Liputan6.com, Jakarta Hakikat adalah kata atau istilah yang mengacu pada makna yang benar atau mendasar. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hakikat adalah intisari atau dasar.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, secara etimologis, hakikat adalah kata yang berasal dari kata dalam bahasa Arab "Al-Haqq," yang artinya hak. Hak sendiri memiliki arti benar, kepunyaan, adat kebiasaan, atau benar-benar ada.
Hakikat adalah istilah yang terkait dengan pemikiran dan ungkapan hingga menjadi seperti konvensi. Maksud dari konvensi di sini adalah kesepakatan yang berhubungan dengan adat, tradisi, dan lain sebagainya. Dalam Islam, istilah hakikat adalah aspek dari syariat yang bersifat esoteris atau batiniah.
Dinyatakan dalam Nazam Hidayatul Adzkiya', seperti dikutip dari Nu Online, hakikat adalah sampainya seorang salik pada maksud tujuan (makrifat kepada Allah), seraya menyaksikan kilatan cahaya ilahiyah.
Para sufi mengartikan hakikat adalah rahasia yang paling dalam dari segala amal, inti dari syariat dan akhir dari perjalanan yang ditempuh oleh seorang sufi. Hakikat adalah makna terdalam dari praktik dan petunjuk yang ada pada syariat dan tarikat.
Hakikat adalah istilah yang sering digunakan untuk mengacu pada apa yang sebenarnya. Misalnya hakikat hidup, hakikat puisi, hakikat ilmu, dan sebagainya. Untuk lebih memahami apa itu hakikat, berikut adalah ulasan lengkapnya, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (14/11/2022).
Hakikat Hidup
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, hakikat adalah kebenaran yang mendasar. Istilah ini biasanya juga digunakan untuk mengungkapkan tentang bagaimana sesuatu itu dianggap sebagai benar, misalnya saja hakikat hidup.
Hakikat hidup adalah sesuatu yang mengacu tentang bagaimana seharusnya hidup dijalani, apa tujuan hidup, dan sebagainya. Hakikat hidup manusia melibatkan berbagai macam sudut pandang. Dalam pandangan ajaran agama Islam, hakikat hidup adalah untuk beribadah, sebagai khalifah, serta beramal shalih dengan kiprah dan peran masing-masing.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hadid : 20, yang artinya:
"Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu."
Berdasarkan Tafsir Kemenag, melalui ayat tersebut Allah SWT mencoba menjelaskan bahwa hakikat hidup sebenarnya adalah seperti mainan dan sesuatu yang lucu, menjadi bahan kelakar antara mereka, serta perhiasan untuk melengkapi dandanan mereka. Mereka berbangga-bangga dengan harta dan keturunan yang dianugerahkan kepada mereka.
Hidup hakikatnya hanya berlangsung beberapa saat lalu hilang lenyap dan berakhirlah wujudnya. Keadaan ini tidak beda dengan bumi yang kena hujan lebat lalu menumbuhkan tanaman-tanaman yang mengagumkan para petani, menyebabkan mereka riang bermuka cerah dan merasa gembira.
Advertisement
Hakikat sebagai Jalan Mencapai Tujuan Hidup
Dalam pandangan Islam, hakikat adalah salah satu jalan untuk mencapai tujuan hidup. Seperti dikutip dari Nu Online, hidup ini adalah perjalanan dalam meraih ridha Allah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, manusia harus melakukan perjalanan spiritual yang dimulai dengan syariat, kemudian tarekat, dan buahnya, yaitu hakikat. Ketiganya saling terkait dan tidak boleh dinegasikan salah satu di antara ketiganya.
Semuanya harus saling terkait karena hakikat tanpa syariat itu batal, dan syariat tanpa hakikat itu kosong. Syariat adalah perintah-perintah Allah, dan larangan-larangan-Nya. Thariqah adalah perjalanan dan aplikasi syariat. Sedangkan hakikat adalah melihat dengan dimensi dalam.
Misalnya saja, seseorang yang beribadah hanya karena ingin masuk surga. Itu termasuk syariat yang kosong. Sebab, seseorang bisa masuk surga bukan karena amal ibadahnya, melainkan karena ridha Allah SWT.
Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa hakikat adalah istilah untuk mengacu pada kebenaran yang sesungguhnya. Hakikat adalah makna terdalam dari praktik dan petunjuk yang ada pada syariat dan tarikat.
Contoh Penggunaan Kata Hakikat Berdasarkan Kutipan dari Para Tokoh
Untuk lebih memahami apa itu hakikat, berikut adalah sejumlah contoh penggunaan kata hakikat, seperti yang dikutip dari kata-kata tokoh dunia.
1. Emha Ainun Nadjib, Seniman, Budayawan, Penyair, dan Intelektual dari Indonesia
“Hakikat hidup bukanlah apa yang kita ketahui, bukan buku-buku yang kita baca atau kalimat-kalimat yang kita pidatokan, melainkan apa yang kita kerjakan, apa yang paling mengakar di hati, jiwa dan inti kehidupan kita.”
2. Jalaluddin Rumi, Penyair Sufi, Ahli Hukum, Sarjana Islam dan Teolog dari Persia
“Hakikat Yang Maha Pengasih hadir secara langsung laksana sinar matahari yang menerangi bumi.”
3. Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 Indonesia
“Bukankah masalah ketuhanan memang rumit? Mungkin sengaja dibuat rumit oleh Tuhan, agar kita tertuntut untuk senantiasa berada dalam upaya pencarian hakikat-Nya, walaupun itu tidak akan pernah tercapai. Upayanya yang penting, bukan tercapainya hasil mutlak.”
4. Diponegoro, Pahlawan Nasional Indonesia
“Hidup dan mati ada dalam genggaman Illahi. Takdir adalah kepastian, tapi hidup harus tetap berjalan. Proses kehidupan adalah hakikat, sementara hasil akhir hanyalah syariat. Gusti Allah akan menilai ketulusan perjuangan manusia, bukan hasil akhirnya. Kalaupun harus menjumpai kematian, itu artinya mati syahid di jalan Tuhan.”
5. Basuki Tjahaja Purnama, Politikus Indonesia
“Anak muda itu jangan bisanya cuma mengkritik, harus ada solusi jadi akan ada timbal balik, itulah hakikat kemerdekaan karena tumpuannya ada di anak muda yang kreatif dan inovatif.”
6. Tere Liye, Penulis dari Indonesia
- “Jangan terlalu mengejar hasilnya, nanti kita lupa hakikat kesuksesan yang sesungguhnya.”
- “Jangan terlalu mengejar seseorang, memilikinya, nanti kita tidak akan pernah paham hakikat memiliki sebenarnya.”
- “Jangan terlalu mengejar kemenangan, piala, trophi, nanti kita lupa hakikat pertandingan.”
- “Jangan terlalu mengejar kehidupan, materi, nanti kita lupa hakikat hidup ini sendiri, dan lupa melaluinya penuh kesyukuran.”
7. Khalil Gibran, Penulis dan Pelukis dari Lebanon-Amerika
“Hakikat cinta adalah rintihan panjang yang dikeluhkan oleh lautan perasaan kasih sayang. Ia adalah cucuran air mata kesedihan langit pikiran. Ia adalah senyuman ceria kebun-kebun bunga cinta.”
8. Sigmund Freud, Psikiater dari Austria
“Berbicara dengan benar, ketidaksadaran adalah psikis yang sebenarnya; hakikat batinnya sama tidak kita ketahui dengan realitas dunia luar, dan hal itu dilaporkan secara tidak sempurna kepada kita melalui data kesadaran seperti halnya dunia luar melalui indikasi alat indera kita.”
9. Abraham H. Maslow, Psikolog dari Amerika Serikat
“Kehidupan spiritual adalah bagian dari hakikat manusia. Itu adalah karakteristik yang menentukan dari sifat manusia, tanpanya sifat manusia tidak sepenuhnya manusia.”
10. Sanie B. Kuncoro, Penulis dari Indonesia
“Buat apa bertahan pada hakikat yang justru mengurangi kebahagiaan kita pada pasangan.”
Advertisement
Contoh Penggunaan Kata Hakikat Berdasarkan Kutipan dari Para Tokoh
11. Merry Maeta Sari, Penulis dari Indonesia
“Kami tahu mungkin kalian setengah hati menjalani pernikahan ini. Kalian sudah dewasa. Papa yakin kalian bisa bertanggung jawab dengan apa yang kalian pilih. Kalian sudah memilih pernikahan ini, jadi cobalah untuk lebih mengenal dan memahami satu sama lain. Itu hakikat pernikahan. Jangan coba-coba bermain dengan ikatan pernikahan!”
12. Ajip Rosidi, Penulis dari Indonesia
“Betapa dalam kulihat samudra segala hakikat!”
13. Najwa Shihab, Jurnalis Indonesia
“Atas nama popularitas, hakikat demokrasi pun diterabas.”
14. Abdul Somad, Pendakwah dari Indonesia
“Wujud syukur yang sederhana ialah mengucap Syukur "Alhamdulillahirobbil 'alamin. Segala Puji hanya bagi Allah" . Namun sesungguhnya Hakikat dari Rasa Syukur itu adalah memastikan setiap tarikkan nafas kita senantiasa dalam "ketaatan" kepada Allah Ta'ala.”
15. Nicholas Sparks, Penulis dari Amerika Serikat
“Mukjizat, seberapa pun sulitnya dijelaskan atau diyakini, merupakan sesuatu yang nyata dan bisa terjadi tanpa dipengaruhi oleh hakikat kehidupan yang alami.”
16. Abdullah Gymnastiar, Pendakwah dari Indonesia
“Hakikat orang miskin bukanlah mereka yang tidak mempunyai harta dan kekayaan, melainkan mereka yang tidak mempunyai iman dan ilmu.”
17. Yahya ibn Mu'adh al-Razi, Sufi Muslim dan Murid Ibnu Karram
“Hakikat cinta adalah sesuatu yang tak dapat berkurang karena keburukan, dan tidak pula bertambah karena kebaikan.”