Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Apa Itu Fetish? Pahami Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Fetish adalah hasrat dan kepuasan seksual yang terkait dengan benda mati.

Liputan6.com, Jakarta Apa itu fetish merupakan istilah yang asing bagi masyarakat. Fenomena fetish ini banyak terhadi di seluruh dunia, bahkan tak terkecuali Indonesia. Apa itu fetish adalah kelainan seksual yang menyukai benda mati.

Apa itu fetish adalah salah satu jenis kelainan seksual yang sangat menyimpang. Apa itus fetish dapat terjadi kepada siapapun, baik wanita maupun laki-laki. Kelainan ini dipengaruhi oleh faktor psikologis seseorang. Selain itu, penyebab munculnya fetish dalam diri seseorang adalah gangguan secara klinis.

Untuk lebih rinci, berikut ini Liputan6.com ulas mengenai apa itu fetish dan penyebabnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (13/12/2022).

2 dari 5 halaman

Apa Itu Fetish

Mengutip dari laman WebMD, apa itu fetish adalah gairah seksual yang merespons objek atau bagian tubuh yang biasanya tidak bersifat seksual. Secara sederhana, apa itu fetish adalah hasrat dan kepuasan seksual yang terkait dengan benda mati atau bagian tubuh yang secara tradisional tidak dipandang sebagai seksual, seperti kain jarik, celana, sepatu, dan benda mati lainnya. Orang dengan gangguan fetish sering menggunakan benda-benda tersebut saat berhubungan seksual. Bahkan tak jarang benda mati ini juga dipakai untuk menggantikan hubungan yang sesungguhnya dengan orang lain.

Apa itu fetish termasuk dalam salah satu jenis paraphilic disorder, yaitu perilaku yang dianggap berada di luar jangkauan perilaku seksual konvensional. Berdasarkan penelitian, tindakan fetish sering terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Selain itu, penelitian ini mengungkapkan pula bahwa laki-laki memungkinkan untuk lebih mudah terangsang akibat perilaku parafilik tertentu dibandingkan perempuan.

3 dari 5 halaman

Tanda-Tanda Fetish

Supaya penderita gangguan fetish cepat mendapatkan penanganan, anda perlu mengenali tanda-tandanya terlebih dahulu adalah sebagai berikut:

1. Memiliki fantasi terhadap objek yang tidak hidup atau bagian tubuh manusia non-genital

2. Fantasi terjadi setidaknya selama 6 bulan.

3. Terjadi secara intensi dan berulang.

4. Mengalami distres atau gangguan pada aktivitas sehari-hari atau pekerjaan.

5. Dorongan seksual, imajinasi, dan perilaku tertentu menyebabkan kegelisahan dan terganggunya aktivitas sehari-hari.

6. Objek fetish tidak sebatas pakaian yang digunakan dalam crossdressing (seperti pada gangguan transvestik) atau alat khusus untuk menstimulasi kelamin, seperti vibrator.

4 dari 5 halaman

Penyebab Gangguan Fetish

Belum ada penyebab pasti gangguan fetish yang ditetapkan hingga saat ini. Meskipun begitu, beberapa ilmuan menemukan dua teori besar psikologi yang dianggap dapat menjelaskan perilaku fetish, yaitu perspektif psikoanalisis dan faktor behavioral.

Fetish dalam perspektif psikoanalisis dijelaskan oleh Kernberg, sebagai sebuah bentuk penyimpangan dari yang normal dan berkaitan dengan distorsi paranoid pada gambaran awal orang tua (early parental image), terutama pada ibu.

Dikutip dari buku Pandangan Behavioral Learning Model (2019) karya Delcea dan Eusi, ada beberapa kondisi yang sering diduga sebagai pemicu seseorang memiliki gangguan ini, di antaranya:

1. Kesulitan mengekspresikan perasaan dan kesulitan memulai hubungan dengan orang lain.

2. Mengalami trauma masa kecil, seperti kerap mendapatkan pelecehan seksual dari orang lain

3. Sering melakukan aktivitas seksual yang menyenangkan terhadap kondisi dan objek tertentu, sehingga ketagihan untuk melakukannya secara berulang.

5 dari 5 halaman

Cara Mengatasi Fetish

Dikutip dari laman Thriveworks, berikut ini terdapat beberapa cara mengatasi gangguan fetish adalah:

1. Terapi Seks

Terapis seks dapat menawarkan penderita dengan pemahaman dan pendekatan yang tidak menghakimi untuk perawatan psikoterapi. Saat bekerja sama dengan terapis seks, penderita akan mengeksplorasi riwayat seksual dan psikologis mereka yang lebih besar.

Proses ini membantu meningkatkan kesadaran diri penderita dan memungkinkan terapis seksual untuk mengidentifikasi faktor dan peristiwa apa pun yang mungkin berkontribusi pada fetish penderita dan dorongan, fantasi, dan perilaku yang sesuai.

2. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)

Terapi perilaku kognitif (CBT) merupakan metode terapi yang paling dapat diterapkan secara universal dan dapat ditawarkan dan digunakan oleh terapis seks bersertifikat ganda. CBT digunakan untuk membantu penderita belajar mengurangi keinginan dan dorongan mereka terkait dengan fetish mereka.

Apabila fetish tidak berbahaya bagi diri sendiri atau orang lain, terapis individu dapat menggunakan CBT untuk mengajari mereka cara memoderasi perilaku seksual mereka, menemukan cara untuk merasa puas, sambil tetap menyadari aspek lain dari kehidupan sehari-hari mereka. CBT menggunakan restrukturisasi kognitif untuk mengubah pikiran dan perilaku secara bertahap.

3. Pengobatan dengan Obat-obatan

Psikiater akan meresepkan inhibitor reuptake serotonin selektif atau SSRI yakni masih sejenis dengan antidepresan. Nama umum untuk SSRI adalah Prozac, Zoloft, Lexapro, Celexa, dan Paxil. Tujuan SSRI dapat membantu menurunkan gairah seks penderita, membantu mereka melakukan perbaikan yang lebih cepat pada perilaku seksual mereka. SSRI juga dapat digunakan untuk mengobati kondisi yang terjadi bersamaan, seperti gangguan depresi atau gangguan kecemasan.

Sementara, obat-obatan dapat membantu menurunkan dorongan seks seseorang dan dorongan yang berhubungan dengan fetish mereka, hal itu tidak mengatasi akar dari dorongan fetishistik mereka. Akibatnya, terapi dan manajemen pengobatan bersama-sama dapat menjadi rute pengobatan yang paling berhasil.