Sukses

Defisit Adalah Pengeluaran Lebih Besar Daripada Pendapatan, Kenali Faktor Penyebabnya

Defisit adalah kekurangan dalam anggaran belanja.

Liputan6.com, Jakarta Defisit adalah istilah yang mungkin belum dipahami oleh sebagian orang. Istilah defisit ini sering digunakan dalam bidang ekonomi. Defisit artinya berkaitan dengan keadaan ekonomi atau keunagan suatu negara.

Defisiti dipakai untuk menjelaskan kondisi keuangan yang sedang bermasalah. Defisit ditandai dengan kondisi keuangan berupa pengeluaran yang lebih besar daripada pemasukan. Hal ini tentunya dapat memperburuk perekonomian suatu negara bila tidak segera diatasi.

Defisit adalah kekurangan dalam anggaran belanja. Hal ini bisa terjadi dalam skala pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Tidak hanya tentang negara dan pemerintah, defisit tentunya juga bisa terjadi pada perusahaan, organisasi, ataupun pada seseorang.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (8/11/2022) tentang defisit.

2 dari 4 halaman

Pengertian Defisit

Defisit adalah istilah yang biasanya digunakan dalam bidang ekonomi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), defisit adalah kekurangan dalam anggaran belanja. Defisit adalah suatu kondisi yang dapat terjadi pada pemerintah pusat ataupun daerah. Selain itu, defisit adalah kondisi yang juga dapat terjadi pada perusahaan, organisasi, bahkan pada seseorang.

Defisit adalah kondisi keuangan yang menunjukkan jumlah belanja lebih besar dari pendapatan, nilai impor lebih dari nilai ekspor, serta jumlah beban lebih besar daripada aset yang dimiliki. Defisit adalah persamaan dari kata rugi. Hal ini ditandai dengan tindakan belanja lebih dari kemampuan yang dimiliki, atau saat pengeluaran lebih besar daripada pendapatan.

Pada ekonomi suatu negara, defisit adalah kondisi yang dapat terjadi pada anggaran dan perdagangan. Defisit anggaran terjadi ketika pemerintah melakukan belanja yang besarnya melebihi jumlah pendapatan yang diterimanya dalam suatu periode tertentu. Sementara, defisit perdagangan terjadi ketika nilai impor suatu negara lebih tinggi daripada nilai ekspor yang dilakukannya.

Melansir djpk.kemenkeu.go.id, defisit APBD merupakan selisih kurang antara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah pada tahun anggaran yang sama. Defisit terjadi bila jumlah pendapatan lebih kecil daripada jumlah belanja. Dalam hal APBD mengalami defisit, tidak ada pendanaan khusus yang disalurkan dari APBN kepada daerah untuk menutup defisit tersebut.

3 dari 4 halaman

Faktor Penyebab Defisit

Defisit adalah kondisi yang terjadi karena berbagai faktor pemicu. Melansir akuntansi.uma.ac.id, faktor penyebab defisit adalah sebagai berikut:

- Pembangunan Negara

Faktor pertama penyebab defisit adalah pembangunan negara. Untuk meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi sebuah negara, pemerintah harus gencar melakukan pembangunan di berbagai bidang. Namun, pembangunan ini memerlukan biaya yang tidak sedikit dan tidak jarang menjadi penyebab terjadinya defisit. Agenda pembangunan negara ini meliputi pembangunan infrastruktur untuk menunjang kegiatan ekonomi, meningkatkan pertahanan negara, memperbaiki sistem pendidikan, pembangunan daerah, hingga program untuk menanggulangi kemiskinan.

- Nilai Tukar Mata Uang yang Melemah

Nilai tukar mata uang suatu negara yang masih memiliki banyak hutang luar negeri akan sangat terpengaruh oleh perubahan mata uang asing. Hal ini disebebkan karena nilai pinjaman dihitung dengan valuta asing, sedangkan pembayaran cicilan pokok dan bunga pinjaman dihitung dengan mata uang negara peminjam. Hal ini menyebabkan saat sedang terjadi depresiasi mata uang, utang yang harus dibayarkan akan bertambah. Dengan kata lain, besaran pembayaran cicilan pokok dan bunga cicilan akan membengkak atau melebihi dari anggaran sehingga dapat terjadi defisit.

- Rendahnya Daya Beli Masyarakat

Faktor berikutnya penyebab defisit adalah daya beli masyarakay yang rendah. Pendapatan per kapita negara berkembang biasanya cenderung rendah sehingga mempengaruhi daya beli masyarakat yang rendah pula. Namun, harga dari barang dan jasa yang ditawarkan cukup tinggi karena sebagian produksinya memiliki komponen impor. Akibatnya, masyarakat berpendapatan rendah tidak mampu membelinya. Jadi, pemerintah perlu mengeluarkan subsidi untuk barang-barang tersebut agar masyarakat bisa mendapatkannya.

- Pengeluaran Saat Inflasi

Ketika menyusun APBN, negara sebenarnya telah memiliki standar harga sendiri. Namun, kondisi pasar yang sangat dinamis bisa membuat harga meningkat setiap tahunnya. Jika terjadi inflasi tidak terduga, maka pengeluaran pemerintah akan melebihi dari yang telah dianggarkan. Jadinya pemerintah harus melakukan revisi pada APBN dan mengeluarkan biaya besar untuk menutupi kelebihan biaya yang terjadi akibat inflasi.

4 dari 4 halaman

Dampak Defisit Terhadap Perekonomian Negara

Defisit adalah kondisi yang tentunya memiliki dampak tertentu, baik bagi masyarakat ataupun negara. Dampak defisit adalah sebagai berikut:

- Peningkatan Suku Bunga

Defisit adalah kondisi  saat penerimaan yang diterima negara lebih sedikit, sehingga pemerintah perlu menambah modal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan menaikkan tingkat suku bunga, yang akhirnya akan berdampak langsung ke masyarakat.

Saat mengalami defisit, harga-harga akan cenderung mengalami peningkatan atau inflasi. Hal tersebut memang bisa menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah defisit anggaran, namun bisa juga menimbulkan masalah lain yang merugikan masyarakat atau negara itu sendiri.

- Tingkat Konsumsi Menurun

Dampak selanjutnya dari defisit adalah tingkat konsumsi dan tabungan masyarakat menurun. Terjadinya inflasi karena adanya defisit anggaran akan mengurangi pendapatan riil masyarakat. Akibatnya, masyarakat akan mengurangi tingkat konsumsi dan tabungannya. Di sisi lain, tabungan memiliki peran penting untuk mendorong investasi. Sehingga, adanya defisit anggaran pada akhirnya akan menurunkan tingkat investasi.

- Peningkatan Angka Pengangguran

Peningkatan suku bunga dan penurunan investasi juga bisa memicu bertambahnya jumlah pengangguran. Hal ini terjadi karena banyaknya proyek yang terpaksa dihentikan karena kekurangan biaya, sehingga banyak pekerja yang pada akhirnya akan menganggur.