Sukses

Surat An-Nas Artinya Manusia, Hukum Bacaan, Asbabun Nuzul, dan Manfaatnya

Surat An-Nas artinya manusia. Surat An-Nas merupakan surat terakhir dalam mushaf Alquran.

Liputan6.com, Jakarta Surat An-Nas artinya manusia. Surat An-Nas merupakan surat terakhir dalam mushaf Alquran. Surat An-Nas terdiri dari 6 ayat, dan termasuk golongan surat Makkiyah, yakni surat yang diturunkan di Mekkah.

Secara umum, Surat An-Nas berisi petunjuk tentang kepada siapa manusia harus mencari perlindungan dari berbagai macam godaan, yang tidak lain adalah kepada Allah SWT. Dalam Surat An-Nas disebutkan bahwa godaan tidak hanya datang dari bisikan setan, melainkan juga datang dari sesama manusia.

Surat An-Nas merupakan salah satu surat pendek, di samping surat Al Falaq dan Al Ikhlas yang dianjurkan untuk dibaca dalam dzikir usai shalat fardhu. Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa surat An Nas memiliki sejumlah keutamaan.

Akan tetapi sebelum lebih jauh membahas keutamaan surat An-Nas, berikut adalah ulasan lengkap mengenai surat An-Nas, mulai dari tulisan Arab dan Latin, arti, hukum bacaan, asbabun nuzul, hingga keutamaannya, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (7/12/ 2022).

2 dari 5 halaman

Surat An-Nas

Surat An-Nas merupakan surat terakhir dalam mushaf Alquran. Surat An-Nas artinya adalah manusia. Surat ini menjelaskan tentang kepada siapa manusia seharusnya meminta perlindungan, yang tak lain adalah kepada Allah SWT. Di samping itu, surat An-Nas juga menjelaskan bahwa manusia akan terus mendapat godaan, tidak hanya dari bisikan setan, namun juga dari sesama manusia.

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ

Qul a'uudzu birobbinnaas.

1. Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,

 

مَلِكِ النَّاسِۙ

Malikin naas.

2. Raja manusia,

 

اِلٰهِ النَّاسِۙ

Ilaahin naas

3. sembahan manusia,

 

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ

Min syarril waswaasil khonnaas

4. dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,

 

الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ

Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas

5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,

 

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ

Minal jinnati wan naas.

6. dari (golongan) jin dan manusia.”

3 dari 5 halaman

Hukum Bacaan Surat An-Nas

Surat An-Nas artinya adalah manusia. Sama seperti surat lain dalam Alquran, untuk dapat membaca Surat An-Nas dengan baik, kita juga hendaknya juga harus memperhatikan hukum bacaannya. Berikut adalah hukum bacaan yang ada dalam surat An-Nas.

Ayat 1

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ

Di ayat 1 Surat An-Nas setidaknya terdapat lima hukum bacaan, yakni sebagai berikut:

أَعُوذُ = Mad Thabi'i karena dhammah bertemu wawu sukun

بِرَبِّ = Ro' nya dibaca Tafkhim karena berharakat fathah

النَّاسِ = Idgham Syamsi karena Lam Ta'rif bertemu huruf Nun

النَّاسِ = Ghunnah karena Nun bertasydid

النَّاسِ = Mad Aridh Lissukun karena Mad bertemu huruf yang mati sebab waqaf

 

Ayat 2

مَلِكِ النَّاسِۙ

Pada ayat kedua terdapat tiga hukum bacaan, yakni sebagai berikut:

النَّاسِ = Idgham Syamsi karena Lam Ta'rif bertemu huruf Nun

النَّاسِ = Ghunnah karena Nun bertasydid

النَّاسِ = Mad Aridh Lissukun karena Mad bertemu huruf yang mati sebab waqaf

 

Ayat 3

إِلَٰهِ النَّاسِ

Terdapat empat hukum bacaan dalam ayat 3 Surat An-Nas, antara lain sebagai berikut:

إِلَٰهِ = Mad Thabi'i karena fathah bertemu alif

النَّاسِ = Idgham Syamsi karena Lam Ta'rif bertemu huruf Nun

النَّاسِ = Ghunnah karena Nun bertasydid

النَّاسِ = Mad Aridh Lissukun karena Mad bertemu huruf yang mati sebab waqaf

 

Ayat 4

مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ

Di ayat 4 terdapat tujuh hukum bacaan, yakni sebagai berikut:

مِن = Ikhfa Haqiqi karena Nun Sukun bertemu huruf Syin

شَرِّ = Ro' dibaca Tarqiq karena berharakat kasrah

الْوَسْوَاسِ = Izhar Qamari karena Lam Ta'rif bertemu huruf Wawu

الْوَسْوَاسِ = Mad Thabi'i karena fathah bertemu alif

الْخَنَّاسِ = Izhar Qamari karena Lam Ta'rif bertemu huruf Kha

الْخَنَّاسِ = Ghunnah karena Nun bertasydid

الْخَنَّاسِ = Mad Aridh Lissukun karena Mad bertemu huruf yang mati sebab waqaf

 

Ayat 5

الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ

Dalam ayat 5 Surat An-Nas terdapat 8 hukum bacaan, yakni sebagai berikut:

الَّذِي = Idgham Syamsi karena Lam Ta'rif bertemu huruf Lam

الَّذِي = Mad Thabi'i karena kasrah bertemu ya sukun

فِي = Mad Thabi'i karena kasrah bertemu ya sukun

صُدُورِ = Mad Thabi'i karena dhammah bertemu wawu sukun

صُدُورِ = Ro dibaca Tarqiq karena berharakat kasrah

النَّاسِ = Idgham Syamsi karena Lam Ta'rif bertemu huruf Nun

النَّاسِ = Ghunnah karena Nun bertasydid

النَّاسِ = Mad Aridh Lissukun karena Mad bertemu huruf yang mati sebab waqaf

 

Ayat 6

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

Di ayat 6 surat An-Nas terdapat 5 hukum bacaan, antara lain sebagai berikut:

الْجِنَّةِ = Izhar Qamari karena Lam Ta'rif bertemu huruf Jim

الْجِنَّةِ = Ghunnah karena Nun bertasydid

النَّاسِ = Idgham Syamsi karena Lam Ta'rif bertemu huruf Nun

النَّاسِ = Ghunnah karena Nun bertasydid

النَّاسِ = Mad Aridh Lissukun karena Mad bertemu huruf yang mati sebab waqaf

4 dari 5 halaman

Asbabun Nuzul Surat An-Nas

Surat An-Nas artinya manusia. Surat An Nas merupakan surat ke-114 dalam mushaf Alauran. Surat ini diturunkan bersamaan dengan surat Al-Falaq. Surat An Nas yang diturunkan bersamaan dengan Surat Al-Falaq, sangat terkait dengan asbabun nuzul-nya.

Asbabun Nuzul merupakan latar belakan atau alasan surat atau ayat diturunkan. Adapun Asbabun nuzul surat An-Nas diceritakan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Abu Ja'far Ar Rabi’ bin Anas dari Anas bin Malik dalam kitab ‘Ad-Dalail.

Asbabnun nuzul Surat An-Nas dimulai ketika Nabi Muhammad SAW mengalami sakit yang cukup parah sampai Allah SWT mengutus dua malaikan untuk mengjenguknya. Salah satu malaikat duduk di sebelah kepala Nabi Muhammad SAW. Sedangkan malaikat lainnta duduk di bagian sebelah kaki Nabi Muhammad SAW.

Malaikat yang berada di sebelah kaki lalu bertanya kepada malaikat yang ada di sebelah kepala, "Apa yang terjadi padanya?" Malaikat di sebelah kepala pun menjawab, "Disihir orang."

Malaikat pada sebelah kaki bertanya kembali, "Siapa yang menyihir?"

"Labid Ibn Al A’sham, orang Yahudi," jawab malaikat lainnya.

Kemudian malaikat di sebelah kaki bertanya lagi, "Dimana diletakkan (sihirnya itu)?"

Malaikat di sebelah kepala menjawab, "Di sebuah sumur milik si fulan, pada bagian bawah batu. Hendaklah Muhammad pergi ke sumur tersebut, keringkanlah airnya, lalu angkat batunya. Terdapat sebuah kotak yang berada di bawahnya dan bakarlah kotak itu."

Pagi harinya, Nabi Muhammad SAW mengutus Ammar bin Yasir serta beberapa sahabat untuk pergi ke sumur tersebut. Sesampainya di sana, mereka melihat sumur itu berwarna merah kecoklatan seperti air pacar atau inai.

Mereka menimba airnya, mengangkat batunya, mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalamnya, dan membakarnya. Ternyata di dalamnya terdapat seutas tali yang memiliki 11 simpul.

Kemudian Allah Swt menurunkan keda surah ini, Al Falaq dan Annas. Setiap kali Rasulullah membaca satu ayat maka terurailah 1 simpul. Kedua surah pendek itu kemudian disebut sebagai Al Mu’awwidzatain karena telah mampu mengobati penyakit akibat sihir pada Nabi Muhammad SAW.

5 dari 5 halaman

Manfaat Surat An-Nas

Surat An-Nas artinya manusia. Surat An-Nas merupakan salah satu surat pendek dalam Alquran, bersama surat Al-Falaq dan Ikhlas, yang dianjurkan untuk dibaca dalam dzikir setelah shalat. Ini karena membaca surat An-Nas memiliki sejumlah manfaat antara lain sebagai berikut:

1. Menangkal Sihir

Surah Annas bermanfaat menangkal sihir yang menyerang seseorang muslim. Hal ini telah terbukti dengan apa yang dialami oleh Rasulullah SAW sendiri.

2. Melindungi Diri

Membaca surat Annas dapat menjauhkan umat islam dari godaan yang datang dari hasutan manusia, setan dan jin. Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadis, “ telah diturunkan kepadaku ayat-ayat yang tidak semisal dengannya yaitu al Mu’awwidzataini (Surah annas dan surah al falaq).” (HR. Muslim, at Tirmidzi, An Nasai).

3. Mendapat Keamanan Saat Tidur

Setan dan jin dapat menggoda manusia dalam keadaan tidur. Maka dari itu sebaiknya membaca surat Annas sebagai benteng diri saat tidur.