Liputan6.com, Jakarta - Diare adalah gangguan pencernaan yang membuat seseorang buang air besar lebih encer dan lebih sering daripada biasanya. Diare umumnya hanya berlangsung tidak lebih dari 14 hari, tetapi mungkin pula terjadi lebih dari 14 hari.
Kementerian Kesehatan atau Kemenkes RI menjelaskan penyebab diare yang umum adalah berasal dari makanan atau minuman yang mengandung virus dan bakteri. Pada kondisi ini, infeksi virus atau bakteri akan terjadi di usus besar hingga menjadi keluhan diare.
Baca Juga
Dijelaskan, pengobatan utama diare adalah mencegah terjadinya dehidrasi (kehilangan cairan tubuh berlebihan). Diare membuat seseorang kehilangan banyak cairan tubuh. Pencegahannya, penderita harus minum cairan elektrolit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
Advertisement
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang diare, penyebab diare, dan gejala diare, Selasa (8/11/2022).
Diare adalah Buang Air Besar Lebih Encer dan Lebih Sering
Diare adalah masalah pencernaan yang paling dialami seseorang. Diare membuat seseorang merasa mual, muntah, sakit perut, hingga berdampak pada penurunan berat badan. Diare adalah gangguan pencernaan yang terlihat dari siklus buang air besar seseorang.
Mayo Clinic menjelaskan diare adalah kondisi ketika buang air besar mengeluarkan tinja lebih encer dan terjadi berkali-kali. Diare bukan masalah yang serius jika hanya terjadi sebentar atau tidak lebih dari beberapa hari.
Akan tetapi, ada pula diare yang berlangsung beberapa hari bahkan berminggu-minggu. Dijelaskan, kondisi seperti ini harus segera mendapat penanganan medis karena menjadi tanda ada gangguan yang lebih serius.
Misalnya Sindrom Iritasi Usus (IBS), infeksi persisten, penyakit celiac atau radang usus (IBD). Hal yang sama dijelaskan oleh Kemenkes RI. Diare adalah umumnya berlangsung kurang dari 14 hari (akut) dan ada pula diare yang berlanjut lebih dari 14 hari (kronis).
Diare adalah masalah kesehatan yang bisa sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi, bukan berarti diare tidak akan memburuk. Diare berisiko memburuk hingga menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat.
Advertisement
Penyebab Diare dan Penjelasannya
Kasus diare umumnya dikeluhkan setelah seseorang mengonsumsi makanan terlalu pedas dan asam. Kemenkes RI pun menjelaskan umumnya diare terjadi akibat konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit.
Ini penjelasan lengkap tentang penyebab diare melansir dari Mayo Clinic:
1. Virus
Virus yang dapat menjadi penyebab diare adalah virus Norwalk (juga dikenal sebagai norovirus), adenovirus enterik, astrovirus, cytomegalovirus dan virus hepatitis.
Rotavirus adalah penyebab diare akut pada anak yang umum terjadi. Virus yang menyebabkan penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) juga telah dikaitkan dengan gejala gastrointestinal, termasuk mual, muntah, dan diare.
2. Bakteri dan Parasit
Paparan bakteri patogen, seperti E. coli atau parasit melalui makanan atau air yang terkontaminasi adalah penyebab diare. Bila bepergian di negara berkembang, diare yang disebabkan oleh bakteri dan parasit sering disebut diare pelancong.
Clostridioides difficile (juga dikenal sebagai C. diff) adalah jenis bakteri lain yang berisiko menjadi penyebab diare, dan dapat terjadi setelah pemberian antibiotik atau selama dirawat di rumah sakit.
3. Obat-obatan
Mengonsumsi banyak obat dapat menjadi penyebab diare. Seperti banyak mengonsumsi obat antibiotik. Antibiotik mengurangi infeksi dengan membunuh bakteri jahat, tetapi juga membunuh bakteri baik.
Ini mengganggu keseimbangan alami bakteri di usus, yang menyebabkan diare atau infeksi yang tumpang tindih seperti C. diff. Obat lain yang dapat menjadi penyebab diare adalah obat anti kanker dan antasida yang mengandung magnesium.
4. Intoleransi Laktosa
Laktosa adalah gula yang ditemukan dalam susu dan produk susu lainnya. Orang yang mengalami kesulitan mencerna laktosa mengalami diare setelah makan produk susu.
Intoleransi laktosa dapat meningkat seiring bertambahnya usia karena kadar enzim yang membantu mencerna laktosa menurun seiring bertambahnya usia. Ini penyebab diare yang tidak boleh dianggap remeh.
5. Fruktosa
Fruktosa adalah gula yang ditemukan secara alami dalam buah-buahan dan madu. Kadang-kadang ditambahkan sebagai pemanis untuk minuman tertentu. Fruktosa dapat menjadi penyebab diare pada orang yang kesulitan mencernanya.
6. Pemanis Buatan
Sorbitol, erythritol, dan manitol sebagai pemanis buatan adalah gula yang tidak dapat diserap. Jenis gula ini bisa ditemukan dalam permen karet dan produk bebas gula lainnya. Jenis gula ini dapat menjadi penyebab diare pada beberapa orang sehat.
7. Operasi
Operasi pengangkatan sebagian usus atau kandung empedu terkadang dapat menjadi penyebab diare.
8. Gangguan Pencernaan Lainnya
Penyebab diare adalah gangguan pencernaan lainnya. Diare kronis memiliki sejumlah penyebab lain, seperti IBS, penyakit Crohn, kolitis ulserativa, penyakit celiac, kolitis mikroskopis dan pertumbuhan bakteri usus kecil yang berlebihan (SIBO).
Â
Gejala Diare dan Penjelasannya
Apa saja gejala diare itu? Melansir dari WebMD, gejala diare yang umum meliputi:
1. Perut kembung
2. Kram
3. Tinja tipis atau longgar
4. Tinja berair
5. Ada perasaan mendesak untu buang air besar secara mendadak
6. Mengalami mual dan muntah
Ini gejala diare yang lebih serius:
7. Ada darah atau lendir pada tinja
8. Terjadi penurunan berat badan
9. Mengalami demam
Jika memiliki tinja berair lebih dari tiga kali sehari dan tidak minum cukup cairan, seseorang berisiko mengalami dehidrasi. Itu bisa menjadi masalah serius jika tidak diobati.
Segera lakukan pemeriksaan ketika gejala diare berupa:
1. Tinja berwarna hitam dan lembek, atau ada darah.
2. Mengalami demam yang tinggi (di atas 101 F atau di atas 38 C) atau demam yang berlangsung lebih dari 24 jam.
3. Diare yang berlangsung lebih dari 2 hari.
4. Sering mengalami mual atau muntah yang berisiko memuat seseorang sulit mengganti cairan tubuhnya.
5. Sakit parah di perut (terutama kuadran kanan bawah) atau bagian belakang.
6. Mengalami diare setelah pulang dari luar negeri.
Kemudian, periksakan diri juga ketika mengalami diare dan tanda-tanda dehidrasi berikut:
1. Urin berwarna gelap.
2. Jumlah urin yang lebih sedikit dari biasanya atau, pada anak, popok basah lebih sedikit dari biasanya.
3. Detak jantung cepat.
4. Sakit kepala.
5. Kulit kering.
6. Sifat mudah tersinggung.
7. Mengalami kebingungan.
Advertisement