Sukses

Hidroponik Adalah Budidaya Menanam dengan Air, Lengkap dengan Jenis-Jenisnya

Hidroponik adalah sistem budidaya pertanian tanpa menggunakan tanah tetapi menggunakan air yang berisi larutan nutrient.

Liputan6.com, Jakarta Hidroponik adalah salah satu cara tanam yang populer dipakai oleh masyarakat. Hidroponik adalah tanaman yang media tanamnya bukan berupa tanah. Cara tanam ini menggunakan media air sebagai pengganti media tanah.

Hidroponik adalah cara tanam yang terbilang menghemat lahan. Sebab cara tanam ini hanya menggunakan pipa atau paralon sebagai alat untuk mengalirkan air. Meski begitu, kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah.

Hidroponik adalah salah satu teknik bercocok tanam yang modern, tanpa menggunakan media kerikil, dan lain sebagainya. Untuk perawatannya sendiri tergolong mudah, bahkan gangguan hama tanaman pun lebih mudah dikontrol.

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai pengertian hidroponik beserta jenis-jenis dan keuntungannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (15/11/2022).

2 dari 5 halaman

Pengertian Hidroponik

Kata hidroponik berasal dari bahasa Inggris yakni hydroponic secara harfiah berarti Hydro  adalah air, dan phonic adalah pengerjaan. Sehingga secara umum, pengertian hidroponik adalah sistem budidaya pertanian tanpa menggunakan tanah tetapi menggunakan air yang berisi larutan nutrient. Hidroponik adalah membuat air sebagai media tanam sebagai medium utamanya.

Sistem cocok tanam ini sangat tepat digunakan pada lahan yang sempit. Budidaya hidroponik biasanya dilaksanakan di dalam rumah kaca (greenhouse) untuk menjaga supaya pertumbuhan tanaman secara optimal dan benar-benar terlindung dari pengaruh unsur luar seperti hujan, hama penyakit, iklim dan lain-lain.

Tujuan utama hidroponik adalah menghilangkan sebanyak mungkin hambatan antara akar tanaman dan air, oksigen, dan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh. Hidroponik adalah berkembang semakin pesat semenjak pertama kali diperkenalkan oleh Dr. WF. Gericke dari Universitas California, Amerika Serikat.

3 dari 5 halaman

Jenis-Jenis Hidroponik

1. NFT

Hidroponik NFT atau Nutrient Film Technique adalah salah satu dari jenis hidroponik yang cukup sederhana. Sistem hidroponik NFT membuat larutan nutrisi dipompa ke saluran yang dapat menampung beragam tanaman. Saluran sedikit miring, sehingga larutan nutrisi mengalir melalui saluran, melewati akar tanaman, menggantung akar, dan kembali ke reservoir hidroponik.

Jenis ini bekerja sangat baik karena akar tanaman menyerap lebih banyak oksigen dari udara. Sebab hanya ujung akar yang bersentuhan dengan larutan nutrisi, sehingga tanaman dapat memperoleh lebih banyak oksigen yang memudahkan laju pertumbuhan yang lebih cepat.

2. DFT

Hidroponik DFT atau Deep Flow Technique merupakan jenis dari hidroponik NFT. Alih-alih lapisan tipis nutrisi, tanaman dikelilingi oleh larutan nutrisi setinggi sekitar 4 cm. Teknik deep flow membuat sistem hidroponik jenis ini lebih aman, karena akar masih disuplai jika terjadi kegagalan pompa.

Namun, metode ini tidak terlalu sering diterapkan, karena sistemnya yang lebih panjang atau lebih besar. Sehingga pasokan oksigen ke tanaman bervariasi sehingga menghasilkan pertumbuhan tanaman yang tidak merata.

3. Drip

Hidroponik drip atau hidroponik tetes merupakan salah satu jenis hidroponik yang mudah digunakan, diatur, dan dapat disesuaikan dengan beberapa teknik. Sistem hidroponik tetes sangat cocok untuk berbagai jenis tanaman.

Dengan sistem ini, larutan nutrisi dipompa melalui tabung langsung ke pangkal tanaman. Ujung tabung akan menghasilkan tetesan memungkinkan larutan nutrisi menetes pada aliran yang bisa diatur, memenuhi media tumbuh.

Sistem hidroponik tetes dapat berupa sistem yang tidak bersirkulasi dan bersirkulasi. Sistem yang tidak bersirkulasi menetes perlahan untuk memberi tanaman nutrisi yang cukup pada tingkat yang konsisten. Sistem sirkulasi menetes lebih sering, dengan nutrisi berlebih mengalir kembali ke reservoir.

4 dari 5 halaman

Jenis-Jenis Hidroponik

4. Pasang Surut

Hidroponik pasang surut atau ebb and flow merupakan salah satu jenis hidroponik yang sering digunakan. Jenis sistem ini berfungsi dengan membanjiri area yang tumbuh dengan larutan nutrisi pada interval tertentu.

Solusi nutrisi kemudian perlahan-lahan mengalir kembali ke reservoir. Pompa terhubung ke pengatur waktu, sehingga proses berulang dengan sendirinya pada interval tertentu sehingga tanaman mendapatkan jumlah nutrisi yang diinginkan.

5. Kultur Air

Hidroponik kultur air atau water culture system merupakan teknik yang cukup sederhana dari jenis hidroponik. Tempat yang menampung tanaman biasanya terbuat dari Styrofoam dan mengapung langsung pada larutan nutrisi.

Kultur air adalah sistem pilihan untuk menanam selada yang merupakan tanaman yang sangat menyukai air. Sangat sedikit tanaman selain selada yang dapat bekerja dengan baik dalam sistem jenis ini.

6. Sumbu

Sistem sumbu adalah jenis sistem hidroponik yang paling sederhana dan tidak memerlukan listrik, pompa, atau aerator. Di antara berbagai jenis sistem hidroponik, ini adalah satu-satunya yang dapat menjadi sistem pasif, berarti tidak diperlukan listrik. Sistem sumbu baik untuk tanaman kecil yang tidak menggunakan banyak air atau nutrisi.

Salah satu kunci sukses dengan sistem sumbu adalah menggunakan media tumbuh yang mengangkut air dan nutrisi dengan baik. Pilihan yang baik termasuk sabut kelapa, perlite, atau vermiculite.

7. Aeroponik

Aeroponik bukanlah metode termudah untuk berkebun hidroponik, tetapi ini adalah konsep yang sederhana. Menggunakan teknik ini, tanaman ditangguhkan di udara dan larutan nutrisi disemprotkan ke sistem akar tanaman. Solusi nutrisi dipompa ke pipa yang dilengkapi dengan nozel kabut. Saat tekanan terbentuk, semprotan akan menyemprot akar tanaman dan solusinya kembali ke reservoir.

5 dari 5 halaman

Keuntungan Menggunakan Teknik Hidroponik

Berikut ini terdapat beberapa keuntungan yang didapat apabila menggunakan teknik hidroponik adalah:

1. Tidak membutuhkan tanah.

2. Air akan terus bersirkulasi di dalam sistem dan bisa digunakan untuk keperluan lain, misalnya dijadikan akuarium.

3. Pengendalian nutrisi lebih sederhana sehingga nutrisi dapat diberikan secara lebih efektif dan efisien.

4. Relatif tidak menghasilkan polusi nutrisi ke lingkungan.

5. Memberikan hasil yang lebih banyak.

6. Mudah dalam memanen hasil

7. Steril dan bersih.

8. Media tanam dapat digunakan berulang kali.

9. Bebas dari tumbuhan pengganggu atau gulma.

10. Tanaman tumbuh lebih cepat.