Sukses

Apa Itu Konjungsi, Pahami Definisi, Jenis dan Contoh Penggunaan dalam Kalimat

Konjungsi adalah salah satu ungkapan atau kata, yang berguna sebagai penghubung antar kata, antar frasa, dan antar kalimat.

Liputan6.com, Jakarta Apa itu konjungsi? kata hubung ini pasti sering Anda dengar, atau bahkan digunakan dalam percakapan sehari-hari. Konjungsi merupakan salah satu kata penghubung atau kata sambung, yang umumnya tidak memiliki arti. Akan tetapi, konjungsi mempunyai fungsi yang dapat menunjukkan hubungan di antara suatu kata, frasa, klausa, atau bahkan kalimat.

Apa itu konjungsi? konjungsi adalah kata hubung yang berperan penting dalam suatu kalimat, paragraf, atau bahkan wacana. Dengan adanya konjungsi dalam sebuah kata atau kalimat, akan membuat kalimat-kalimat menjadi lebih padu dan mudah untuk dipahami.

Konjungsi adalah kata sambung yang akan selalu digunakan, maka dengan mengetahui apa itu konjungsi dapat memudahkan Anda dalam bahasa tulis, maupun bahasa lisan sehari-hari. Konjungsi memang dibutuhkan untuk memadukan suatu perkataan atau kalimat, sehingga lebih memperjelas hubungan dari suatu kata, frasa, klausa, kalimat, bahkan paragraf.

Adapun contoh kata-kata konjungsi yang digunakan dalam percakapan sehari-hari adalah tapi, dan, sedangkan, sementara itu, karena, dan sebagainya. Berikut ini arti dan contoh kata konjungsi yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (13/12/2022).

2 dari 5 halaman

Definisi Konjungsi Menurut Para Ahli

Apa itu konjungsi? kata konjungsi dalam bahasa Indonesia kerap digunakan untuk menghubungkan suatu kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, atau bahkan tingkat yang lebih tinggi yaitu kalimat dengan kalimat. Sebagai kata penghubung, maka konjungsi bisa diletakkan pada bagian awal atau tengah kalimat tergantung pada konteks serta fungsinya. 

Berikut ini beberapa ahli kemudian merusmuskan definisi dari konjungsi, sebagai berikut:

- Chaer (2000)

Pengertian konjungsi menurut Chaer adalah kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.

- Anton Moeliono (2003)

Pengertian konjungsi selanjutnya menurut Anton Moeliono di dalam bukunya yang berjudul "Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (2003), merumuskan bahwa konjungsi adalah kata yang berfungsi menghubungkan dua satuan Bahasa yang sederajat, yakni kata dengan kata, frase dengan frase atau klausa dengan klausa.

- Li Dejin (1998)

Menurut Li Dejin dalam bukunya yang berjudul “A Practical Chinese Grammar For Foreigners“, konjungsi adalah sebuah kata yang bisa menggabungkan dua buah kata, frase-frase atau kalimat untuk menunjukkan hubungan gramatikal dari koordinatif, sebab akibat, kondisi , perkiraan dan lain-lain.

- Guo Zhenhua (1999)

Konjungsi menurut pendapat Guo Zhenhua dalam bukunya "Jianming Hanyu Yufa" pada tahun 1999 adalah kata-kata yang bisa menggabungkan kata, frasa, klausa atau kalimat.

- Alwi (2003)

Ahali selanjutnya yaitu Alwi, kemudian menjelaskan pengertian konjungsi sebagai kata tugas yang menghubungkan dua satuan Bahasa yang sederajat, yakni kata dengan kata, frasa dengan frasa atau klausa dengan klausa. Alwi juga kemudian membagi konjungsi menjadi 4 kelompok, yakni konjungsi koordinatif, konjungsi korelatif, konjungsi subordinatif dan konjungsi antarkalimat.

 

 

 

3 dari 5 halaman

Jenis Konjungsi Berdasarkan Fungsi Kedudukannya

Jenis konjungsi yang dapat  dibedakan berdasarkan fungsinya, bertujuan untuk menunjukkan suatu kedudukan kata, frasa, klausa, atau kalimat.

1. Konjungsi Setara

Konjungsi setara adalah salah satu kata penghubung, yang digunakan untuk menunjukkan hubungan yang setara di antara dua atau lebih kata, frasa, klausa, atau kalimat. Konjungsi ini biasa digunakan untuk menyatakan suatu penggabungan.

Berikut ini penjelasan lanjut terkait konjungsi setara: 

- Konjungsi yang menggabungkan bentuk biasa: dan, dengan, serta.

- Konjungsi yang menggabungkan pilihan: atau

- Konjungsi yang menggabungkan persamaan: yaitu, yakni, bahwa, adalah, ialah

- Konjungsi yang menggabungkan kesimpulan: jadi, karena itu, oleh sebab itu

- Konjungsi yang menggabungkan pembetulan: melainkan, hanya

- Konjungsi yang menggabungkan penegasan: bahkan, malah (malahan), lagipula, apalagi, jangankan

- Konjungsi yang menggabungkan pertentangan: tetapi, namun, sedangkan, sebaliknya

- Konjungsi yang menggabungkan batasan: kecuali, hanya

- Konjungsi yang menggabungkan urutan: lalu, kemudian, selanjutnya

2. Konjungsi Bertingkat

Tak hanya konjungsi setara, jenis konjungsi selanjutnya adalah bertingkat, di mana kata hubung yang digunakan untuk menghubungkan klausa dengan klausa yang kedudukannya bertingkat.

Berikut penjelasan lanjutan dari konjungsi bertingkat. 

- Konjungsi yang menyatakan sebab: sebab dan karena

- Konjungsi yang menyatakan syarat: kalau, jikalau, jika, bila, apalagi, dan asa

- Konjungsi yang menyatakan sasaran: untuk dan guna

- Konjungsi yang menyatakan perbandingan: seperti, sebagai, dan laksana

- Konjungsi yang menyatakan tujuan: agar dan supaya

- Konjungsi yang menyatakan waktu: ketika, sewaktu, sebelum, sesudah, tatkala.

- Konjungsi yang menyatakan akibat: sampai, hingga, dan sehingga

4 dari 5 halaman

Macam-macam Konjungsi antar Kalimat dan Paragraf

1. Konjungsi antar kalimat

Adapun konjungsi yang akan Anda temukan antar kalimat, mampu merangkaikan dua kalimat namun masing-masing merupakan kalimat sendiri. Berikut pembagian konjungsi antar kalimat:

- Makna konsekuensi atau akibat: dengan demikian, akibatnya.

- Makna kebalikan: sebaliknya, berbeda dengan

- Makna keadaan setelahnya, kemudian, selanjutnya, setelah itu.

- Makna keadaan sebenarnya, sebenarnya, sesungguhnya, bahwasanya

- Makna keadaan sebelumnya, malahan, bahkan, tak hanya itu.

- Makna mempertentangkan keadaan sebelumnya, akan tetapi, sayangnya, namun.

- Makna kesediaan, biarpun begitu, meskipun demikian, walaupun demikian

2. Konjungsi antar paragraf

Adapun konjungsi antar paragraf, yang umumnya digunakan untuk mengawali suatu paragraf yang memiliki korelasi dengan paragraf sebelumnya. Contoh dari konjungsi antar paragraf adalah terlebih lagi, disamping, oleh karena itu, berdasarkan, jadi, dan pun.

5 dari 5 halaman

Contoh Penggunaan Konjungsi Klausa

Konjungsi antar klausa adalah salah satu kata penghubung, yang terjadi atau bisa Anda temukan antara dua buah klausa atau lebih. Terdapat tiga macam konjungsi antar klausa, yaitu konjungsi koordinatif, subordinatif, dan korelatif.

- Konjungsi koordinatif

Konjungsi koordinatif biasanya akan menghubungkan dua atau lebih unsur baik kata maupun klausa yang sama pentingnya atau setara. Seperti contoh: dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan.

- Konjungsi subordinatif

Konjungsi subordinatif akan menghubungkan dua atau lebih klausa yang tidak memiliki status sintaksis yang sama. Kedua klausa dalam konjungsi subordinatif tidak setara. Adapun setiap klausa memiliki tingkatan lebih tingi, yang kerap disebut induk kalimat. Namun klausa yang lebih rendah disebut anak kalimat yang sistem pembagiannya sebagai berikut: 

a. Penghubung subordinatif atributif: yang.

b. Penghubung subordinatif tujuan: agar, supaya, biar.

c. Penghubung subordinatif syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala.

d. Penghubung subordinatif waktu: sejak, semenjak, sedari, sewaktu, tatkala, ketika, sementara, begitu, seraya, selagi dan lain sebagainya.

e. Penghubung subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya.

f. Penghubung subordinatif sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab.

g. Penghubung subordinatif hasil: sehingga, sampai(sampai), maka(nya).

h. Penghubung subordinatif alat: dengan, tanpa.

i. Penghubung subordinatif cara: dengan, tanpa.

j. Penghubung subordinatif komplementasi: bahwa.

k. Penghubung subordinatif perbandingan: sama>dengan, lebih>dari(pada).

l. Penghubung subordinatif konsesif: biar(pun), walau(pun), sekalipun, sungguhpun, kendati(pun).

m. Penghubung subordinatif pembandingan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih.

 

- Konjungsi korelatif

Konjungsi korelatif pada umumnya akan menghubungkan dua atau lebih unsur (tidak termasuk kalimat),l yang memiliki status sintaksis yang sama dan membentuk frasa atau kalimat. Kalimat yang dibentuk agak rumit dan bervariasi, kadang setara, bertingkat, atau bisa juga kalimat dengan dua subjek dan satu predikat. Seperti contoh, baik ... maupun, tidak hanya ..., tetapi juga, bukan hanya ..., melainkan juga, demikian ... sehingga, sedemikian rupa ... sehingga, apa(kah) ... atau, entah ... entah, jangankan ..., ... pun.

Video Terkini