Liputan6.com, Jakarta Stigma adalah istilah yang mungkin masih belum dipahami oleh sebagian orang. Istilah ini sering kali terdengar di televisi, biasanya berkaitan dengan pandangan terhadap seseorang ataupun sekelompok orang, hingga suatu lingkungan.
Baca Juga
Advertisement
Stigma adalah istilah yang berkaitan dengan tanda yang menempel pada seseorang karena lingkungannya. Biasanya tanda atau ciri ini berkonotasi pada hal-hal yang negatif. Makanya kamu tidak jarang mendengarkan kata “stigma negatif”.
Stigma adalah istilah yang memang kerap disandingkan dengan kata negatif. Stigma sendiri berarti pandangan, pikiran, atau kepercayaan negatif yang diberikan kepada seseorang dan lingkungannya. Stigma biasanya berupa labelling, stereotip, serta diskriminasi yang dapat memengaruhi diri seorang individu.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (1/12/2022) tentang stigma.
Mengenal Stigma
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), stigma adalah ciri negatif yang menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya. Stigma adalah tanda. Stigma adalah sebuah pandangan, pikiran, dan juga kepercayaan negatif yang didapatkan seseorang dari masyarakat ataupun lingkungannya.
Stigma biasanya diciptakan untuk menilai suatu hal yang memalukan ataupun tidak sesuai dengan nilai-nilai yang biasa dianut oleh masyarakat. Hal ini nantinya akan dapat menyebabkan penurunan rasa percaya diri, motivasi, penarikan diri dari lingkungan sosial, menghindar pekerjaan, serta kehilangan arah masa depan bagi orang yang kena stigma negatif tersebut.
Stigma adalah istilah yang diciptakan oleh masyarakat saat melihat sesuatu yang dianggap telah menyimpang ataupun aneh karena ada hal yang tidak seperti sewajarnya. Bentuk stigma bisanya berupa labelling, stereotip, serta diskriminasi yang dapat memengaruhi diri seorang individu secara keseluruhan.
Stigma adalah istilah yang juga dapat diartikan sebagai sebuah tanda, cap, atau label kepada seseorang dari masyarakat sosial karena adanya sesuatu yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan kebiasaan mereka.
Advertisement
Bentuk Stigma
Bentuk stigma adalah sebagai berikut:
Labelling
Labelling adalah pembedaan dan pemberian label atau penamaan berdasarkan pada perbedaan yang dimiliki anggota masyarakat. Sebagian besar perbedaan individu sebetulnya tidak dianggap relevan secara sosial, tetapi beberapa perbedaan dapat menonjol secara sosial. Labelling adalah suatu tanda dari masyarakat terhadap individu karena adanya stigma yang telah diberikan. Jadi, labelling
merupakan penamaan berdasarkan kepada perbedaan yang dimiliki oleh kelompok tertentu.
Stereotipe
Stereotipe adalah kerangka berpikir atau aspek kognitif yang terdiri dari suatu pengetahuan dan keyakinan mengenai kelompok sosial tertentu. Stereoiype adalah suatu keyakinan mengenai karakteristik tertentu dari anggota kelompok tertentu.
Hal ini merupakan komponen kognitif yang merupakan keyakinan mengenai atribut-atribut personal yang dimiliki oleh orang-orang pada suatu kelompok tertentu atau kategori sosial tertentu.
Separation
Separation adalah pemisahan seseorang yang telah mendapatkan stigma dengan suatu kelompok yang tidak mendapatkan stigma. Hubungan label dengan atribut negatif nantinya akan menjadi suatu pembenaran ketika individu yang dilabel percaya bahwa dirinya memang berbeda dan hal tersebut menimbulkan paham bahwa stereotipe telah berhasil.
Diskriminasi
Diskriminasi adalah suatu perilaku yang merendahkan orang lain karena keanggotaannya dalam suatu kelompok. Diskriminasi adalah suatu komponen dari perilaku negatif terhadap individu karena ia merupakan seorang anggota dari kelompok tertentu.
Faktor Penyebab Stigma
Stigma adalah suatu hal yang dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Hal ini bisa berkaitan dengan mekanisme internal yang telah dibuat diri sendiri, gosip dan pengasingan di tingkat masyarakat, diskriminiasi dalam lembaga, hingga rasisme dan kolonialisme yang terus menerus.
Faktor yang memengaruhi stigma adalah sebagai berikut:
- Pengetahuan. Faktor penyebab stigma adalah pengetahuan seseorang. Adanya suatu stigma disebabkan karena kurangnya pengetahuan dalam diri seseorang terkait suatu hal. Bisa dibilang jika pengetahuan bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan serta sosial budaya.
- Persepsi. Faktor penyebab stigma lainnya yaitu persepsi. Persepsi terhadap seseorang yang berbeda dari orang lain bisa menimbulkan perilaku maupun sikap terhadap orang tersebut.
- Tingkat Pendidikan. Adanya stigma adalah pengaruh dari tingkat pendidikan, yang juga bisa memicu timbulnya suatu stigma dalam diri seseorang. Mereka yang mendapatkan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memiliki tingkat pengetahuan yang lebih luas pada suatu hal.
- Usia. Usia adalah salah satu faktor yang memengaruhi stigma seseorang. Semakin bertambah usia seseorang, maka bisa semakin berubah sikap dan perilaku dalam dirinya. Oleh karena itu biasanya pemikiran juga turut bisa berubah.
- Kepatuhan Agama. Kepatuhan terhadap agama yang dianut juga bisa memengaruhi sikap seseorang yang dapat menyebabkan hadirnya stigma dalam diri seseorang.
Advertisement
Proses Terjadinya Stigma
Stigma adalah suatu hal yang dapat terjadi dengan adanya suatu proses. Proses terjadinya stigma adalah sebagai berikut:
1. Proses Interpretasi
Pelanggaran norma yang telah terjadi di masyarakat tidak semuanya mendapatkan stigma masyarakat, tetapi hanya pelanggaran norma yang diinterpretasikan oleh masyarakat tentang suatu penyimpangan perilaku yang dapat menimbulkan stigma.
2. Proses Pendefinisian
Proses pendefinisian seseorang yang telah dianggap menyimpang setelah adanya tahap pertama akan dilakukan. Di sini akan terjadi interpretasi terhadap suatu perilaku menyimpang, maka tahap inilah proses pendefinisian oleh masyarakat dimulai.
3. Perilaku Diskriminasi
Perilaku diskriminasi yaitu tahap selanjutnya setelah tahap kedua dilakukan. Masyarakat akan memberikan perlakuan yang bersifat membedakan atau diskriminasi.