Sukses

Ghibah Artinya Bergunjing, Berikut Larangan dan Kadar Dosa Membicarakan Aib Orang

Ghibah artinya adalah perbuatan yang membicarakan keburukan seseorang yang tidak ada atau tidak terlibat dalam pembicaraan.

Liputan6.com, Jakarta Ghibah adalah istilah yang cukup sering digunakan dalam percakapan sehari-hari belakangan ini. Ghibah artinya adalah perbuatan yang membicarakan keburukan seseorang yang tidak ada atau tidak terlibat dalam pembicaraan.

Dengan kata lain, ghibah artinya perbuatan membicarakan keburukan atau aib orang lain tanpa sepengetahuan orang yang bersangkutan. Dalam kehidupan sehari-hari, ghibah disebut juga bergunjing atau gosip.

Menurut ajaran agama Islam, ghibah adalah salah satu bentuk akhlak yang tercela, karena ghibah adalah salah satu perbuatan yang dibenci Allah SWT, sehingga pelakunya akan mendapatkan dosa.

Tidak hanya itu, ghibah juga merupakan perbuatan yang lebih banyak menghadirkan kerugian daripada manfaatnya. Lalu apa sebenarnya itu ghibah, apa kerugiannya? Berikut ulasan lengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (5/12/2022).

2 dari 5 halaman

Pengertian Ghibah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ghibah artinya adalah kegiatan membicarakan keburukan (keaiban) orang lain atau bergunjing. Secara etimologi, ghibah merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab. Adapun ghibah berasal dari kata kata ghaabaa yaghiibu ghaiban yang artinya ghaib, tidak hadir.

Dengan kata lain, secara harfiah ghibah artinya tidak hadir. Secara istilah atau terminologi, ghibah artinya adalah perbuatan membicarakan keburukan atau aib seseorang yang tidak hadir dalam pembicaraan.

Meski apa yang dibicarakan terkait orang lain tersebut adalah hal yang fakta dan sesuai dengan kenyataan, namun tetap saja, ghibah adalah perbuatan tercela yang dilarang berdasarkan ajaran agama Islam. Larangan melakukan ghibah ini terkait dengan risiko yang ditimbulkan, yakni fitnah.

Betapa dilarangnya perbuatan tersebut, ghibah sering digambarkan sebagai kegiatan yang seperti memakan bangkai saudaranya sendiri.  Ghibah juga merupakan perbuatan yang sangat dekat dengan perbuatan buruk lainnya seperti iri, dengki, hingga fitnah.

3 dari 5 halaman

Dalil Larangan Ghibah

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, ghibah artinya adalah perbuatan membicarakan keburukan atau aib orang lain yang tidak hadir dalam pembicaraan. Ghibah artinya perbuatan zalim yang bahkan diibaratkan seperti memakan bangkai saudara sendiri. Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nur Ayat 19, yang artinya:

"Siapapun gemar menceritakan atau menyebarluaskan kejelekan saudara Muslim kepada orang lain diancam dengan siksa yang pedih di dunia dan di akhirat."

Allah SWT dengan tegas melarang hamba-Nya untuk mencari-cari kesalahan orang lain, termasuk melarang bergunjing. Larangan tersebut tertulis dalam Surat Hujarat ayat 12, yang artinya:

"Wahai orang-orang beriman jauhilah banyaknya prasangka sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, janganlah kalian mencari-cari kesalahan, jangan menggunjing sebagian terhadap sebagian, apakah engkau senang jika makan daging bangkai saudaranya? Maka kalian membencinya, dan takutlah kepada Allah sesungguhnya Allah menerima taubat dan Maha penyayang."

Rasulullah SAW juga melarang umatnya untuk berghibah. Diriwayatkan dalam hadist Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:

"Orang Islam itu saudara bagi orang Islam lain, jangan saling mengkhianati, jangan saling membohongi, dan jangan saling merendahkan, setiap Muslim atas Muslim yang lain itu haram rahasianya, hartanya dan darahnya, taqwa itu ada di sini (dalam hati) cukup seseorang dikatakan jelek jika memandang rendah saudaranya Muslim."

4 dari 5 halaman

Dosa Ghibah

Ghibah artinya adalah perbuatan membicarakan aib dan keburukan orang lain yang tidak hadir dalam pembicaraan. Ghibah artinya adalah perbuatan dosa yang sangat dilarang dalam ajaran agama Islam. Bahkan, ghibah dianggap sebagai perbuatan dosa yang dosanya melebihi dosa berzina.

Dalam hadist riwayat At-Thabrani, Nabi Muhammad SAW bersabda, yang artinya:

"Ghibah itu lebih berat dari zina. Seorang sahabat bertanya, 'Bagaimana bisa?' Rasulullah SAW menjelaskan, 'Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya. Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya," (HR At-Thabrani).

Selain itu, diriwayatkan bahwa Allah SWT pernah berfirman kepada Nabi Musa AS:

"Siapa saja yang meninggal dunia dalam keadaan bertaubat dari perbuatan ghibah, maka dia adalah orang terakhir masuk surga. Dan siapa saja yang meninggal dalam keadaan terbiasa berbuat ghibah, maka dia adalah orang yang paling awal masuk neraka."

Di akhirat nanti, seseorang yang suka berghibah akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT oleh orang yang dighibahnya. Amal kebaikannya pun dibayarkan kepada orang-orang yang pernah dizaliminya, termasuk kepada orang yang telah dighibahnya. Kemudian setelah amal kebaikannya habis, amal keburukan orang-orang yang dizaliminya ditimpakan pada dirinya.

5 dari 5 halaman

Cara Menghindari Perbuatan Ghibah

Ghibah artinya adalah membicarakan aib dan keburukan orang lain tanpa sepengetahuan orang yang bersangkutan. Ghibah adalah perbuatan yang berdosa, yang bahkan kadar dosanya lebih dosa dari berzina. Oleh karena itu, penting bagi kita, khususnya muslim, untuk menghindari perbuatan ghibah.

Ada sejumlah cara untuk menghindari perbuatan ghibah, antara lain sebagai berikut:

1. Salah satu cara untuk menghindari dosa ghibah adalah dengan memperbanyak ibadah. Dengan memperbanyak ibadah, seperti shalat sunnah, dzikir, atau mengikuti kajian di majelis taklim, kita tidak akan punya banyak waktu untuk membicarakan keburukan orang lain.

2. Diam atau menanggapi. Salah satu cara menghindari berghibah yaitu diam. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam." (Muttafaq 'alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)

3. Cara lain untuk menghindari ghibah adalah dengan fokus pada diri sendiri. Fokus pada diri sendiri artinya, kita harus sadar juga bahwa ada banyak kekurangan dan kelemahan yang ada pada diri sendiri. Sehingga kita juga wajib memperbaiki kekurangan tersebut dengan berbagai cara, seperti belajar, berlatih, mengikuti pengajian, dan sebagainya.

Dengan fokus memberpaiki diri dengan berbagai macam kegiatan positif, kita tidak akan punya waktu untuk melakukan perbuatan ghibah. Di samping itu, akan ada lebih banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari berbagai macam kegiatan positif yang bisa kita lakukan.

4. Menasihati pelaku ghibah untuk menyudahinya. Anda bisa mengatakan dan mengingatkan pelaku ghibah bahwa perbuatan yang dilakukannya itu salah. Sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran, rubahlah dengan tangannya. Jika dia tidak mampu, rubahlah dengan lidahnya. Jika dia tidak mampu, rubahlah dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemah iman" (HR Muslim 70)