Sukses

6 Fakta Suku Bajo yang Disebut Jadi Inspirasi Film Avatar 2, Ahli Menyelam

Suku Bajo diakui sebagai inspirasi Avatar 2: The Way of Water.

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini Suku Bajo sedang menjadi perbincangan hangat publik. Suku Bajo disebut oleh sutradara James Cameron sebagai inspirasi dari film Avatar 2: The Way of Water. Diketahi, Avatar 2 tayang di bioskop Indonesia sejak 14 Desember 2022. Film tersebut mengangkat kehidupan di planet Pandora dengan menggali sisi keberagaman di bawah laut.

Berbicara tentang keberagaman bawah laut tentu tidak dilepaskan dari kemampuan klan Metkayina dalam menyelam di film Avatar 2. Klan Metkayina memiliki kemampuan menyelam yang sangat luar biasa. Kemampuan menyelam tersebut nyatanya terinspirasi dari suku Bajo.

Suku Bajo memiliki keistimewaan bisa menyelam ke bawah laut dengan ketahanan tubuh luar biasa. Hidup suku Bajo dihabiskan di perairan laut dengan pekerjaan utama sebagai nelayan. Kehidupan nyata yang dijalani suku Bajo inilah yang membuat film Avatar 2: The Way of Water dibuat.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, fakta Suku Bajo yang disebut jadi inspirasi film Avatar 2: The Way of Water, Jumat (23/12/2022).

2 dari 7 halaman

1. Asal Usul Suku Bajo

Suku Bajo kini sedang menjadi pusat perhatian dunia. Banyak yang penasaran dengan asal usul suku Bajo. Setelah ditelusuri didapatkan informasi dari laman Kemdikbud, Suku Bajo adalah etnis asal Asia Tenggara yang memiliki karakteristik kemaritiman cukup kental.

Asalnya konon dari Kepulauan Sulu Filipina dengan sebutan Suku Bajau atau Suku Sama. Suku Bajo ada di Indonesia dengan keberadaanya sering dijumpai di sekitar perairan Sulawesi, Kalimantan Timur, Maluku, Nusa Tenggara, hingga ke pantai timur Sabah (Malaysia).

3 dari 7 halaman

2. Rumah Suku Bajo Nomaden

Fakta menarik lainnya dari suku Bajo adalah rumahnya mereka. Bentuk rumah suku Bajo biasanya berbentuk rumah panggung. Rumah panggung itu dipasang tiang pancang dengan fungsi menghindari gelombang pasang. Dinding yang digunakan di rumah suku Bajo berasal dari bahan kayu dengan  atapnya terbuat dari rumbia.

Rumah suku Bajo ini bersifat sementara karena kebiasaan mereka yang nomaden (berpindah-pindah tempat tinggal). Hal itu dikarenakan Suku Bajo  sering berpindah-pindah mengarungi lautan. Suku Bajo terkenal sebagai pengembara laut yang menggunakan perahu tanpa peralatan penunjuk arah modern. Hebatnya lagi, suku Bajo ini masih mengandalkan posisi bintang.

 

4 dari 7 halaman

3. Mata Pencaharian Suku Bajo

Mengulik suku Bajo tentu akan menemukan fakta terkait mata pencaharian utama mereka. Suku yang tinggal di perairan laut ini memiliki ata pencaharian utama sebagai nelayan. Berburu ikan dengan berbagai cara dilakukan suku Bajo mulai dari memancing, menjaring hingga memanah. Memanah dengan tongkat kayu menjadi salah satu dasar keahlian suku ini.

Suku Bajo yang tinggal di perairan laut ini mengandalkan perahu sebagai transportasi utama. Perahu menjadi transportasi penting yang digunakan mereka untuk mencari nafkah. Perahu inilah yang membuat pergerakan suku Bajo dalam mencari ikan bisa leluasa untuk menemukan keberadaan ikan yang akan diburu.

 

5 dari 7 halaman

4. Kemampuan Unik dalam Menyelam

Tinggal di perairan laut membuat masyarakat suku Bajo memiliki keistimewaan dalam menyelam. Dikutip dari kanal Global Liputan6.com, para peneliti sudah melakukan identifikasi terkait varian genetik yang membuat limpa pada tubuh orang Suku Bajo berukuran besar. Limpa berukuran besar inilah yang membuat mereka memilik daya tahan lebih baik saat menyelam bebas di lautan.

Peneletian tersebut menghasilkan hasil studi yang terbit di jurnal Cell pada 19 April 2018 lalu. Hasil studi itu menunjukkan adanya eksistensi seleksi alam di era kehidupan manusia modern. "Ini adalah contoh menarik tentang bagaimana manusia dapat, dalam waktu yang relatif singkat, beradaptasi dengan lingkungan lokal," ungkap Rasmus Nielsen, salah penulis studi dari University of California, Berkeley.

6 dari 7 halaman

5. Penelitian Tubuh Suku Bajo

Keistimewaan tubuh suku Bajo yakni memiliki limba berukuran besar sehingga membuat waktu menyelam mereka di bawah laut sangat lama. Keunikan inilah yang membuat Melissa Ilardo, yang merupakan mahasiswa pascasarjana di University of Copenhagen melakukan penelitian ke suku Bajo.

Penelitian itu dilakukan untuk memahami apakah masyarakat Bajo sudah mengembangkan strategi mereka agar bisa mengatasi hipoksia atau lebih dikenal dengan istilah umum kurangnya kadar oksigen di tubuh ketika menyelam. Penelitian Ilardo diambil di populasi masyarakat Bajo dan Saluan, salah satu suku pesisir – berada dengan berhasil rekrut 43 orang untuk peneltiannya.

Ilardo berusaha untuk ukur ukuran limpa mereka dengan menggunakan mesin ultrasound. Selain itu ia mengambil sampel air liur untuk sekuensing (pengurutan) genom. Hasilnya Ilardo menemukan bahwa limpa orang Bajo sebanyak 50 persen lebih besar dibandingkan dengan Saluan. Namun hasil tersebut masih dalam wujudu keterangan dengan berbagai pertimbangan seperti jenis kelamin, usia, berat, dan tinggi individu.

7 dari 7 halaman

6. Diakui Sebagai Inspirasi Avatar 2

Suku Metkayina berhasil diciptakan karena terinspirasi dari kehidupan suku Bajo. Begitulah wawancara James Cameran yang dipublikasikan pada 17 Desember 2022 di kanal YouTube National Geographic. Sutaradara Titanic itu tak ragu ungkapkan inspirasinya berasal dari Indonesia (suku Bajo) yang menghabiskan waktu mereka dengan bertahan hidup di lautan.

"Mereka punya rasa hormat yang mendalam atas harmoni dan keseimbangan terhadap alam. Ada yang menato kulit tubuh dan wajahnya—dan kami melakukan versi Pandora di film,” ujar James Cameron. 

James Cameron terinspirasi suku Bajo karena mengetahui bagaimana cara hidup suku Bajo seperti kehidupan rumah panggung, transportasi rakit, cara menyelam dan berbagai inspirasi lainnya. “Ada orang-orang laut di Indonesia yang hidup di rumah panggung, rakit, dan lain sebagainya. Kami melihat hal-hal seperti ini,” terang Cameron.