Liputan6.com, Jakarta Kalimat adalah satuan bahasa yang sangat akrab dengan manusia sebagai pengguna bahasa. Bahasa menjadi sarana komunikasi yang berfungsi menyampaikan pikiran dari manusia satu ke manusia lainnya. Agar pesan dari pikiran tersebut dapat sampai kepada orang yang dituju maka pesan tersebut harus disampaikan dalam bentuk kalimat.
Baca Juga
Advertisement
Pada konteks lisan, kalimat adalah susunan kata yang diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan, dalam konteks tulisa, kalimat adalah susunan kata yang dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru.
Pemakaian tanda baca di akhir kalimat ini bergantung pada jenis kalimat yang ingin dibuat. Titik digunakan pada kalimat berita, tanda tanya digunakan pada kalimat tanya, dan tanda seru digunakan pada kalimat perintah. Berikut ulasan Liputan6.com tentang kalimat, jenis dan ciri-cirinya yang dilansir dari berbagai sumber, Senin (28/11/2022).
Kalimat adalah Satuan Bahasa yang Dapat Berdiri Sendiri
Kamus Besar Bahasa Indonesia memuat 3 pengertian kalimat, pertama kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan. Kedua, kalimat adalah perkataan, dan terakhir dalam dunia linguistik kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.
Secara umum kalimat yang baik memiliki unsur berupa subjek, predikat, objek, dan keterangan, atau disingkat menjadi pola S-P-O-K. Pada konteks penggunaan bahasa resmi, kalimat setidaknya terdiri dari subjek dan predikat. Namun dalam konteks pemakaian bahasa sehari-hari kaidah penggunaan unsur dalam kalimat dan penempatannya kerap kali diabaikan.
Hal semacam ini disebut penyimpangan bahasa yang sebenarnya wajar saja bila terjadi. Fungsi bahasa adalah sebagai sarana komunikasi, selama pesan dari kalimat tersebut dapat diterima oleh penggunanya, penyimpangan bahasa tidak menjadi sebuah persoalan.
Leonard Bloomfield seorang ahli linguistik dari amerika mengatakan, kalimat adalah suatu bentuk linguistik, yang tidak termasuk ke dalam suatu bentuk yang lebih besar karena merupakan suatu konstruksi gramatikal. Sedangkan, Charles F. Hockett menyatakan bahwa kalimat adalah suatu konstitut atau bentuk yang bukan konstituen; suatu bentuk gramatikal yang tidak termasuk ke dalam konstruksi gramatikal lain.
Dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia yang disusun oleh Alwi dkk, menyatakan dalam wujud tulisan, kalimat diucapkan dalam suara naik-turun dan keras-lembut disela jeda, diakhiri intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan, baik asimilasi bunyi maupun proses fonologis lainnya.
Sementara itu M Ramlan, ahli linguistik Indonesia, mengatakan bahwa kalimat adalah suatu gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik. Dengan kata lain kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang berupa klausa, yang dapat berdiri sendiri dan mengandung pikiran lengkap.
Advertisement
Unsur dan Ciri-ciri Kalimat
Unsur-Unsur Kalimat
Dalam kaidah kebahasaan secara resmi, susunan kata dapat dikatakan sebagai kalimat apabila memiliki unsur-unsur pembentuk kalimat. Berikut ulasan unsur-unsur y pada sebuah kalimat.
1. Subjek
Subjek sering disebut sebagai unsur inti atau unsur pokok pada sebuah kalimat. Subjek biasanya berupa kata benda (nomina yang diletakan sebelum unsur Predikat. Subjek adalah bagian yang berfungsi untuk menunjukkan pelaku dalam kalimat. Idealnya subjek berupa kata, frasa maupun klausa yang berada di awal kalimat.
2. Predikat
Predikat merupakan unsur kalimat yang berfungsi menerangkan yang sedang dilakukan subjek pada kalimat. Predikat biasanya berupa kata kerja. Namun, tidak menutup kemungkinan, predikat ditempati oleh kata sifat dan kata benda. Letak predikat, berada di antara subjek dan objek. Untuk mengetahui predikat dalam sebuah kalimat, dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana” pada kalimat tersebut.
3. Objek
Objek bisanya terletak sesudah predikat. Objek merupakan keterangan yang berkaitan dengan predikat atau sesuatu yang menderita. Pada kalimat pasif objek menjadi subjek. Posisi objek harus selalu berada di belakang predikat. Dengan posisinya yang berada di belakang predikat, maka objek tidak didahului oleh preposisi. Pada umumnya, objek ditempati oleh kelas kata nomina, frasa nomina, atau klausa.
4. Keterangan
Keterangan dalam sebuah kalimat berada di bagian akhir kalimat tersebut. Unsur keterangan biasanya berfungsi sebagai pelengkap kalimat. Posisi keterangan dapat ditempati oleh frasa, kata, atau anak kalimat.
Keterangan yang berupa frasa akan ditandai dengan preposisi ke, di, dari, pada, dalam, kepada, terhadap, untuk, oleh, dan tentang. Sedangkan keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan preposisi karena, ketika, jika, meskipun, supaya, dan sehingga.
5. Pelengkap
Meskipun berfungsi hanya melengkapi kalimat, pelengkap adalah unsur yang melengkapi predikat. Hal inilah yang menunjukkan bahwa pelengkap posisinya berada di belakang predikat. Posisinya yang berada di belakang predikat terkadang agak menyulitkan untuk membedakan pelengkap dengan objek.
Cara membedakannya adalah, objek dapat menjadi subjek kalimat pasif, sedangkan pelengkap tidak bisa dipasifkan, jika dipasifkan, tidak bisa sebagai subjek. Objek berkategori nomina, sedangkan pelengkap berkategori nomina, verba, adjektiva, dan preposisional.
Objek berada di belakang verba transitif-aktif, sedangkan pelengkap berada di belakang verba semitransitif dan dwitransitif. Objek tidak bisa didahului preposisi, sedangkan pelengkap bisa didahului preposisi. Objek dapat diganti dengan –nya, sedangkan pelengkap tidak.
Ciri- ciri kalimat
Berikut ciri-ciri yang harus dimiliki oleh sebuah satuan bahasa agar dapat dikatakan sebagai kalimat.
- Pada bahasa lisan diawali dengan kesenyapan serta diakhiri dengan kesenyapan pula.
- Pada bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik(.), tanda tanya(?), serta tanda seru(!).
- Kalimat aktif minimal terdiri dari subjek dan juga predikat.
- Predikat transitif disertai dengan objek, predikat intransitive bisa disertai dengan pelengkap.
- Mengandung anggapan yang lengkap.
- Menggunakan urutan yang logis di setiap kata maupun kelompok kata yang dimana mendukung fungsi (SPOK) dan disusun ke dalam satuan sesuai dengan fungsinya.
- Mengandung: satuan makna, ide, atas pesan yang jelas.
- Dalam paragraf yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat tersebut disusun ke dalam satuan makna pikiran yang saling berkaitan. Hubungan dijalin melalui konjungsi, pronominal atau kata ganti, repetisi atau struktur sejajar.