Liputan6.com, Jakarta Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsekuensi adalah akibat dari suatu perbuatan, pendirian, dan sebagainya. Dengan kata lain, konsekuensi adalah hasil dari segala keputusan yang kita pilih dalam hidup.
Konsekuensi adalah kata yang cukup sering dikatakan. Misalnya dalam kalimat, "Setiap hal yang dilakukan seseorang tentunya memiliki konsekuensi."
Advertisement
Baca Juga
Konsekuensi adalah kata yang merujuk pada setiap hasil, akibat, dari keputusan atau perbuatan. Misalnya saja, ketika seseorang memutuskan untuk malas belajar, kemudian dia tidak belajar. Malas belajar adalah keputusan atau tindakan, sedangkan malas belajar adalah konsekuensi.
Contoh lain misalnya konsekuensi pekerjaan. Misalnya pekerjaan sebagai artis. Menjadi artis yang terkenal dipandang sebagai pekerjaan yang menyenangkan, karena pekerjaannya dianggap mudah dan menyenangkan dan menghasilkan uang yang banyak. Namun pekerjaan tersebut juga menghadirkan konsekuensi.
Salah satu contoh konsekuensi pekerjaan sebagai arti antara lain adalah mereka harus siap jika kehidupan pribadi mereka menjadi konsumsi publik. Untuk lebih memahami apa itu konsekuensi, berikut ulasan lengkapnya, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu (19/11/2022).
Pengertian Konsekuensi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsekuensi adalah akibat dari suatu perbuatan, pendirian, dan sebagainya. Konsekuensi adalah persesuaian dengan yang dahulu. Menurut Cambridge Dictionary, konsekuensi adalah hasil dari tindakan atau situasi tertentu, seringkali yang buruk atau tidak nyaman.
Konsekuensi adalah hasil akhir atau dampak dari suatu perbuatan jika hal tersebut dilakukan. Konsekuensi adalah istilah yang erat kaitannya dengan hukum sebab-akibat. Hukum sebab-akibat disebut juga Hukum Karma.
Ada peribahasa yang menyatakan tentang konsekuensi dari suatu tindakan, yaitu:
"Apa yang kau tanam, itulah yang kau tuai"
Jadi, dapat disimpulkan bahwa jika kamu melakukan sesuatu, pasti ada akibatnya, bisa itu baik ataupun buruk. Jika kamu melakukan perbuatan baik, maka akan mendapat balasan yang baik. Sementara itu, apabila kamu melakukan perbuatan buruk, maka akan mendapat balasan yang buruk pula. Inilah yang disebut dengan konsekuensi.
Dengan memerhatikan konsekuensi setiap tindakan, maka akan terbentuk rasa tanggung jawab. Rasa tanggung jawab inilah yang harus dikembangkan oleh setiap manusia. Dengan adanya rasa tanggung jawab, maka akan terbentuk rasa kedisiplinan pada setiap diri manusia.
Kamu juga mungkin perlu memahami makna dari istilah konsekuen, yaitu sesuai dengan apa yang telah dikatakan atau diperbuat. Konsekuen juga dapat dimaknai sebagai berwatak teguh atau tidak menyimpang dari apa yang diputuskan.
Advertisement
Konsekuensi dan Hukuman
Konsekuensi adalah akibat dari suatu perbuatan. Istilah ini sering dikaitkan dengan hukuman. Namun, konsekuensi tidak selalu hadir dalam bentuk hukuman. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hukuman adalah hasil atau akibat menghukum (membiarkan orang menderita atau susah sebagai balasan atas pelanggaran yang telah dilakukannya). Dari pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa hukuman merupakan salah satu bentuk dari konsekuensi.
Konsekuensi mungkin tidak hadir dalam bentuk hukuman. Konsekuensi adalah akibat langsung dari perbuatan yang dilakukan. Seseorang mungkin telah melakukan kejahatan atau tindakan yang melanggar hukum, namun dia belum tentu mendapat hukuman karena tidak ditemukannya bukti. Namun bukan berarti dia tidak mendapatkan konsekuensi. Konsekuensi bisa hadir dalam bentuk lain, seperti perasaan yang tidak nyaman seperti perasaan bersalah.
Sedangkan hukuman adalah sebuah cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara umum. Dalam hal ini, hukuman diberikan ketika sebuah tingkah laku yang tidak diharapkan ditampilkan oleh orang yang bersangkutan atau orang yang bersangkutan tidak memberikan respon atau tidak menampilkan sebuah tingkah laku yang diharapkan. Secara umum hukuman dalam hukum adalah sanksi fisik maupun psikis untuk kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan. Hukuman mengajarkan tentang apa yang tidak boleh dilakukan.
Ada tiga fungsi penting dari hukuman yang berperan besar bagi pembentukan tingkah laku yang diharapkan, yaitu membatasi perilaku, bersifat mendidik, dan memperkuat motivasi untuk menghindarkan diri dari tingkah laku yang tidak diharapkan. Hukuman menghalangi terjadinya pengulangan tingkah laku yang tidak diharapkan.
Selain hukuman, konsekuensi mungkin juga kerap disamakan dengan istilah “hasil”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hasil adalah akibat atau kesudahan (dari sebuah pertandingan, ujian, dan sebagainya).
Konsekuensi Logis
Konsekuensi adalah istilah yang juga lekat dengan logika, yang disebut sebagai konsekuensi logis. Konsekuensi logis adalah salah satu konsep paling mendasar dalam logika. Ini adalah hubungan antara pernyataan yang berlaku ketika seseorang secara logis "mengikuti" satu atau lebih orang lain. Argumen logis yang valid adalah argumen yang kesimpulannya mengikuti dari premisnya, dan kesimpulannya adalah konsekuensi dari premisnya.
Analisis filosofis tentang konsekuensi logis melibatkan pertanyaan, 'dalam arti apa sebuah kesimpulan mengikuti premis-premisnya?' dan 'apa artinya kesimpulan menjadi konsekuensi dari premis?' Semua logika filosofis dapat dianggap sebagai penjelasan tentang sifat konsekuensi logis, serta kebenaran logis.
Konsekuensi logis dianggap perlu dan formal dengan contoh-contoh yang dijelaskan menggunakan model dan bukti. Sebuah kalimat dikatakan sebagai konsekuensi logis dari serangkaian kalimat, untuk bahasa tertentu, jika dan hanya jika, menggunakan logika saja, kalimat itu harus benar jika setiap kalimat dalam rangkaian itu benar.
Para ahli logika membuat catatan yang tepat tentang konsekuensi logis sehubungan dengan bahasa tertentu dengan membangun sistem deduktif untuk, atau dengan memformalkan semantik yang dimaksudkan.
Pandangan yang paling banyak berlaku tentang cara terbaik untuk memperhitungkan konsekuensi logis adalah untuk menarik formalitas. Artinya apakah pernyataan mengikuti satu sama lain secara logis tergantung pada struktur atau bentuk logis dari pernyataan tanpa memperhatikan isi dari bentuk itu.
Akun sintaksis dari konsekuensi logis bergantung pada skema menggunakan aturan inferensi. Misalnya, kita dapat menyatakan bentuk logis dari argumen yang valid sebagai:
Semua X adalah Y
Semua Y adalah Z
Jadi, semua X adalah Z.
Argumen ini valid secara formal, karena setiap contoh argumen yang dibangun menggunakan skema ini valid.
Advertisement