Sukses

Likuiditas adalah Kemampuan Perusahaan Membayar, Ini Jenis dan Cara Menghitungnya

Likuiditas adalah ukuran kemampuan sebuah perusahaan bisa membayar utang jangka pendeknya tepat waktu.

Liputan6.com, Jakarta - Apa arti dari likuiditas? Likuiditas adalah kemampuan perusahaan membayar kewajiban keuangan jangka pendek yang akan segera jatuh tempo. Contohnya seperti pajak, gaji karyawan, deviden, listrik, air PDAM, telepon, wiFi, dan masih banyak lagi lainnya.

Likuiditas bisa dihitung dengan rasio khusus. Perusahaan disebut memiliki rasio likuiditas baik atau likuid jika mampu melunasi kewajiban keuangan jangka pendeknya tempat waktu. Nilai baik rasio likuiditas adalah lebih dari 1.0 kali.

Seberapa penting likuiditas baik bagi sebuah perusahaan? Likuiditas yang baik sangat penting, karena rasio likuiditas yang buruk atau perusahaan tidak likuid, maka perusahaan akan kesulitan menjual dan mengubah aset yang dimiliki menjadi uang tunai.

Agar lebih memahami, berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang likuiditas, jenis-jenis likuiditas, cara menghitung likuiditas, dan risiko likuiditas, Selasa (22/11/2022).

2 dari 5 halaman

Likuiditas adalah Kemampuan Perusahaan Membayar Kewajiban Keuangan

Likuiditas adalah istilah untuk menggambarkan seberapa besar kemampuan perusahaan membayar kewajiban. Kewajiban ini berupa membayar utang dan keuangan jangka pendek lainnya.

Contohnya seperti pajak, gaji karyawan, deviden, listrik, air PDAM, telepon, wiFi, dan masih banyak lagi lainnya.

Dalam buku berjudul Manajemen Keuangan (2021) oleh Mohamad Johan Efendi dan Dwi Dewianawati, likuiditas adalah kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya.

Likuiditas bisa diukur dengan rasio khusus. Dijelaskan, rasio likuiditas adalah berguna untuk menunjukkan seberapa likuid-nya suatu perusahaan serta kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar.

3 dari 5 halaman

Jenis-Jenis dan Cara Menghitung Likuiditas

Ini jenis-jenis rasio likuiditas yang dimaksudkan dan cara menghitungnya masih melansir dari sumber buku yang sama:

1. Current Ratio

Ini jenis rasio likuiditas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.

Begini cara menghitung raiso lancar atau current ratio:

Rasio lancar = Aset lancar / Liabilitas lancar

2. Quick Ratio

Ini jenis rasio likuiditas untuk perbandingan antara aktiva lancar setelah dikurangi persediaan dengan utang lancar. Quick ratio yang rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan atau disebabkan perputaran persediaan yang lambat.

Begini cara menghitung raiso cepat atau quick ratio:

Rasio cepat = (kas dan setara kas + Investasi jangka pendek + Piutang usaha) / liabilitas lancar

3. Cash Ratio

Ini jenis rasio likuiditas untuk perbandingan antara kas atau setara kas dengan utang lancar. Rasio ini menujukkan seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi utang lancarnya dengan menggunakan kas yang dimilikinya.

Begini cara menghitung raiso kas atau cash ratio:

Rasio kas = Kas dan setara kas / Liabilitas lancar

4 dari 5 halaman

Rasio Likuiditas dan Penjelasannya

Perusahaan disebut memiliki rasio likuiditas baik jika mampu melunasi kewajiban keuangan jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo, nilainya lebih dari 1.0 kali. Likuiditas yang baik sangat penting, karena rasio likuiditas yang buruk atau perusahaan tidak likuid, maka perusahaan akan kesulitan menjual dan mengubah aset yang dimiliki menjadi uang tunai.

Bagaimana jika rasio likuiditas terlalu tinggi?

Dalam jurnal berjudul Analisis Dampak Likuiditas Terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010 -2016 (2018) oleh M Iqbal Notoatmojo, dijelaskan likuiditas memiliki dua risiko, yang pertama adalah ketika terlalu tinggi dan terlalu rendah.

Risiko likuiditas terlalu tinggi adalah menciptakan dana idle sehingga mengurangi kesempatan bank untuk mendapatkan laba dari penyaluran dana. Kemudian, risiko likuiditas terlalu kecil, maka bank tidak mampu mencukupi kewajiban jangka pendek serta akan mendapatkan pinalti dari Bank Indonesia (BI).

Segala risiko baik maupun buruk likuiditas pasti terjadi dan tidak terelakkan. Meski begitu, risiko ini bisa dikurangi. Bagaimana cara mengurangi segala risiko likuiditas?

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi segala risiko likuiditas yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, melakukan perpanjangan jatuh tempo semua kewajiban jangka pendek, memaksimalkan keseimbangan jangka waktu aset dan kewajiban, memperbaiki posisi likuiditas, dan melakukan diversifikasi (peluang keuntungan/strategi investasi) sumber dana bank.

5 dari 5 halaman

Komponen Likuiditas dan Penjelasannya

Ada tiga komponen penting likuiditas yang perlu diketahui. Ini penjelasan komponen likuiditas yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber:

1. Kerapatan

Komponen utama dari likuiditas adalah kerapatan. Kerapatan atau gap merupakan komponen yang mampu menjelaskan mengenai jarak harga pada suatu produk. Jarak harga tersebut meliputi jarak harga normal dan jarak harga yang telah disetujui perusahaan. Melalui komponen ini, perusahaan dapat menjabarkan mengenai perjanjian atau transaksi produk yang digunakan.

2. Kedalaman

Komponen kedua yang akan dibahas adalah kedalaman. Kedalaman adalah komponen likuiditas yang menjelaskan mengenai volume atau jumlah penjualan serta pembelian suatu produk yang dilakukan oleh perusahaan. Komponen ini juga dapat memberikan penjelasan mengenai kisaran harga dari produk yang dijual atau dibeli oleh perusahaan.

3. Resiliensi

Komponen terakhir dari likuiditas adalah resiliensi. Menjelaskan mengenai perubahan harga, komponen ini mampu memberikan gambaran mengenai seberapa cepat harga suatu produk berubah. Perubahan harga yang dimaksudkan adalah dari harga normal ke harga yang lebih efisien untuk sebuah produk. Resiliensi mampu menjelaskan adanya ketidakstabilan harga suatu produk.

 

Â