Liputan6.com, Jakarta Ana Uhibbuka Filah artinya "Aku Mencintaimu Karena Allah" yang jika dituliskan dalam huruf Arab, maka bentuk tulisannya adalah "أَنَا أُحِبُّكَ فِي اللَّهِ / أَنَا أُحِبُّكَ لِلَّهِ." Dalam kehidupan kita, terdapat berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mengungkapkan perasaan cinta secara langsung terhadap seseorang. Ucapan cinta bisa Anda ungkapkan secara lisan ataupun dengan menggunakan rangkaian kata-kata yang sangat manis.
Baca Juga
Advertisement
Dalam Bahasa Arab, ada ungkapan cinta yang tentu memiliki makna mendalam yaitu ana uhibbuka fillah artinya aku mencintaimu karena Allah. Namun ungkapan ini juga memiliki makna, hukum serta larangan yang harus diketahui. Apalagi anak-anak sekarang lebih sering mengungkapkan cintanya terhadap lawan jenis menggunakan kata-kata yang dirangkai agar tampak lebih keren saat diucapkan.
Ungkapan ana uhibbuka fillah artinya aku mencintaimu karena Allah, yang selalu mengajarkan cinta kasih kepada umat manusia, seperti perasaan cinta dengan cara yang mulia. Saya mencintaimu karena Allah juga mengandung gambaran, bahwa dari dalam diri kita terdapat cinta tanpa pandang apa pun kecuali hanya karena Allah.
Berikut ini arti ana uhibbuka fillah yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (2/12/2022).
Mengenal Arti Ana Uhibbuka Fillah
Kalimat Ana Uhibbuka Fillah terdiri dari tiga dalam Bahasa Arab yaitu Ana, Uhibbuka, dan Fillah yang bermakna sebagai berikut. Kata Ana (اَنَا) berarti saya, dan kata Uhibbuka (اُحِبُّكِ) berarti saya mencintaimu. Kata Fillah (فِي ﷲِ) memiliki arti karena Allah. Maka Ana Uhibbuka Fillah adalah Aku Mencintaimu Karena Allah.
Jika diucapkan untuk Akhwat (wanita) maka memakai kata ganti dhommir Ki sehingga menjadi Ana Uhibbuki Fillah, dalam bahasa arab ditulis (اَنَا اُحِبُّكِ فِي ﷲِ ).Sedangkan ucapan kepada Ikhwat (laki-laki) maka menggunakan kata ganti Ka menjadi Ana Uhibbuka Fillah, dalam bahasa arab ditulis (اَنَا اَحِبُّكَ فِي ﷲِ).
Advertisement
Makna dan Hukum Ana Uhibbuka Fillah
Terdapat makan dari ucapan ana uhibbuka fillah, di dalam mencintai Ikhwan atau akhwat adalah karena Allah SWT, diharapkan menjadi cinta yang mulia tanpa melihat kondisi fisik ataupun ekonomi seseorang. Dalam ajaran agama Islam sendiri, dijelaskan bahwa dalam mencintai maupun membenci harus karena Allah SWT. Maksudnya adalah, jika sahabat muslim mencintai lawan jenis maka lakukanlah karena memang Allah semata. Misalpun membenci seseorang, juga landaskan karena Allah bukan hanya emosi diri. Hal ini dijelaskan juga pada sebuah hadits berikut ini.
أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللهِ لَأُنَاسًا مَا هُمْ بِأَنْبِيَاءَ وَلَا شُهَدَاءَ يَغْبِطُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ وَالشُّهَدَاءُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِمَكَانِهِمْ مِنَ اللهِ تَعَالَى قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ تُخْبِرُنَا مَنْ هُمْ قَالَ هُمْ قَوْمٌ تَحَابُّوْا بِرُوْحِ اللهِ عَلَى غَيْرِ أَرْحَامٍ بَيْنَهُمْ وَلَا أَمْوَالٍ يَتَعَاطَوْنَهَا فَوَاللهِ إِنَّ وُجُوْهَهُمْ لَنُوْرٌ وَإِنَّهُمْ عَلَى نُوْرٍ لَا يَخَافُوْنَ إِذَا خَافَ النَّاسُ وَلَا يَحْزَنُوْنَ إِذَا حَزِنَ النَّاسُ وَقَرَأَ هٰذِهِ الْآيَةَ ( أَلَآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ اللهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ
Yang berarti bahwa Umar bin Khattab pernah berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda, “Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah terdapat beberapa manusia yang bukan para Nabi dan bukan orang-orang yang mati syahid. Para Nabi dan orang-orang yang mati syahid merasa iri kepada mereka pada hari Kiamat karena kedudukan mereka di sisi Allah Ta’ala.”
Tak hanya itu, hukum dalam engucapkan ana uhibbuka fillah boleh diucapkan selama tidak menimbulkan firasat atau prasangka yang buruk. Beberapa ahli bahkan mengatakan kata ini haram diucapkan kecuali kepada mahramnya. Hal ini didasarkan pada Firman Allah berikut ini.
يٰنِسَاۤءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَاَحَدٍ مِّنَ النِّسَاۤءِ اِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِيْ فِيْ قَلْبِهٖ مَرَضٌ وَّقُلْنَ قَوْلًا مَّعْرُوْفًاۚ
“Wahai istri-istri Nabi! Kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk (melemah lembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS. Al Ahzab ayat 32).
Larangan Mengucapkan Ana Uhibbuka Fillah
Melansir dari laman Pooc.org, jika ada seseorang bertanya “Bolehkah wanita mengatakan inni uhibbuka fillah kepada laki-laki yang bukan mahramn-nya? maka Fatwa Syaikh Khalid Almuslih menjawab bahwa tidak diperbolehkan seorang wanita mengatakan “Aku mencintaimu karena Allah” kepada laki-laki ajnabi yang bukan mahram-nya. Hal ini tentunya memiliki alasan, karena wanita beriman dilarang merendahkan suaranya ketika berbicara kepada laki-laki yang tidak dikenalnya juga bukan mahram.
Dalam al-Qur’an Allah subhanahu wa ta’ala berfirman kepada wanita-wanita yang paling sempurna keimanannya:
يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلاً مَعْرُوفاً
“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik” (QS. Al-Ahzab : 32).
Melansir dari laman Muslimah.or.id, Ibnul ‘Arabi juga menjelaskan dalam kitab tafsirnya, Ahkamul Qur’an (586/3) : “Dalam ayat ini Allah memerintahkan istri-istri Nabi agar mereka berbicara dengan perkataan yang baik, jelas, dan tidak menimbulkan sangkaan yang tidak-tidak di hati orang yang mendengarnya, dan Allah juga memerintahkan mereka agar senantiasa mengatakan perkataan yang ma’ruf”.
Terlepas dari larangan mengucapkan kalimat kepada lawan jenis yang bukan Mahram-nya, Ana uhibbuka fillah termasuk dalam sunnah yang banyak ditinggalkan. Ada banyak hadits yang menjelaskan tentang sunnah untuk mengucapkan rasa saling cinta kepada saudaranya. Rasulallah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ صَاحِبَهُ فَلْيَأْتِهِ فِي مَنْزِلِهِ فَلْيُخْبِرْهُ أَنَّهُ يُحِبُّهُ
“Apabila salah seorang di antara kalian mencintai saudaranya, maka datanglah ke rumahnya, lalu beritahu ia bahwa engkau mencintainya.” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad)Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ
“Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya. Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan tidak bisa sempurna keimanan kalian sampai kalian saling mencintai, maukah kalian aku beritahu sesuatu yang apabila kalian kerjakan kalian saling mencintai? Tebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Ahmad No. 1430; HR. Ibnu Majah No. 3692; HR. Abu Daud No. 5193; HR. At-Tirmizi No. 2688, hadits shahih) – (Bersumber dari dakwah.id/)
Advertisement
Kata-Kata Cinta Islami
1. "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS Al Baqarah ayat 216)
2. "Jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melebihkan cintanya padamu, agar bertambah kekuatanku untuk lebih mencintaimu."
3. "Ku titipkan cinta ini hanya pada-Mu, jagalah hatiku dan hatinya dari rasa kecewa, hingga waktu itu tiba. Persatukanlah kami dalam restu dan Ridho-Mu."
4. "Allah telah menuliskan nama pasanganmu. Yang perlu kau lakukan adalah memperbaiki hubunganmu dengan-Nya."
5. "Kalau aku mencintai karena Allah, cintamu tak akan pernah mati."
6. " Satu-satunya hubungan yang dijamin tidak akan membuatmu tersakiti adalah hubungan yang terjalin antara kamu dan Allah."
7. " Cinta kita adalah yang terbaik karena imanku bertambah. Kau membantuku di dunia, dan karena itu aku ingin kembali bertemu denganmu di surga."
8. " Tidak ada solusi yang lebih baik bagi dua insan yang saling mencintai dibanding pernikahan."
9. " Apa pun yang kamu keluarkan untuk keluargamu akan menjadi sumber pahala dari Allah. Bahkan sepotong makanan yang kamu suapkan ke mulut istrimu."
10. " Ketika seorang suami dan istri saling berpandangan dengan penuh cinta, Allah melihat mereka dengan belas kasih."
11. " Tidak ada perempuan di belakang seorang laki-laki hebat. Perempuan itu ada di sampingnya. Ia ada bersamanya, bukan di belakangnya."
12. " Terkadang patah hati adalah anugerah dari Allah. Itulah cara-Nya memberi tahu kita bahwa Ia menyelamatkan kita dari orang yang salah."
13. " Orang yang tepat tidak akan menjauhkanmu dari Allah. Jika ia melakukannya, berarti ia adalah orang yang salah."
14. " Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri, karena hasil akhir dari semua urusan di dunia ini sudah ditetapkan oleh Allah. Jika sesuatu ditakdirkan untuk menjauh darimu, maka ia tak akan pernah mendatangimu. Namun jika ia ditakdirkan bersamamu, maka kau tak akan bisa lari darinya."
15. “ Tidak ada solusi yang lebih baik bagi dua insan yang saling mencintai dibanding pernikahan.” - HR. Ibnu Majah