. Konsentrasinya yang kuat dalam bidang tersebut, membuat Sarmidi Mangoensarkoro dipercaya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada 1949 hingga 1950.

4 dari 4 halaman

Sie Kong Liong

Sie Kong Liong merupakan tokoh Sumpah Pemuda yang mempunyai peran besar dalam keberhasilan Kongres Pemuda II. Pasalnya, rumah yang menjadi tempat berkumpul serta menyelenggarakan Kongres Sumpah Pemuda II adalah miliknya. Rumah yang terletak di Jalan Kramat Raya ini, kini telah dijadikan Museum Sumpah Pemuda.

Amir Syarifuddin

Amir Syarifuddin merupakan tokoh SUmpah Pemuda perwakilan Jong Batak. Ia juga dipercaya menjadi bendahara dalam Kongres Pemuda II. Amir Syarifuddin merupakan aktivis pergerakan anti-Jepang yang pernah terancam hukuman mati. Saat Kongres Pemuda II, Amir Syarifuddin banyak menyumbangkan pemikiran cerdasnya.

Kartosuwiryo

Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo adalah satu di antara tokoh Sumpah Pemuda yang punya peran penting. Kartosoewirjo juga menjadi pemimpin DI/TII yang mendeklarasikan Negara Islam Indonesia.

Pria kelahiran 7 Februari 1905 ini merupakan satu di antara anak Indonesia yang beruntung bisa mengenyam pendidikan Eropa waktu itu. Ia bersekolah di HIS (Holland Inlandsche School) di Rembang. Sekolah tersebut merupakan sekolah elite, khusus anak-anak Eropa dan Indonesia.

Johannes Leimena

Jihanners Leimenda lahir di Ambon pada 1905. Tokoh Sumpah Pemuda yang satu ini merupakan seorang mahasiswa yang menjadi anggota panitia kongres. Selain itu, ia juga menjadi ketua sekaligus perwakilan dari organisasi Jong Ambon. Johannes Leimena cukup aktif di perpolitikan Indonesia setelah Indonesia merdeka. Dia pernah menjadi ketua umum Partai Kristen Indonesia (Parkindo) mulai tahun 1950 hingga 1957.