Sukses

5 Cara Melakukan Crowd Management atau Kendalikan Kerumunan, Tekan Risiko Kematian

Memikirkan rencana darurat penting dalam upaya mengendalikan kerumunan.

Liputan6.com, Jakarta - Cara melakukan crowd management atau mengendalikan kerumunan penting untuk menekan risiko kematian dan cedera bagi peserta. Terutama crowd management untuk konser, festival, rapat umum politik, hingga acara olahraga.

Pakar Crowd Control, Murray Bilby, melansir dari Purplepass, pada Sabtu (5/11/2022) membagikan lima cara melakukan crowd management atau mengendalikan kerumunan. Mulai dari menilai risiko, menciptakan sistem keamanan, hingga membuat rencana darurat.

“Jika sedang merencanakan sebuah acara, keselamatan harus menjadi prioritas utama. Acara besar, khususnya memiliki tingkat risiko yang tinggi karena besarnya jumlah peserta,” terang Bilby.

Keselamatan peserta dalam sebuah acara menjadi prioritas utama. Ini mengapa seluruh panitia dan staf pendukung dalam sebuah acara, juga harus memahami betul cara melakukan crowd management atau mengendalikan kerumunan.

Hal ini membuat risiko kematian akan berkurang, karena crowd crush (berdesakan di ruang terbatas) bisa dicegah. Simak penjelasan lengkapnya. Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang lima cara melakukan crowd management atau mengendalikan kerumunan, Sabtu (5/11/2022).

2 dari 4 halaman

Cara Melakukan Crowd Management atau Mengendalikan Kerumunan

1. Melakukan Penilaian Risiko

Cara melakukan crowd management atau mengendalikan kerumunan pertama, harus melakukan penilaian risiko. Bilby menyarankan crowd managemen ini dengan tujuan, mengidentifikasi semua potensi risiko yang dapat terjadi selama acara berlangsung.

- Pahami tentang lokasi/tempat diberlangsungkannya acara.

Misalnya, apakah ada lokasi di mana orang bisa banyak berkerumun hingga tingkat membahayakan? Apakah ada bahaya tergelincir, seperti tangga curam atau area dengan pencahayaan yang buruk?

- Pahami tentang jenis acara yang akan diselenggarakan.

Misalnya, apakah penampil atau pembawa acara di acara cenderung suka menghasut? Sebuah acara politik lebih berisiko menciptakan kerumunan yang berbahaya daripada acar lainnya.

- Pahami tentang penonton berasal dari kalangan mana saja.

Misalnya, apakah acara ditargetkan untuk kelompok mana pun? Bisakah mengharapkan penonton bisa terus aman dan terkendali selama berlangsungnya acara?

2. Mengelola Pengendalian Massa dengan Tempat Duduk

Cara melakukan crowd management atau mengendalikan kerumunan kedua, mengelola dengan tempat duduk. Kepadatan penduduk atau terlalu banyak peserta adalah tantangan nyata di sebuah acara besar.

Bilby menyarankan bagi penyelenggara acara mengambil langkah untuk mencegah terjadinya, kerumunan yang berbahaya dengan menyebar ke seluruh ruang venue. Contohnya, membuat zona tempat duduk.

Pertimbangkan untuk menggunakan rencana tempat duduk yang ditetapkan, misalnya tempat duduk sesuai harga tiket, sesuai usia, dan lain sebagainya. Mengatur peserta sesuai tempat duduk akan memudahkan crowd management, terutama dalam keadaan darurat.

3 dari 4 halaman

Cara Melakukan Crowd Management atau Mengendalikan Kerumunan

3. Menciptakan Sebuah Sistem Keamanan

Cara melakukan crowd management atau mengendalikan kerumunan ketiga, menciptakan sebuah sistem keamanan. Apa maksudnya?

Bilby merekomendasikan untuk melengkapi sistem keamanan di luar venue, di pintu masuk, di tribun konsesi, dan di area tampilan utama. Ini hal-hal yang harus diperhatikan:

- Tetapkan pos pemeriksaan keamanan jauh dari pintu masuk utama.

- Detektor logam dapat mengambil barang-barang berbahaya.

- Kamera keamanan yang tersebar di sekitar venue dapat membantu tim tetap berada di puncak aktivitas yang stabil.

Tim keamanan yang dipilih untuk mengamankan, harus terlatih dengan baik dan terus berkomunikasi agar dapat segera menghentikan ancaman apa pun. Maka peserta akan terbebas dari bahaya.

4. Miliki Rencana Darurat

Cara melakukan crowd management atau mengendalikan kerumunan keempat, memiliki rencana darurat. Tujuan utama dari menciptakan rencana penanganan darurat adalah agar staf acara tetap tenang dan mampu melindungi peserta.

“Pikirkan semua keadaan darurat yang bisa muncul, baik itu kebakaran atau penembakan dan buat rencana darurat untuk setiap skenario,” terang Bilby.

Rencana darurat sebagai cara melakukan crowd management atau mengendalikan kerumunan ini, harus memperhitungkan strategi evakuasi, kontak layanan darurat, titik pertemuan staf dan ruang aman. Setiap anggota staf harus mengetahui peran khusus mereka dalam rencana ini.

Setiap krisis atau terjadinya crows crush sulit untuk dikendalikan, tetapi jika staf acara berpengalaman dalam rencana darurat, jumlah korban dapat ditekan seminimal mungkin.

5. Memberi Kepercayaan kepada Staf atau Petugas

Cara melakukan crowd management atau mengendalikan kerumunan kelima, memberi kepercayaan penuh kepada staf. Semua staf, bukan hanya tim keamanan, memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan para peserta selama acara berlangsung.

Setiap anggota tim, mulai dari pramugara hingga katering, harus menerima pelatihan yang relevan tentang cara menjaga keselamatan di bidangnya masing-masing.

Dicontohkan oleh Bilby, pramugara perlu mengelola dan memantau keramaian. Termasuk melatih koki untuk mematuhi standar keamanan pangan.

Penyelenggara juga harus mempertimbangkan untuk mempekerjakan staf medis terlatih untuk acara tersebut. Layanan darurat tidak selalu dapat diandalkan untuk tiba dengan cepat di tempat kejadian.

Ini mengapa, cara melakukan crowd management atau mengendalikan kerumunan sangat penting untuk memiliki petugas medis yang berdedikasi dalam mencegah cedera serius atau kematian dalam sebuah acara.

4 dari 4 halaman

Cara Menyelamatkan Diri dari Crowd Crush

Crowd management pun harus dilakukan atas kerja sama dengan para peserta di acara. Peserta yang terjebak dalam kerumunan di ruang terbatas disebut mengalami situasi crowd crush. Bagaimana cara menyelamatkan diri dari crowd crush ini?

Melansir dari Washington Post, para ahli merekomendaiskan cara menyelamatkan diri dari situasi crowd crush sebagai berikut:

1. Ketika kerumunan berhenti bergerak, tetap jaga diri untuk tetap bisa berdiri, menjaga lengan agar tidak terhimpit di samping, melindungi dada, dan menghemat oksigen.

2. Jangan melawan arus dan mendorong untuk keluar dari kerumunan, tetapi kuatkan diri untuk bergerak mengikuti gelombang kerumunan.

3. Berdirilah dalam posisi seperti kaki petinju, “satu kaki di depan dan satu kaki di belakang dengan lutut sedikit di tekuk”.

4. Sangat penting untuk tetap bertahan mengangkat tangan. Saat dihadapkan pada situasi himpitan, gunakan tangan terkuat untuk memegang lengan bawah secara berlawanan (ini semacam perisai).

5. Lindungi dada dan pertahankan area pernapasan, jika memiliki ransel maka balikkan ransel ke depan di atas dada.

6. Orang dengan tubuh yang bertubuh pendek lebih berisiko mengalami kekurangan oksigen daripada mereka yang bertubuh tinggi. Hindari membawa anak, jika terlanjur angkat anak ke atas bahu.

7. Hindari berteriak karena hanya pemborosan energi. Para ahli mengungkap dalam situasi crowd crush orang-orang harus saling membantu, tetap tenang dan tegakkan kepala untuk mendapat udara lebih maksimal.

8. Jika menjatuhkan sesuatu, lepaskan dan jangan ambil. Pada situasi seperti ini, seseorang tidak akan bisa kembali berdiri.

Selain itu, WebMD merekomendasikan beberapa tips untuk diperhatikan saat akan mendatangi acara yang ramai agar terhindar dari situasi crowd crush:

1. Jangan menjadi orang pertama yang bergegas masuk dan berada di barisan depan.

2. Hafalkan semua pintu keluar.

3. Perhatikan pula pusat pertolongan medis dan keamanan.

4. Jauhi lokasi yang dengan pagar, terutama yang ada di dekat panggung utama.

5. Tetaplah berada di sisi yang tidak terlalu ramai.

6. Berdiri di tanah yang rata dan perhatikan barang-barang atau sampah yang berisiko menyandung (jatuh).

7. Pegang pagar untuk penyangga ketika situasi crowd crush terjadi di ketinggian.

8. Jika terjatuh, segeralah bangun dengan cepat dan segera meminta bantuan.