Liputan6.com, Jakarta Red flag secara harfiah berarti bendera yang berwarna merah, namun memang begitu kenyataannya. Seperti dikutip dari Collins Dictionary, red flag adalah bendera berwarna merah yang digunakan untuk digunakan untuk menunjukkan bahaya atau sebagai tanda bahwa Anda harus berhenti.
Makna red flag kemudian berkembang dan tidak hanya mengacu pada bendera berwarna merah yang digunakan sebagai tanda peringatan, tapi juga mengacu pada peringatan secara umum.
Baca Juga
Menurut Merriam-Webster, red flag adalah kata benda yang mengacu pada sinyal peringatan. Sumber tersebut juga menunjukkan bahwa red flag adalah sesuatu yang menunjukkan atau menarik perhatian pada masalah, bahaya, atau ketidakteraturan.
Advertisement
Dalam percakapan pergaulan, red flag adalah istilah yang cukup sering digunakan. Namun, istilah red flag lebih sering digunakan untuk mengacu pada peringatan-peringatan yang terkait dengan hubungan romansa.
Namun yang jelas, istilah red flag tidak muncul begitu saja. Kemunculan istilah red flag melibatkan sejarah yang cukup panjang terkait dengan bagaimana cara prajurit yang terlibat peperangan memberikan pertanda, yakni dengan menggunakan bendera berwarna merah.
Sekarang, alih-alih mengacu pada bendera berwarna merah, red flag sekarang memiliki makna yang lebih luas. Bahkan, istilah red flag sekarang lebih banyak digunakan dalam percakapan yang membahas hubungan romantis.
Lalu apa itu red flag? Berikut ulasan lengkapnya, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (15/11/2022).
Sejarah Munculnya Istilah Red Flag
Red flag adalah sebuah idiom yang dapat digunakan sebagai kata benda atau kata kerja. Sebagai kata kerja, istilah ini biasanya ditulis dengan tanda hubung sehingga menjadi red-flag. Sebagai idiom, red flag berarti peringatan, petunjuk bahwa mungkin ada masalah, tanda bahaya. Sementara itu jika digunakan sebagai kata kerja, red-flag berarti mengidentifikasi sesuatu sebagai tanda bahaya, melabeli sesuatu sebagai peringatan.
Istilah red flag tidak muncul begitu saja. Istilah red flag muncul dari serangkaian perjalanan yang panjang. Seperti dilansir dari Grammarist, di awal kemunculannya, red flag benar-benar berarti bendera yang berwarna merah. Sumber tersebut menunjukkan bahwa pada 1600-an, bendera merah digunakan untuk menandakan bahwa pasukan siap berperang. Pada tahun 1700-an, bendera merah mulai digunakan sebagai tanda peringatan.
Secara harfiah, red flag yang berarti bendera merah digunakan sebagai tanda peringatan dalam banyak situasi. Bendera merah digunakan dalam olahraga, sebagai tanda bahaya kebakaran hutan, sebagai sinyal kereta api, sebagai peringkat ancaman teroris, dan dalam banyak cara lainnya. Dalam semua kasus, bendera merah adalah peringatan bahaya.
Sumber lain menyebutkan bahwa red flag yang berarti bendera merah pertama kali digunakan sebagai tanda pertempuran pada 1602. Kemudian pada 1777 bendera merah digunakan sebagai sebagai tanda bahaya, peringatan, atau isyarat untuk berhenti. Setelah itu, red flag yang secara harfiah berarti bendera merah menjadi simbol revolusi, sosialisme, atau komunisme pada tahun 1848.
Sekarang, red flag lebih sering digunakan untuk mengacu peringatan yang terkait dengan hubungan romansa dan percintaan.
Advertisement
Red Flag dalam Hubungan Romansa
Seperti dilansir dari Insider, red flag dalam hubungan romansa adalah tanda peringatan bahwa mungkin ada pola atau perilaku tidak sehat antara Anda dan pasangan. Salah satu bentuk red flag dalam hubungan percintaan adalah perilaku kasar dan agresif.
Namun, beberapa red flag dalam hubungan bisa saja tidak disadari. Misalnya saja seperti manipulatif, gaslighting, dan narsisme, merupakan sejumlah bentuk red flag dalam hubungan percintaan yang sering kali tidak disadari.
Beberapa red flag dalam hubungan romansa mungkin tidak begitu jelas semula. Namun lambat laun, tanda bahaya itu bisa semakin jelas setiap harinya. Red flag sering digunakan dalam percakapan seputar toxic relationship atau pasangan yang bersikap kasar. Toxic relationship dapat muncul dengan sendirinya dalam hubungan dekat apa pun, termasuk teman, kolega, anggota keluarga, atau pasangan.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, terutama dalam kaitannya dengan hubungan romansa, red flag bisa hadir dalam sikap seperti narsisme, agresi, viktimisasi, atau bahkan perilaku kasar.
Saat Anda menemukan tanda bahaya dalam hubungan, inilah saat yang tepat untuk berhenti sejenak dan merenungkan kelanjutan hubungan dengan orang tersebut. Seringkali, perilaku toxic tidak kentara dan berbahaya. Namun itu bisa semakin jelas saat kita lemah, dan jika kita tidak bisa melawannya, itu bisa mengendalikan hidup kita.
Hal ini dapat menyebabkan diri kita dan orang-orang di sekitar kita tersakiti. Menumbuhkan kesadaran diri seputar red flag dan perilaku beracun dapat membantu kita menghindarinya sama sekali.
Bentuk-Bentuk Red Flag dalam Hubungan
Banyak orang baru menyadari bahwa mereka telah terjebak toxic relationship ketika mereka telah mengalami kerusakan baik itu fisik maupun mental. Padahal ada sejumlah tanda bahaya yang dapat muncul di awal hubungan. Dengan mengetahui hal tersebut, Anda dapat mengakhiri hubungan toxic sebelum terlalu banyak kerusakan yang terjadi.
1. Terlalu Banyak Mengatur
Perilaku yang terlalu banyak mengatur adalah red flag yang umum. Orang-orang yang mencoba mengendalikan gerakan, keputusan, atau keyakinan Anda lebih mementingkan apa yang mereka inginkan daripada apa yang terbaik untuk Anda. Dalam hubungan yang sehat, ada kompromi dan pemahaman seputar perbedaan. Tidak satu orang pun yang dapat mengatur tindakan orang lain.
2. Kurangnya Kepercayaan
Kepercayaan adalah fondasi penting dalam setiap hubungan yang sehat. Salah satu bentuk red flag adalah kurangnya kepercayaan pada diri Anda, baik itu dari pasangan teman, kolega, maupun keluarga.
Tentu saja, kita semua terkadang memiliki keraguan. Tetapi mereka seharusnya tidak menghentikan kita untuk mempercayai orang-orang dalam hidup kita untuk melakukan hal yang benar. Hubungan yang sehat membutuhkan kepercayaan dari kedua belah pihak.
3. Merasa Rendah Diri
Seseorang terdekat Anda seharusnya dapat melakukan sesuatu untuk membuat Anda merasa berharga dan percaya diri, bukan malah melakukan sesuatu untuk terus membuat Anda rendah diri. Ketika Anda mencintai seseorang, Anda berkomitmen untuk mendukung dan menyemangati mereka. Jika Anda tidak merasakan dukungan dari pasangan, keluarga, atau teman Anda, ada sesuatu yang perlu diubah.
4. Pelecehan fisik, emosional, atau mental
Pelecehan fisik, emosional, dan mental adalah red flag yang tidak dapat disangkal dalam hubungan apa pun. Pelecehan fisik lebih mudah disadari. Tapi pelecehan emosional dan mental bisa sama merusaknya dalam jangka panjang. Dan seperti kekerasan fisik, kekerasan mental dan emosional dapat menyebabkan PTSD.
Tidak ada yang berhak memperlakukan Anda sebagai kambing hitam untuk masalah mereka sendiri. Itu harus ditangani secara konstruktif dan adil. Pelecehan dalam bentuk apa pun tidak akan bisa diterima sebagai penyelesaian masalah.
5. Narsisme
Gangguan kepribadian narsistik adalah kondisi mental yang menunjukkan obsesi diri, rasa penting yang salah tempat. Hal ini dapat muncul sebagai delusi keagungan, meskipun tidak dalam arti klinis. Orang yang narsis percaya bahwa dunia berputar di sekitar mereka.
Terlibat secara emosional dengan orang yang narsis dan egois bisa melelahkan dan membuat trauma. Kebutuhan mereka akan selalu dianggap lebih penting daripada kebutuhan Anda.
Â
Â
Advertisement
6. Tidak Bisa Mengontrol Emosi
Jika seseorang mudah marah dan melampiaskannya dengan cara yang destruktif merupakan salah satu red flag yang jelas. Kita semua harus merasa cukup nyaman dengan pasangan atau teman untuk menangani topik yang sulit tanpa mengkhawatirkan keselamatan kita. Siapa pun yang menggunakan amarah sebagai taktik intimidasi menunjukkan perilaku toxic.
7. Ketidakmampuan untuk Mengatasi Konflik
Orang yang menghindari konflik mungkin mengira mereka melindungi hubungan dari kehancuran. Namun pada akhirnya, itu hanya menghasilkan agresi pasif yang bertele-tele.
Betapapun tidak nyamannya, kemampuan dalam menghadapi masalah secara konstruktif adalah elemen penting dari semua hubungan. Jika masalah yang sepele saja dihindari, maka masalah serius tidak akan pernah bisa diselesaikan.
8. Cemburu Berlebihan
Wajar jika Anda merasa cemburu ketika pasangan atau teman Anda menghabiskan banyak waktu dengan orang lain. Namun, itu bukan alasan untuk membiarkannya mengaburkan penilaian Anda. Seseorang yang terus-menerus cemburu dengan hubungan Anda dengan orang lain lebih peduli tentang apa yang mereka inginkan daripada kebahagiaan Anda.
9. Gaslighting
Gaslighting adalah taktik manipulasi yang umum. Ini adalah bentuk pelecehan emosional yang berbahaya di mana manipulator akan membuat Anda mempertanyakan kewarasan atau penilaian Anda sendiri. Korban gaslighting dibuat merasa bersalah terlepas dari apakah mereka melakukan kesalahan atau tidak. Gaslighting adalah red flag yang jelas dalam hubungan apa pun.
10. Kurangnya Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi. Orang dengan tingkat kecerdasan emosional yang rendah biasanya tidak dapat memahami perasaan Anda atau berempati dengan Anda. Ini sering mengakibatkan konflik atau bentuk manipulasi yang tidak perlu.
11. Menjauhkan Anda dari teman dan Keluarga
Sebagian besar orang menganggap bahwa sosok teman dan keluarga adalah hal yang penting. Ini adalah tanda bahaya besar jika seseorang dalam hidup Anda secara negatif memengaruhi hubungan Anda dengan orang yang Anda cintai. Hubungan yang sehat tidak boleh mengorbankan hubungan sehat lainnya.