Liputan6.com, Jakarta Mengapa norma diperlukan dalam masyarakat? Untuk menjawab pertanyaan ini, pertama-tama coba tanyakan kepada diri kamu sendiri pertanyaan sederhana seperti : Bagaimana jika tidak ada lampu lalu lintas? Apakah kamu sudah membayangkannya? Nah, lampu lalu lintas adalah salah satu dari banyaknya alasan mengapa norma diperlukan dalam masyarakat.
Jika tidak ada lampu lalu lintas yang mengatur ramainya jalan raya, maka kecelakaan adalah hal yang mungkin tidak bisa dihindari. Pada dasarnya manusia hidup bersama-sama, setiap manusia memiliki karakter dan kepentingan yang berbeda. Norma hadir dalam kehidupan sosial sejatinya untuk mengatur dan mengendalikan masyarakat.
Dilansir dari buku “Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X” oleh Ruswanto tahun 2009, norma merupakan seperangkat peraturan, baik tertulis ataupun tidak tertulis, yang berlaku di masyarakat dan merupakan pedoman untuk kehidupan sehari-hari. Norma sosial juga merupakan aturan-aturan yang disertai dengan berbagai sanksi bagi mereka yang melanggar.
Advertisement
Manusia tidak akan pernah lepas dari peraturan. Peraturan hadir senantiasa untuk membatasi perilaku manusia agar tidak saling merugikan. Peraturan juga dibutuhkan untuk dapat mewujudkan tujuan dalam kehidupan masyarakat.
Selain menjadi pedoman hidup dalam bermasyarakat, Ruswanto menyebutkan berdasarkan Selo Soemardjan, fungsi norma dalam masyarakat juga untuk mengikat setiap anggota masyarakat sehingga berakibat memberikan sanksi terhadap anggota masyarakat yang melanggarnya. Berikut liputan6.com ulas lebih lanjut tentang mengapa norma diperlukan dalam masyarakat dan berbagai jenisnya dari berbagai sumber, Kamis (15/12/22) :
Pengertian Norma
Mengapa norma diperlukan dalam masyarakat juga karena norma-norma yang berlaku dalam masyarakat sejatinya memiliki kekuatan mengikat yang tidak sama. Hal ini tidak menutup kemungkinan terdapat norma yang memiliki daya ikat lemah, sedang hingga kuat. Untuk dapat membedakannya, berikut empat pengertian norma yang masih dilansir dari buku miliki Riswanto :
1. Cara (Usage)
Cara menunjuk pada suatu perbuatan. Norma yang satu ini memiliki daya ikat yang sangat lemah daripada kebiasaan. Cara atau usage ini lebih banyak diterapkan dalam hubungan perorangan. Tidak ada sanksi yang berat bagi yang melanggar cara, tetapi biasanya akan mendapat celaan, ejekan atau cemoohan.
Misalnya, dalam tata cara makan. Terdapat orang yang minum dan makan tidak mengeluarkan bunyi dan ada yang mengeluarkan bunyi untuk menunjukkan rasa puas. Cara yang kedua tidak jarang dianggap tidak sopan dan jika dilakukan ketika bertamu ke rumah seseorang, mungkin pemilik rumah akan merasa tersinggung dan mencela cara makan tersebut.
2. Kebiasaan (Folkways)
Kebiasaan memiliki daya ikat uang lebih tinggi dari cara, meskipun yang satu ini bukanlah yang paling kuat. Kebiasaan dimaknai sebagai perbuatan atau tindakan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga terbentuk sebuah kebiasaan. Tindakan yang biasanya menjadi kebiasaan ini biasanya dianggap baik. Contohnya, berjabat tangan, mengetuk pintu ketika berkunjung, permisi dengan menganggukan kepala dsb.
3. Tata Kelakuan (Mores)
Jika kemudian sebuah kebiasaan tidak hanya menjadi cara dalam berperilaku, tetapi justru diterima sebagai norma pengatur, ini berarti kebiasaan tersebut telah menjadi tata kelakuan. Tata kelakukan menunjukkan sifat-sifat yang ada dari kelompok manusia dan dilaksanakan sebagai alat untuk mengawasi. Di sisi lain, tata kelakuan memaksakan suatu perbuatan.
Dengan demikian, tata kelakuan adalah alat agar masyarakat bisa menyesuaikan perbuatan mereka dengan tata kelakuan yang berlaku. Biasanya, tata kelakuan dapat berbeda pada masing-masing masyarakat. Contohnya adalah sebuah kerja bakti dapat menjadi kewajiban pada suatu masyarakat dan menjadi hal yang tidak wajib pada kelompok masyarakat lainnya.
4. Adat Istiadat (Custom)
Norma yang satu ini merupakan apa yang biasanya diturunkan secara turun temurun dari nenek moyang. Dengan kata lain, adat istiadat merupakan tata kelakuan yang telah mengakar kuat dalam masyarakat serta memiliki daya ikat paling tinggi dari tiga norma sebelumnya. Jadi, tata kelakuan yang berintegrasi secara kuat dengan pola-pola perilaku baik bisa meningkat menjadi sebuah adat istiadat. Norma yang memiliki daya ikat kuat biasanya lebih tidak berani dilanggar oleh masyarakat.
Contoh norma yang satu ini dapat kamu temukan dalam adat istiadat pernikahan di Lampung. Hukum adat daerah Lampung melarang adanya perceraian. Jika terjadi perceraian, maka perlu dilakukan upacara adat khusus sebagai sanksi dan memakan biaya yang tidak sedikit. Orang yang melanggar juga dapat dikeluarkan dari lingkungan setempat.
Advertisement
Jenis-Jenis Norma
Setelah memahami mengapa norma diperlukan dalam masyarkat, kamu juga perlu mengetahui jenis-jenisnya. Berdasarkan resmi dan tidak resminya sebuah norma dan dari kekuatan sanksinya, norma dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Norma Tidak Resmi dan Norma Resmi
a. Norma tidak resmi (nonformal)
Norma tidak resmi adalah norma yang dirumuskan dengan tidak jelas di masyarakat dan pelaksanaanya tidak wajib bagi yang bersangkutan. Norma ini hadir dari beragam kebiasaan yang kemudian diterima oleh masyarakat. Walaupun tidak bersifat wajib, tetapi biasanya anggota sadar, bahwa patokan yang tidak resmi itu justru harus ditaati dan mempunyai kekuatan memaksa yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan patokan resmi. Norma yang satu ini biasanya ditemui pada kelompok primer, termasuk keluarga.
b. Norma resmi (formal)
Norma resmi merupakan aturan yang dirancang dan diwajibkan dengan jelas oleh pihak berwenang untuk semua warga masyarakat. Norma ini merupakan tubuh hukum yang dipunyai oleh masyarakat modern. Tidak hanya berdasarkan kebiasaan, norma yang satu ini juga lebih disesuaikan dengan prinsip susila atau etika dan prinsip “baik dan buruk”.
Dari sinilah dibuat perundang-undangan, peraturan lain dsb. Oleh karena itu, dalam perumusannya diperlukan pertimbangan rasional dan matang. Semua hukum positif atau tertulis ini diperlukan untuk menciptakan keseragaman berperilaku pada anggota masyarakat modern.
2. Norma-Norma Utama
Mengapa norma diperlukan dalam masyarakat kemudian juga dijelaskan dalam berbagai norma yang terbentuk berdasarkan daya ikat dan sanksi yang ada bagi pelanggarnya. Norma-norma utama dibagi menjadi beberapa, yaitu sebagai berikut :
a. Norma kelaziman atau folkways
Norma kelaziman merupakan norma yang diikuti tanpa pikir panjang dan didasarkan pada tradisi atau kebiasaan yang telah berlaku di masyarakat. Kelaziman atau folkways ini lebih luas dari custom. Custom merupakan berbagai cara bertindak yang lebih diterima oleh masyarakat, seperti cara duduk, cara makan dsb. Sementara itu, folkways dan custom tidak membutuhkan sanksi. Orang-orang yang melanggarnya kemudian akan dianggap aneh, gila, diejek dll. Pelanggaran terhadap norma yang satu ini biasanya tidak menyebabkan kekacauan.
b. Norma hukum
Norma hukum adalah norma yang berasal dari pemerintah dalam bentuk peraturan, instruksi, ketetapan, keputusan dan undang-undang.Orang yang melanggar norma yang satu ini tentu akan mendapatkan sanski. Norma hukum sendiri dibagi menjadi dua, yaitu :
- Tertulis, misalnya hukum pidana dan hukum perdata.
- Tak tertulis, misalnya hukum adat.
Jenis-Jenis Norma
c. Norma Kesusilaan (Mores)
Norma kesusilaan adalah norma yang berasal dari kebiasaan manusia sebagai bagian dari masyarakat. Contoh dari norma ini, misalnya santun dan tingkah laku. Mores ini juga sering dikaitkan dengan keyakinan atau agama. Hukuman tidak langsung biasanya diterima oleh pelanggar norma ini.
Para pelanggar tidak jarang diasingkan atau dikucilkan dari pergaulan masyarakat. Para pelanggar juga biasanya akan merasa menyesal, malu dan gelisah sebagai bentuk dari sanksi perbuatannya. Beberapa tindakan yang menunjukkan pelanggaran terhadap norma kesusilaan, termasuk pergaulan bebas, fitnah dsb.
d. Norma Agama
Norma Agama adalah seperangkat aturan yang berasal dari Tuhan. Norma yang satu ini berisi perintah, larangan dan anjuran atau petunjuk yang berkaitan tentang hubungan antar sesama manusia dan hubungan manusia dengan Tuhannya.
e. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah norma yang berasal dari hati nurani manusia itu sendiri. Norma kesopanan biasanya tumbuh dalam wujud aturan atau kebiasaan yang dilakukan manusia sebagai anggota masyarakat supaya dipandang baik, tertib dan saling menghargai. Contoh dari norma yang satu ini, seperti cara berbicara kepada yang lebih tua, perilaku jujur dsb.
f. Mode
Mode tidak jarang dilakukan dengan mencontoh atau meniru. Mode dalam masyarakat telah berkembang cukup pesat. Masyarakat biasanya melakukan peniruan terhadap cara dan gaya hidup yang dilakukan oleh orang lain. Jika dari secara mental seseorang belum siap menerima, maka akan terjadi “cultural lag” atau kesenjangan budaya. Mode ini tidak sama dengan gaya, tetapi mode banyak dipengaruhi oleh gaya. Gaya adalah perwujudan dari cita-cita dan konsep keindahan serta teknologi baru.
Advertisement
Peran Norma
Mengapa norma diperlukan dalam masyarakat, selain untuk mengatur kehidupan masyarakat, dilansir dari buku “Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X oleh” Vina Dwi Laning tahun 2009, berbagai peran norma adalah sebagai berikut:
1. Sebagai Petunjuk Arah dalam Bersikap dan Bertindak
Mengapa norma diperlukan dalam masyarakat karena norma sebagai petunjuk dalam bertindak dan bersikap. Maksudnya adalah nilai dan norma telah melekat pada seseorang atau masyarakat sebagai suatu petunjuk dalam berperilaku yang diyakini kebenarannya. Norma juga digunakan sebagai petunjuk tertib hidup sosial. Hal ini bertujuan untuk melangsungkan hubungan sosial dalam masyarakat yang berisi perintah, larangan, dan anjuran untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang teratur dan damai.
2. Pengontrol Sikap dan Tindakan Manusia
Melalui nilai dan norma yang berlaku, manusia tentu dapat membedakan dan mengetahui mana tindakan yang benar dan mana yang tidak. Dengan adanya aturan atau norma, ini juga memungkinkan perilaku seseorang bisa dikendalikan, apakah telah sesuai atau menyimpang dari apa yang diyakini sebagai kebenaran dan karena sanksi yang siap menghadang jika dilanggar.
3. Pendorong Sikap dan Tindakan Manusia
Norma sosial juga bisa berperan sebagai alat pendorong atau motivator seseorang untuk bertindak sesuai dengan nilai dan aturan. Selain itu, norma juga mungkin bisa memandu orang untuk bersikap baik.
4. Sebagai Benteng Perlindungan
Mengapa norma diperlukan dalam masyarakat juga sebagai pelindung dari perilaku-perilaku yang menyimpang. Hal ini, terutama untuk melindungi pihak yang lemah. Jika tidak ada nilai atau norma, maka sangat mungkin hak dan kepentingan pihak yang lebih lemah akan direbut oleh yang lebih kuat dan berkuasa.
5. Alat Pemersatu Masyarakat
Nilai dan norma dalam masyarakat mampu membentuk hubungan yang erat antara satu anggota dengan anggota lainnya. Misalnya, terdapat kelompok-kelompok yang menjunjung tinggi kejujuran ketika ujian akan memiliki ikatan yang erat satu sama lain.
Nah, demikian penjelasan mengapa norma diperlukan dalam masyarakat. Untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang teratur, damai dan tertib, maka masing-masing dari kita harus mematuhi norma-norma tersebut. Ini tidak akan berhasil diwujudkan jika hanya beberapa orang saja yang melakukan. Ini perlu dilakukan oleh kita semua.