Liputan6.com, Jakarta Payment adalah istilah yang tentunya sudah sering kamu temukan dalam kehidupan sehari-hari. Payment mungkin kerap kali kamu temui pada saat akan membayar barang yang kamu beli ketika belanja secara online.
Baca Juga
Advertisement
Payment adalah istilah yang dikenal dengan “pembayaran” dalam bahasa Indonesia. Jadi, hal ini tidak hanya merujuk kepada transaksi secara online saja, namun juga secara langsung. Kamu bisa melakukan pembayaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Payment adalah sistem pembayaran yang berkaitan dengan aturan dan mekanisme yang digunakan untuk pemindahan dana yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Dengan perkembangan zaman, payment atau sistem pembayaran pun mengalami perkembangan yang signifikan.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (24/11/2022) tentang payment.
Payment adalah
Payment adalah istilah yang disebut juga dengan pembayaran dalam bahasa Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pembayaran atau payment adalah proses, cara, perbuatan membayar. Mengutip Bank Indonesia, sistem pembayaran atau payment adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana, guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi.
Sistem Pembayaran atau payment adalah sistem yang lahir bersamaan dengan lahirnya konsep 'uang' sebagai media pertukaran (medium of change) atau intermediary dalam transaksi barang, jasa, dan keuangan. Pada prinsipnya, sistem pembayaran memiliki 3 tahap pemrosesan yaitu otorisasi, kliring, dan penyelesaian akhir (settlement).
Advertisement
Sejarah Sistem Pembayaran
Sistem pembayaran atau payment terus berevolusi mengikuti evolusi uang dengan 3 unsur penggerak yaitu inovasi teknologi & model bisnis, tradisi masyarakat, dan kebijakan otoritas. Awal mula alat pembayaran atau payment adalah sistem barter antarbarang yang diperjualbelikan. Hanya saja masalah muncul ketika dua orang ingin bertukar tidak sepakat dengan nilai pertukarannya atau salah satu pihak tidak terlalu membutuhkan barang yang akan ditukar.
Untuk mengatasi hal itu, manusia mengembangkan uang komoditas. Komoditas di sini adalah barang dasar yang hampir dibutuhkan oleh semua orang, misalnya garam, teh, tembakau, hingga biji-bijian. Hewan ternak digunakan sebagai uang komoditas pada tahun 900 hingga 6000 Sebelum Masehi (SM). Gandum, sayuran, dan tumbuhan kemudian juga dijadikan uang komoditas setelah muncul budaya pertanian.
Selanjutnya uang primitif mulai digunakan sekitar tahun 1200 SM dan berupa cangkang kerang atau cangkang hewan lainnya. Orang Tionghoa mulai memproduksi imitasi kerang cowrie yang terbuat dari logam dan tembaga. Sekitar tahun 100 SM, potongan kulit rusa putih dengan ukuran dan diberi berbagai jenis warna juga pernah digunakan sebagai alat pembayaran.
Swedia merupakan negara pertama di benua Eropa yang menggunakan uang kertas di tahun 1661 setelah pabrik kertas didirikan pada tahun 1150 di Spanyol.
Jenis Sistem Pembayaran
Secara garis besar sistem pembayaran dibagi menjadi dua yaitu sistem pembayaran tunai dan sistem pembayaran non-tunai.
Sistem Pembayaran Tunai
Perbedaan mendasar terletak pada instrumen yang digunakan. Sistem pembayaran tunai menggunakan uang kartal (uang kertas dan logam) sebagai alat pembayaran.
Sistem Pembayaran Non Tunai
Sementara itu, pada sistem pembayaran non-tunai, instrumen yang digunakan berupa Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK), cek, bilyet giro, nota debit, maupun uang elektronik (card based dan server based). Cakupan sistem pembayaran non tunai dikelompokkan menjadi 2 jenis transaksi yaitu transaksi nilai besar (wholesale) dan transaksi ritel. Transaksi nilai besar memiliki karakteristik transaksi yang bersifat penting dan segera (urgent), meliputi transaksi antar bank, transaksi di pasar keuangan, atau transaksi dengan nilai ticket size ≥ Rp1 Miliar. Sementara transaksi ritel meliputi transaksi antar individu dengan nilai ticket size < Rp1 Miliar dengan karakteristik bernilai kecil dan relatif tinggi frekuensinya.
Advertisement
Jenis-Jenis Sistem Pembayaran di Indonesia
Di Indonesia, jenis-jenis sistem pembayaran atau payment adalah sebagai berikut:
Tunai
Sistem pembayaran tunai seperti yang telah disebutkan sebelumnya merupakan sistem pembayaran konvensional yang sering digunakan masyarakat. Uang tunai tentunya masih menjadi alat transaksi atau sistem pembayaran yang paling mudah dan banyak digunakan di Indonesia.
Kartu Debit dan Kartu Kredit
Sistem pembayaran berikutnya adalah dengan kartu debit dan kartu kredit. Kedua kartu ini memudahkan setiap transaksi, karena kamu tidak perlu membawa uang tunai lagi ke mana-mana. Apalagi, kartu kredit dan kartu debit tentunya juga lebih aman dengan adanya fitur keamanan yang disediakan oleh bank. Kartu debit dapat digunakan selama saldo di tabungan masih cukup. Sementara kartu kredit berbatas pada limit penggunaan yang nantinya ditagih oleh bank di kemudian hari.
E-payment
E-payment atau online payment adalah sistem pembayaran secara online dengan memanfaatkan jaringan kumputer, internet, dan uang digital. Penjual dan pembeli tidak perlu melakukan transaksi secara manual sehingga pembayaran jadi lebih praktis, cepat, dan aman.
Virtual Account
Sistem pembayaran berikutnya adalah dengan virtual account. Sistem pembayaran ini memungkinkan bank untuk membuat satu ID unik yang khusus digunakan untuk satu transaksi atau pelanggan tertentu. Kamu hanya perlu melakukan pembayaran dengan tujuan langsung ke akun virtual. Penjual yang memiliki virtual account akan langsung menerima informasi pembayaran tanpa perlu melakukan konfirmasi ulang.
QRIS
Sistem pembayaran QRIS mungkin menjadi yang paling terkenal saat ini. QRIS adalah singkatan dari Quick Response Code Indonesian Standard. Kamu hanya perlu membuka aplikasi bank atau dompet digital, memindai kode QR yang tersedia di kasir, kemudian memasukkan nominal yang akan dibayarkan. Penjual tinggal menyediakan kode QR dan langsung menerima notifikasi pembayaran setelah transaksi berhasil dilakukan.