Sukses

Konsumerisme adalah Gaya Hidup Tidak Hemat, Ini Penyebab, Dampak, dan Contohnya

Konsumerisme adalah menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup.

Liputan6.com, Jakarta - Konsumerisme adalah gaya hidup yang mengarah pada perilaku tidak hemat, boros, dan hedonisme. Di mana seseorang mengonsumsi barang atau jasa bukan didasarkan pada fungsi dan kegunaan, melainkan demi membangun citra, identitas diri, dan kelas sosial.

Fenomena konsumerisme dipengaruhi modernisasi dan globalisasi. Para ekonom mempercayai, adanya gaya hidup atau budaya konsumerisme adalah dipengaruhi kuat oleh seperti pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi.

Seorang konsumerisme akan berpandangan dengan menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Dampak dari konsumerisme adalah mengarah pada perilaku boros dan gambaran dari ketimpangan sosial semakin nyata.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang konsumerisme, penyebab konsumerisme, dampak konsumerisme, dan contoh konsumerisme, Senin (21/11/2022).

2 dari 3 halaman

Konsumerisme adalah Gaya Hidup Tidak Hemat

Arti Konsumerisme

Istilah konsumerisme sangat melekat di era masyarakat modern. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan konsumerisme adalah gaya hidup yang menganggap barang-barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan, dan sebagainya.

Arti konsumerisme adalah sama dengan gaya hidup tidak hemat. Dalam buku berjudul Konsumerisme (1995) oleh Setiaji, konsumerisme adalah perilaku berlebihan dan membabi buta dalam membeli suatu barang.

Para ekonom percaya, gaya hidup atau budaya konsumerisme adalah dipengaruhi kuat oleh pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi. Konsumerisme adalah gaya hidup konsumtif yang mengedepankan citra dan kelas sosial daripada fungsi dan kegunaan yang sesungguhnya atau benar-benar dibutuhkan.

Dalam buku berjudul Master Kisi-Kisi UN SMA/MA IPS 2019 oleh Tim Garuda Eduka, konsumerisme adalah paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan, tidak sepantasnya secara sadar, dan berkelanjutan.

Dampak Konsumerisme

Fenomena konsumerisme dipengaruhi modernisasi dan globalisasi. Konsumerisme adalah gaya hidup seperti berbelanja dan membeli suatu produk yang mengaburkan kegunaan atau fungsi, sehingga mengarah pada perilaku hedonisme.

Dalam buku berjudul Saya Berbelanja Maka Saya Ada: Ketika Konsumsi Dan Desain Menjadi Gaya Hidup Konsumeris (2007) oleh Haryanto Soedjatmiko, konsumerisme adalah gaya hidup yang akan selalu dianggap memiliki konteks negatif.

Di mana seorang konsumerisme akan berpandangan dengan menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidup. Dampak dari konsumerisme adalah mengarah pada perilaku boros dan gambaran dari ketimpangan sosial semakin nyata.

3 dari 3 halaman

Penyebab dan Contoh Gaya Hidup Konsumerisme

Penyebab Konsumerisme

Gaya hidup konsumerisme tidak terjadi begitu saja, ada penyebabnya. Fenomena konsumerisme adalah secara umum dipengaruhi modernisasi dan globalisasi. Seorang ahli dalam bidang ini Amstrong, menyebut gaya hidup boros dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Ini penjelasan tentang faktor internal dan eksternal penyebab konsumerisme tersebut yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber:

1. Sikap

Sikap adalah faktor internal penyebab konsumerisme. Sikap menjadi suatu kesadaran jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap sesuatu. Melalui sikap, individu memberi respons positif atau negatif terhadap gaya. Keadaan jiwa dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan, dan lingkungan sosialnya.

2. Pengalaman dan Pengamatan

Pengalaman adalah faktor internal penyebab konsumerisme. Ini memengaruhi pengamatan sosial dalam lingkungan tingkah laku. Pengalaman diperoleh dari tindakan masa lalu. Hasil dari pengalaman sosial membentuk pandangan terhadap suatu objek. Seseorang tertarik dengan suatu gaya hidup tertentu berdasarkan pengalaman dan pengamatan.

3. Kepribadian

Kepribadian adalah faktor internal penyebab konsumerisme. Ini menjadi konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu. Kepribadian memengaruhi selera yang dipilih seseorang. Sehingga mempengaruhi pula bagaimana gaya hidupnya.

4. Konsep Diri

Konsep diri adalah faktor internal penyebab konsumerisme. Ini menggambarkan hubungan anatara konsep diri konsumen image mereka. Bagaimana individu memandang dirinya akan memengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai dari inti dari pola kepribadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi masalah hidupnya.

5. Motif

Motif adalah faktor internal penyebab konsumerisme. Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar, maka akan membetuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.

6. Persepsi

Persepsi adalah faktor internal penyebab konsumerisme. Ini proses di mana seseorang memilih, mengatur, dan menginterprestasikan informasi untuk membetuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia.

7. Kelompok Referensi

Kelompok referensi adalah faktor eksternal penyebab konsumerisme. Ini kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.

8. Keluarga

Keluarga adalah faktor eksternal penyebab konsumerisme. Mereka memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu. Hal ini karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak langsung memengaruhi pola hidupnya.

9. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah faktor eksternal penyebab konsumerisme. Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan dan peran. Hierarki kelas sosial masyarakat menentukan pilihan gaya hidup.

10. Kebudayaan

Kebudayaan adalah faktor eksternal penyebab konsumerisme. Ini meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaankebiasaan yang diperoleh indivdu sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri atas segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yabg normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir, merasakan, dan bertindak.

Contoh Konsumerisme

Contoh gaya hidup konsumerisme adalah sudah membingkai alam berpikir masyarakat. Konsumerisme ditunjukkan melalui apa?

Dalam jurnal penelitian berjudul Konsumerisme dan Gaya Hidup Perempuan di Ruang Sosial: Analisis Budaya Pembedaan Diri di Lingkungan Fisip Unimal (2020) oleh Rahmi Rachel dan Rakhmadsyah Putra Rangkuty, mengutip dari Ulfa (2008) contoh konsumerisme ditunjukkan melalui gaya hidup, selera, dan cita rasa.

Ini contoh gaya hidup konsumerisme yang dijelaskan dalam jurnal penelitian tersebut:

Contoh gaya hidup konsumerisme adalah sangat mencolok pada cara seseorang berpakaian. Membeli pakaian bukan karena kebutuhan primer dan sarana menegakkan norma, melainkan identitas dan ekspresi kelas sosial. Di sinilah yang menjadikan pakaian menjadi komoditas yang paling menguntungkan, hingga lahirlah perusahaan produsen yang menjual barang bermerek dan mahal.

Apalagi contoh konsumerisme? Ini contoh gaya hidup konsumerisme yang dijelaskan dalam jurnal penelitian berjudul Budaya Konsumerisme dan Teori Kebocoran di Kalangan Mahasiswa (2016) oleh Abdur Rohman:

Di mana seorang mahasiswa yang seharusnya bisa mengkonsumsi makanan dengan 3 kali sehari dengan harga makanan sekitar Rp 15.000. Akan tetapi, ia lebih memilih menghabiskan belanja makanan Rp 30.000 per hari. Maka, mahasiswa tersebut telah melakukan kebocoran dana hingga Rp 15.000 (dua kali lipat).