Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia atau Kemenkes RI telah menemukan kasus polio yang menyerang anak-anak. Kasus polio pada anak tersebut menimpa ketiga anak yang positif virus polio tanpa gejala lumpuh layuh mendadak di Kabupaten Pidie, Aceh.
Menindaklanjuti pedoman WHO, ketiga anak ini tidak dimasukkan dalam kriteria kasus karena tidak memenuhi kriteria adanya lumpuh layuh mendadak. Meski begitu, pihak Kemenkes terus berupaya melakukan pemantauan supaya tidak ada tambahan kasus lumpuh layuh.
"Penyakit Polio sangat berbahaya bagi anak karena dampaknya permanen seumur hidup, menyebabkan kelumpuhan dan belum ada obatnya," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril dalam rilis resminya yang dikutip oleh Liputan6.com pada Sabtu (26/11/2022).
Advertisement
Kondisi ini membuat para orang tua menjadi khawatir terhadap anaknya, untuk itu para orang tua wajib mengetahui gejala polio pada anak supaya dapat mengobatinya dengan cepat. Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai gejala polio pada anak beserta penyebab dan pengobatannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Sabtu (26/11/2022).
Penyebab Polio pada Anak
Dikutip dari laman Kemkes, penyebab polio pada anak adalah virus polio. Virus Polio adalah Virus yang termasuk dalam golongan Human Enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja. Virus Polio terdiri dari 3 strain yaitu strain-1 (Brunhilde), strain-2 (Lansig), dan strain-3 (Leon), termasuk family Picornaviridae. Penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan dengan kerusakan motor neuron pada cornu anterior dari sumsum tulang belakang akibat infeksi virus.
Virus polio yang ditemukan dapat berupa virus polio vaksin atau sabin, Virus polio liar/WPV (Wild Poliovirus) dan VDPV (Vaccine Derived Poliovirus). VDVP merupakan virus polio vaksin atau sabin yang mengalami mutasi dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Penetapan jenis virus penyebab polio ini ditentukan dari pemeriksaan laboratorium.
Virus polio dapat menyerang siapapun, termasuk anak-anak di bawah usia lima tahun. Menurut Ketua IDAI Piprim Basarah Yanuarso mengatakan bahwa meskipun tanpa gejala, polio sangat bisa menular kepada anak-anak lain.
Menurut Pimprim, polio dapat menular dengan cara fekal-oral. Hal ini berkaitan dengan kebersihan dan sanitasi yang buruk. Untuk itu, masyarakat perlu meningkatkan kebersihan untuk diri sendiri dan orang lain.
Advertisement
Gejala Polio pada Anak
Seperti virus pada umumnya, masa inkubasi virus polio biasanya memakan waktu 3-6 hari, dan kelumpuhan terjadi dalam waktu 7-21 hari. Kebanyakan orang terinfeksi (90%) tidak memiliki gejala atau gejala yang sangat ringan dan biasanya tidak dikenali.
Menurut Ketua IDAI Piprim Basarah Yanuarso, gejala polio pada anak yang baru terserang virus polio adalah:
1. Gejala polio pada anak yang terjadi adalah nyeri tenggorokan.
2. Gejala polio pada anak yang terjadi adalah perut yang tidak nyaman.
3. Gejala polio pada anak yang terjadi adalah demam ringan.
4. Gejala polio pada anak yang terjadi adalah lemas.
5. Gejala polio pada anak yang terjadi adalah nyeri kepala ringan.
6. Gejala polio pada anak yang terjadi adalah beberapa pasien anak akan mengalami lumpuh layuh akut.
Kemudian, gejala polio pada sebagian kecil anak akan berkembang menjadi gejala yang lebih serius, seperti gejala yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang. Bahkan kondisi tersebut dapat lebih parah yakni meningitis dan kematian.
Cara Penularan Polio
Mengutip dari laman Kemkes, cara penularan polio terjadi melalui kontak orang ke orang. Ketika seorang anak terinfeksi virus polio liar, virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus.
Hal ini kemudian dibuang ke lingkungan melalui feses di mana dapat menyebar dengan cepat melalui komunitas, terutama dalam situasi kebersihan dan sanitasi yang buruk. Virus tidak akan rentan menginfeksi dan mati bila seorang anak mendapatkan imunisasi lengkap terhadap polio.
Polio dapat menyebar ketika makanan atau minuman terkontaminasi oleh feses. Ada pula penelitian bahwa lalat dapat secara pasif memindahkan virus polio dari feses ke makanan. Kebanyakan orang yang terinfeksi virus polio tidak memiliki gejala yang signifikan dan mereka tidak pernah sadar bahwa telah terinfeksi. Orang-orang tanpa gejala ini membawa virus dalam usus mereka dan dapat “diam-diam” menyebarkan infeksi ke ribuan orang lain.
Advertisement
Pengobatan Polio pada Anak
Dikutip dari laman Kemkes, penyakit polio hanya bisa dilakukan dengan perawatan untuk meringankan gejalanya. Itu artinya, tidak ada obat untuk polio. Perawatan polio yang dimaksudkan adalah:
1. Melakukan terapi fisik untuk merangsang otot.
2. Diberi obat antispasmodic untuk mengendurkan otot-otot dan meningkatkan mobilitas, bukan mengobati kelumpuhan polio permanen.
Apabila sudah terjangkit polio dan terjadi lumpuh permanen, cara mengobati polio yang bisa dilakukan adalah tatalaksana kasus lebih ditekankan pada tindakan suportif dan pencegahan terjadinya cacat.
Melakukan penemuan dini dan perawatan dini untuk mempercepat kesembuhan dan mencegah bertambah beratnya cacat. Tujuannya adalah agar anggota gerak pada tubuh anak diusahakan bisa kembali berfungsi senormal mungkin dan penderita dirawat inap selama minimal 7 hari atau sampai penderita melampaui masa akutnya.
Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril, kondisi ini dapat dicegah melalui imunisasi polio lengkap, baik imunisasi tetes bOPV dan imunisasi suntik IPV.
"Oleh karena itu, kita harus lindungi masa depan anak anak kita dengan berikan vaksinasi imunisasi polio lengkap” ujar Syahril.
Selain imunisasi, perilaku hidup bersih dan sehat menjadi kunci kedua dalam pencegahan penularan polio di masyarakat.
"Adanya virus polio pada feses tinja ketiga anak, menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat penduduk yang masih kurang," tambahnya.