Liputan6.com, Jakarta Mengetahui bahwa seseorang yang kita kenal, entah itu keluarga atau teman sering melukai diri sendiri atau self harm tentu sangat mengejutkan dan menyedihkan. Mungkin sebagian besar dari kita akan merasa sedih bercampur bingung, karena sulit memahami mengapa mereka bisa melakukan itu.
Kamu mungkin bertanya-tanya apakah ada yang bisa kita lakukan sebagai cara menolong teman yang self harm. Tentu saja ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk menolong teman yang memiliki kebiasaan self harm. Namun sebelum itu, penting juga bagi kita untuk memahami apa itu self harm.
Self harm biasanya dilakukan sebagai pelampiasan sesaat dari rasa sakit yang seseorang rasakan. Bukan berarti mereka ingin melakukan itu, namun rasa sakit yang tak pernah kita pahami ini bagi mereka sangat tidak tertahankan, sehingga mereka menutupi perasaan sakit itu dengan perasaan sakit yang lain.
Advertisement
Jika kita mendapati seseorang yang kita kenal melakukan self harm, hendaknya jangan diam. Lakukan sesuatu! Sangat penting untuk menganggap serius tindakan self harm dan tidak mengabaikan perilaku tersebut.
Kita mungkin tidak akan bisa menjadi sosok pahlawan dengan mengatasi problem yang mereka rasakan secara instan. Namun setidaknya, kita bisa mendampingi mereka, terutama di saat-saat mereka membutuhkan keberadaan kita.
Yang jelas ada banyak cara menolong teman dengan kebiasaan self harm yang bisa kita lakukan. Namun sebelum itu, penting untuk memahami apa itu self har. Berikut penjelasannya, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (3/11/2022).
Apa itu self harm?
Self harm adalah tindakan ketika seseorang menyakiti diri sendiri sebagai cara untuk mengatasi, mengungkapkan, atau bertahan dari keadaan yang sangat sulit. Self harm dapat dilakukan secara fisik, seperti menyayat, mencakar, memukul, menggigit, membenturkan kepala ke dinding, menarik rambut, menelan sesuatu yang berbahaya, atau overdosis zat tertentu.
Menyakiti diri juga dapat dilakukan secara halus, seperti tidak memerhatikan kondisi fisik, tidak memedulikan kebutuhan emosional, atau menempatkan diri pada situasi yang berbahaya.
Tidak ada jawaban pasti mengenai pertanyaan, "Mengapa seseorang melakukan self harm?" Â Namun menurut seorang psikiater Yazhini Srivathsal, seperti dikutip dari Banner Health, ada dua faktor yang mendorong seseorang melakukan tindakan self harm, yakni faktor intrapersonal dan faktor interpersonal.
Faktor intrapersonal adalah faktor yang muncul dari dalam diri. Dorongan dari faktor intrapersonal ini antara lain adalah alasan untuk meredakan emosi negatif yang luar biasa; mentuk menghilangkan rasa mati rasa emosional; dan untuk melampiaskan kemarahan terhadap diri mereka sendiri.
Sedangkan faktor interpersonal adalah dorongan yang berasal dari luar diri. Ini bisa berasal dari lingkungan atau orang-orang disekitarnya. Jika didasarkan pada faktor ini, self harm biasanya dilakukan untuk menghasilkan tanda fisik dari tekanan emosional; memengaruhi orang lain, termasuk menghindari tuntutan, mendapatkan perhatian, dan mendapatkan dukungan sosial.
Advertisement
Tanda-Tanda Seseorang Melakukan Self Harm
Self harm bisa dilakukan oleh siapapun, bahkan sulit untuk ditentukan batasan usianya. Namun self harm lebih banyak dilakukan oleh remaja dan dewasa muda. Baik pria atau wanita berpotensi melakukan self harm di tingkat yang sama. Berikut adalah beberapa tanda seseorang yang melakukan self harm;
1. Memiliki bekas luka yang tidak wajar. Bekas luka ini mencakup luka bakar, sayatan.
2. Bentuk luka memiliki pola tertentu.
3. Dia berusaha untuk menyembunyikan bekas lukanya, misalnya dengan selalu mengenakan pakaian lengan panjang atau celana panjang, meski di hari yang panas.
4. Kesulitan menangani emosi
5. Sering menghindari hubungan
6. Mengisolasi diri dari orang lain, jarang bergaul dan sering mengurung diri
7. Merasa rendah diri.
Cara Menolong Teman Self Harm
Jika kita melihat tanda-tanda mencurigakan, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ada pada orang-orang terdekat, segera lakukah langkah-langkah sebagai berikut:
1. Jangan menghakimi. Mereka yang melakukan tindakan self harm mungkin khawatir bahwa mereka akan dihakimi atau dicap buruk. Penghakiman akan membuat mereka semakin menutup diri dan kehilangan kepercayaan dari siapapun. Jika hal ini terjadi, kita akan semakin sulit untuk menjangkau mereka dan memberikan pertolongan.
2. Cobalah untuk memahami. Cobalah untuk memahami bagaimana hal ini dapat membantu mereka, apa tujuannya dan mengapa mereka melakukannya. Mungkin bermanfaat untuk mengetahui tentang jenis cedera, frekuensi, masalah kesehatan mental yang menyertai, kesediaan mereka untuk mencari bantuan dan risiko bunuh diri.
3. Jadilah suportif. Bahkan jika tindakan mereka terasa tidak masuk akal, cobalah untuk mendukung dan memberi tahu mereka bahwa kita akan ada untuk mereka.
4. Jangan abaikan. Tolong jangan meremehkan atau menertawakan tindakan mereka.
5. Jangan paksa untuk berjanji. Meminta seseorang untuk berjanji bahwa mereka akan berhenti menyakiti diri sendiri mungkin akan lebih menyusahkan. Permintaan ini mungkin juga membuat mereka merasa tidak memiliki kendali atas tindakan tersebut lagi. Memaksa mereka untuk membuat janji yang akan sulit mereka tepati, akan membuat mereka semakin merasa bersalah ketika mereka melakukannya lagi.
6. Anggap sebagai hal normal. Artinya, kita jelas tidak membenarkan tindakan self harm. Namun penting untuk memberi tahu mereka bahwa setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi masalah. Kemudian setelah itu, kita bisa membantu mereka memahami bahwa tindakan tersebut tidak akan menyelesaikan akar masalahnya. Menyadari hal itu akan membuat mereka terdorong untuk mencari bantuan.
Advertisement
Terapi untuk Perilaku Self Harm
Self harm tentu bukanlah sesuatu yang bisa diatasi dalam waktu singkat. Untuk dapat mengatasi kebiasaan self harm ini memerlukan proses yang cukup panjang dan kerja keras. Akan tetapi, dengan dukungan yang tepat, pemulihan dimungkinkan.
Terapi untuk mengatasi perilaku self harm antara lain adalah sebagai berikut;
1. Evaluasi oleh profesional yang memahami mengenai masalah kesehatan mental untuk mengetahui apa alasan mereka menyakiti diri sendiri dan kesulitan emosional apa yang mereka alami.
2. Psikoterapi untuk membantu mengatasi dan mengelola masalah mendasar dan mempelajari mekanisme koping yang sehat. Terapi dapat mencakup sesi individu, kelompok atau keluarga.
3. Obat dapat membantu mengobati penyakit mental yang mendasarinya, seperti depresi atau kecemasan, tetapi tidak ada obat yang secara khusus dapat mengatasi perilaku self harm.
4. Rawat inap atau rawat inap parsial dan program rawat jalan intensif tersedia jika mereka membutuhkan lingkungan yang aman atau perawatan yang lebih intensif.