Liputan6.com, Jakarta Tempat wisata di Bukittinggi menyimpan sejuta keindahan panorama alam yang menakjubkan dan sayang untuk dilewatkan. Kota Bukittinggi yang terletak di Dataran Tinggi Minangkabau ini merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Barat Indonesia. Bukittinggi berjarak sekitar sembilan puluh kilometer dari Padang, ibu kota provinsi Sumatera Barat.
Baca Juga
Advertisement
Berada pada ketinggian sekitar 930 meter di atas permukaan laut, membuat banyak tempat wisata di Bukittinggi yang memiliki iklim sejuk dan menyenangkan. Tidak hanya alamnya, tempat wisata di Bukittinggi juga menyajikan banyak wisata lain yang tidak kalah menariknya, seperti wisata sejarah, edukasi, budaya hingga kuliner.
Menjadi salah satu tujuan wisata terkenal di provinsi Sumatera Barat. Ada banyak tempat wisata di Bukittinggi yang menarik dan bisa anda kunjungi bersama dengan keluarga. Memiliki banyak tempat wisata yang memukau, terdapat beberapa destinasi wisata ikonik yang wajib anda kunjungi saat berlibur ke Bukittinggi.
Untuk referensi bagi anda yang akan berkunjung ke Bukittinggi, berikut ini Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Rabu (9/11/2022) rekomendasi tempat wisata di Bukittinggi paling populer yang wajib untuk dikunjungi.
Tempat Wisata di Bukittinggi Paling Populer
1. Jam Gadang
Tempat wisata di Bukittinggi yang pertama adalah Jam Gadang. Jam Gadang berarti "Jam Agung" dan merupakan landmark Bukittinggi itu sendiri. Berdiri kokoh di tengah kota, menara jam ini dikelilingi taman dengan banyak pepohonan yang pastinya akan membuat kunjungan semakin terasa menyenangkan.
Jam itu sendiri memiliki struktur dasar 13 x 4 meter dengan ketinggian dua puluh enam meter. Di dalamnya ada beberapa tingkatan. Di tingkat paling atas adalah tempat pendulum jam berada. Jam Gadang didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda. Jam Gadang selesai dibangun pada tahun 1926 sebagai hadiah dari Ratu Belanda kepada walikota Fort De Kock, Rook Maker.
2. Rumah Gadang Baanjuang
Museum ini didirikan oleh seorang Belanda bernama Mondelar Controlleur pada tanggal 1 Juli 1935. Museum ini dibangun dengan arsitektur tradisional Minangkabau dengan atap melengkung di sisinya. Hampir semua elemen bangunan terbuat dari bahan tradisional, seperti atap jerami, campuran kayu dan bambu untuk dinding serta lantai kayu.
Tujuan dari museum ini adalah untuk mengumpulkan artefak sejarah dan budaya dari seluruh Sumatera Barat. Museum ini awalnya bernama Museum Bundo Kanduang hingga tahun 2005 ketika pemerintah kota Bukittinggi berubah nama menjadi Museum Rumah Adat Baanjuang.
Advertisement
Tempat Wisata di Bukittinggi Paling Populer
3. Istana Bung Hatta
Nama resmi tempat ini adalah Gedung Negara Tri Agra, tetapi lebih dikenal sebagai Istana Bung Hatta atau Istana Bung Hatta. Bangunan ini terletak di jantung kota Bukittinggi, berseberangan dengan Jam Gadang. Bung Hatta tinggal di gedung ini selama periode Juni 1947 sampai Februari 1948.
Namun, gedung itu kemudian dibakar oleh pasukan Indonesia bersama dengan gedung-gedung strategis lainnya di Bukittinggi untuk mencegah mereka ditangkap oleh pasukan Belanda. Akhirnya dibangun kembali pada tahun enam puluhan. Tempat ini sekarang berfungsi sebagai tempat Presiden Indonesia dan tamu negara asing, ketika mereka mengunjungi Bukittinggi.
4. Ngarai Sianok
Ngarai Sianok adalah pemandangan alam terbaik yang dapat anda temukan di seluruh wilayah Bukittinggi. Letaknya di pinggir batas kota Bukittinggi. Ngarai Sianok memiliki kedalaman seratus meter dan terbentang sepanjang jarak lima belas kilometer dengan lebar sekitar dua ratus meter.
Dinding ngarai yang curam dan di beberapa bagian bahkan vertikal, membentuk lembah yang indah dan subur di bawahnya yang dipenuhi dengan banyak tanaman hijau. Di lembah, anda dapat menemukan Batang Sianok atau Sungai Sianok. Pada masa penjajahan Belanda, lembah ini juga dijuluki karbouwwengat atau kerbau sanget karena banyaknya kerbau liar yang berkeliaran di lembah tersebut.
Tempat Wisata di Bukittinggi Paling Populer
5. Benteng De Kock
Tempat wisata di Bukittinggi yang selanjutnya adalah Benteng De Kock. Fort De Kock adalah benteng tua Belanda di Bukittinggi. Benteng ini pertama kali dibangun oleh Kapten Bouer pada tahun 1825 untuk melindungi lima desa adat di sekitar benteng dari serangan kaum padri.
pada masa Perang Paderi yang berlangsung antara tahun 1821 hingga 1837.
Bangunan asli benteng telah lama hilang, tetapi gundukan benteng masih dapat dilihat, terletak di dalam taman dengan beberapa jenis burung di dalam sangkar. Karena Fort De Kock berada di atas bukit, disini anda juga dapat melihat panorama kota Bukittinggi dari sini.
6. Lobang Jepang
Lobang Jepang adalah rangkaian gua yang dibangun pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 hingga 1945. Pada masa Perang Dunia II, Jepang mengerahkan orang Indonesia untuk bekerja sebagai romusha atau kerja paksa. Di Bukittinggi, mereka dipaksa untuk menggali serangkaian terowongan dan bunker, yang sekarang dikenal sebagai Lobang Jepang.
Terowongan tersebut memiliki panjang keseluruhan hampir seribu lima ratus meter dan lebar sekitar dua meter. Terowongan ini pertama kali dibuka sebagai objek wisata pada tahun 1984. Anda akan menemukan salah satu pintu masuk gua di Taman Panorama. Ada pintu masuk lain ke gua, termasuk satu di Kebun Binatang Bukittinggi dan satu di samping Istana Bung Hatta.
Advertisement
Tempat Wisata di Bukittinggi Paling Populer
7. Bukittinggi Zoo
Tempat wisata di Bukittinggi yang berikutnya adalah Bukittinggi Zoo.yang juga dikenal sebagai Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan, Kebun Binatang Bukittinggi terletak di atas bukit Cubadak Bungkuak tepat di seberang Fort De Kock dan dihubungkan oleh Jembatan Limpapeh. Ini adalah salah satu kebun binatang tertua di Indonesia dan juga satu-satunya kebun binatang di provinsi Sumatera Barat.
Koleksi hewan di kebun binatang ini merupakan salah satu yang terbaik di pulau Sumatera. Kebun binatang ini berawal dari sebuah taman yang dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda sekitar tahun 1900 dengan nama Strom Park yang artinya taman bunga. Tidak sampai 3 Juli 1929 ketika beberapa hewan tiba dan taman itu berganti nama menjadi Taman Fort De Kocksche Dieren.
8. Air Terjun Lembah Anai
Air terjun lembah anai terbentang di sepanjang jalan yang membentang dari ibu kota provinsi Padang ke Bukittinggi. Saat anda melewati jalan, anda akan melihat air terjun berukuran sedang di pinggir jalan. Ini adalah salah satu lokasi yang sering dikunjungi wisatawan karena mudah dijangkau.
Sebenarnya masih ada dua air terjun lain yang letaknya berdekatan dengan air terjun yang terletak di pinggir jalan, namun untuk mencapai air terjun ini anda perlu stamina dan persiapan yang lebih baik karena berada di dalam hutan cagar alam yang berada di atas air terjun pertama.
Tempat Wisata di Bukittinggi Paling Populer
9. Danau Maninjau
Danau Maninjau berjarak sekitar tiga puluh kilometer ke arah barat dari Bukittinggi. Danau ini tercipta oleh aktivitas gunung berapi sekitar 50.000 tahun yang lalu, ketika gunung berapi meletus dan runtuh dengan sendirinya, membentuk danau besar di kalderanya. Danau ini memiliki panjang sekitar dua puluh kilometer dan lebar delapan kilometer.
Untuk mencapai danau, anda dapat menyewa mobil atau sepeda motor dari Bukittinggi. Jika Anda berencana menggunakan transportasi umum, Anda dapat naik bus dari Stasiun Aur Kuning atau di seberang Taman Panorama. Di samping danau ada banyak tempat di mana Anda bisa berhenti untuk beristirahat atau berfoto serta menikmati makanan ringan.
10. Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta
Tempat wisata di Bukittinggi ikonik yang terakhir adalah Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta. Muhammad Hatta, salah satu founding fathers Republik Indonesia yang menjadi wakil presiden pertama bangsa ini lahir dan besar di tempat ini sampai kira-kira berumur sebelas tahun ia bersekolah di Meer Uitgebred Lager Onderwijs atau MULO di Padang.
Rumah aslinya dalam keadaan rusak dan runtuh pada tahun enam puluhan, tetapi rumah itu dibangun kembali untuk memberikan kesan bagaimana wakil presiden Indonesia menghabiskan masa kecilnya di kampung halamannya. Rumah tersebut mulai dibangun pada 15 Januari 1995 dan akhirnya diresmikan pada 12 Agustus 1995, yang merupakan hari lahir Bung Hatta.
Advertisement