Liputan6.com, Jakarta Kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat masih menjadi misterius hingga saat ini. Menurut kepolisian, kasus ini penuh dengan teka-teki yang harus dipecahkan. Banyak keanehan di tempat kejadian perkara atau TKP, salah satunya soal kondisi jenazah yang sudah mengalami mumifikasi.
Direktur Krimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengatakan, dua dari empat jasad sudah mengalami proses mumifikasi, yakni Rani Margareth dan Rudiyanto karena mereka sudah tidak bernyawa sejak 13 Mei 2022.
"Pada saat itu diterima oleh almarhum Budiyanto, begitu membuka gerbang sudah tercium bau busuk yang luar biasa pada bulan Mei, 13 Mei," kata Hengki di Jakarta, yang dikutip Liputan6.com pada Selasa (22/11/2022).
Advertisement
Lantas, apa itu mumifikasi? Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai apa itu mumifikasi dan perbedaannya dengan pengawetan mayat yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (22/11/2022).
Apa Itu Mumifikasi
Dokter Forensik, Ade Firmansyah Sugiharto, menjelaskan apa itu mumifikasi adalah suatu bentuk lanjut dari pembusukan mayat. Proses mumifikasi yang terjadi biasanya sangat dipengaruhi kondisi suhu tempat jasad ditemukan.
"Mumifikasi dapat terjadi pada kondisi suhu yang cukup tinggi serta kelembaban yang rendah di tempat ditemukannya jenazah," jelasnya saat berbincang dengan merdeka.com melalui pesan elektronik, Selasa (22/11/2022).
Menurut Ade, proses mumifikasi dapat terjadi tergantung pada lokasi ditemukan. Jika berada di luar ruangan, proses mumifikasi menjadi lebih cepat sekitar 15 hari. Sebaliknya jika dalam ruangan, maka bisa memakan waktu berbulan-bulan sekitar kurang lebih 2-3 bulan.
Apa itu mumifikasi terjadi pada suhu panas dan kering sehingga tubuh akan terdehidrasi dengan cepat. Jaringan pada proses mumifikasi akan berubah menjadi keras, kering, warna coklat gelap, berkeriput dan tidak membusuk.
Dilansir dari laman Wiktionary, apa itu mumifikasi adalah perubahan yang terjadi pada mayat karena penguapan cairan jaringan sehingga proses pembusukan oleh bakteri yang terdapat dalam saluran pernapasan dan pencernaan terlambat yang menyebabkan tubuh menjadi kering dan susut, kulit berwarna kehitam-hitaman, keras, dan kaku.
Apa itu mumifikasi adalah tradisi Mesir Kuno dalam mengawetkan jenazah. Meski begitu pengawetan dan mumifikasi adalah tradisi yang berbeda. Perbedaannya terletak pada proses pengawetan mayat.
Advertisement
Perbedaan Mumifikasi dan Pengawetan Mayat
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa apa itu mumifikasi adalah perubahan yang terjadi pada mayat karena penguapan cairan jaringan sehingga proses pembusukan oleh bakteri yang terdapat dalam saluran pernapasan dan pencernaan terlambat yang menyebabkan tubuh menjadi kering dan susut, kulit berwarna kehitam-hitaman, keras, dan kaku.
Sedangkan, pengawetan mayat atau embalming adalah ditujukan untuk mempertahankan rupa mayat dalam waktu yang lama. Tradisi pengawetan mayat biasanya dilakukan dengan tujuan mempertahankan mayat tetap dalam kondisi baik dan tidak mengalami pembusukan. Hal yang membedakan istilah mumifikasi dan pengawetan mayat adalah pengawetan mayat pada umumnya yang dilakukan untuk proses persemayaman. Selain itu, dalam proses pengawetan mayat bahan yang digunakan alah formalin. Sedangkan mumifikasi menggunakan bahan alami seperti kapur barus.
Proses Mumifikasi yang Benar
Proses mumifikasi yang standar biasanya dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:
1. Memandikan
Proses mumifikasi yang pertama adalah dengan memandikan jenazah. Langkah ini dilakukan untuk membersihkan jasad dari kotoran. Memandikan jasad setidaknya dilakukan 2 kali, yakni sebelum mengeluarkan organ dan otak, serta sebelum membebatnya dengan kain linen.
2. Mengeluarkan organ dalam
Proses mumifikasi yang berikutnya adalah dengan mengeluarkan organ dalam. Proses ini dilakukan melalui sayatan panjang di bagian kiri perut untuk mengeluarkan lambung, usus, hati, dan paru-paru. Setelah selesai, sayatan ini akan ditutup kembali dengan cara dijahit.
3. Mengeluarkan otak
Selain mengeluarkan organ dalam yang ada di tubuh, proses mumifikasi juga melakukan proses mengeluarkan otak. Prosesnya dilakukan dengan memasukkan alat khusus lewat lubang hidung, untuk mengeluarkan otak sedikit demi sedikit.
4. Mengubur dalam garam
Inti dari proses mumifikasi adalah mengubur jasad dalam larutan garam yang terdiri atas sodium bikarbonat, sodium karbonat, sodium sulfat, dan sodium klorida. Pada mumifikasi golongan bangsawan, garam ini diambil dari alam, tepatnya di wilayah Mesir yang disebut Wadi Natrun. Namun, pada mumifikasi rakyat jelata, garam yang biasanya digunakan adalah garam biasa. Mengubur dengan garam biasanya dilakukan selama 70 hari hingga jasad hanya tersisa tulang dan kulit.
5. Membebat dengan kain strip
Proses mumifikasi yang berikutnya adalah membebatkan tubuh dengan kain strip. Kain yang digunakan adalah linen yang telah dipotong berbentuk strip. Kain ini dibebat di seluruh badan dengan terlebih dahulu mengguyurkan resin agar kain menempel di tubuh mumi. Kemudian, tubuh dibungkus dengan perban linen 20 lapis. Proses pengeringan ini memakan waktu selama kurang lebih 15-20 hari. Setelah itu, tubuh yang sudah terbungkus diletakkan di dalam peti mati.
Advertisement