Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar mungkin sudah tidak asing dengan kata "merdeka." Ada tiga definisi dari kata merdeka, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yakni (1) bebas dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya; (2) tidak terkena atau lepas dari tuntutan; dan (3) tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu, leluasa.
Sebagai contoh, sejak Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia sudah merdeka. Merdeka dalam konteks kalimat tersebut artinya bebas dari penjajahan dan kekuasan bangsa lain.
Selain terkait dengan kebebasan sebuah bangsa, merdeka juga mengacu pada sikap mandiri, berdiri sendiri, dan tidak tergantung pada orang lain. Dengan kata lain, merdeka tidak hanya dapat melekat pada hal-hal seperti negara atau bangsa. Bahkan merdeka juga bisa menjadi atribut dari manusia.
Advertisement
Maka tidak mengherankan jika pahlawan pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara mengenalkan tentang konsep manusia merdeka. Lalu apa yang dimaksud dengan manusia merdeka menurut Ki Hajar Dewantara? Berikut penjelasan selengkapnya, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (23/12/2022).
Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara
Apa yang dimaksud manusia merdeka menurut Ki Hajar Dewantara sangat terkait dengan konsep pendidikan yang diusung pahlawan pendidikan Indonesia ini. Pendidikan memiliki tujuan untuk mencetak generasi yang cerdas dan memiliki karakter yang berbudi.
Sementara itu, Ki Hajar Dewantara memiliki konsep tentang pendidikan yang didasarkan pada asas kemerdekaan. Demikian seperti dikutip dari artikel "Merdeka Belajar dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya bagi Pengembangan Pendidikan Karakter" oleh Dela Khoirul Ainia (2020).
Sementara itu seperti dikutip dari laman Direktorat SMP, asas kemerdekaan dalam pendidikan memiliki arti bahwa manusia merdeka adalah manusia yang telah diberi kebebasan oleh Tuhan yang Maha Esa untuk mengatur kehidupannya dengan tetap sejalan dengan aturan yang ada di masyarakat. Maka dari hal itu, diharapkan seorang peserta didik harus memiliki jiwa merdeka dalam artian merdeka secara lahir dan batin serta tenaganya.
Jiwa yang merdeka sangat diperlukan sepanjang zaman agar bangsa Indonesia tidak didikte oleh negara lain. Ki Hadjar Dewantara memiliki istilah sistem among, yakni melarang adanya hukuman dan paksaan kepada anak didik karena akan mematikan jiwa merdeka serta mematikan kreativitasnya.
Hal ini yang sedang coba diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia saat ini dengan program Merdeka Belajar. Asas kemerdekaan dalam pendidikan merupakan sesuatu yang menggambarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara, bahwa keluarga, perguruan, dan masyarakat merupakan satu kesatuan yang utuh dalam pendidikan.
Pada akhirnya, tujuan dari pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah memerdekakan manusia sebagai anggota masyarakat.
Advertisement
Pengertian Manusia Merdeka Menurut Ki Hajar Dewantara
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa konsep pendidikan yang diusung Ki Hajar Dewantara adalah pendidikan yang berasas pada kemerdekaan. Dengan begitu, pendidikan dapat mencapai tujuannya, yakni memerdekakan manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain, tujuan dari pendidikan adalah membentuk anak didik menjadi manusia merdeka.
Lalu apa pengertian manusia merdeka menurut Ki Hajar Dewantara? Hal ini tentu penting untuk diketahui, sebagai tolok ukur keberhasilan pendidikan nasional.
Manusia merdeka adalah orang yang mampu berkembang secara utuh, selaras dengan aspek kemanusiaan, mampu menghargai dan menghormati kemanusiaan orang lain (Widyastono via Sholihah, 2021).
Dengan kata lain, manusia merdeka adalah manusia yang mengetahui tentang prinsip kemerdekaan. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara, hakikat kemerdekaan bukan semata-mata kebebasan individu dari aturan dan kekuasaan lain, melainkan kemampuan untuk merdeka, tidak menggantungkan diri terhadap uluran tangan orang lain.
Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa manusia yang merdeka bukanlah manusia yang bebas dari aturan, melainkan manusia yang memiliki kemampuan untuk hidup secara mandiri, tanpa menggantungkan nasib pada orang lain.
Untuk membentuk manusia merdeka seperti apa yang dimaksud Ki Hajar Dewantara, yakni manusia yang mandiri dan tidak menggantungkan nasibnya pada orang lain, pendidikan hendaknya dapat mengembangkan sejumlah aspek dalam anak didik. Aspek tersebut antara lain adalah aspek pekerti (spiritualitas), akal (intelektual), dan jasmani peserta didik beserta fitrahnya dan masyarakatnya.
Dengan kata lain, pendidikan harus membuat anak didik dapat mengembangkan tiga komponen penting dalam dirinya untuk menjadi manusia merdeka, yakni karakter (afektif), pikiran (kognitif), dan fisik (psikomotor).
Manusia Merdeka Menurut Ki Hajar Dewantara
Dalam pandangan Ki Hajar Dewantara, pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk kehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan begitu pendidikan harus diterapkan dengan asas kemerdekaan.
Hakikat kemerdekaan bukanlah semata-mata kebebasan individu dari aturan dan kekuasaan lain, melainkan kemampuan untuk merdeka, tidak menggantungkan diri terhadap uluran tangan orang lain.
Untuk dapat menjadi manusia merdeka, yang bisa berdiri sendiri dan mandiri, tanpa uluran tangan orang lain, tentu saja seseorang harus dapat mengembangkan tiga komponen penting dari dalam dirinya. Komponen yang perlu dikembangkan adalah kecerdasan akal atau intelektual, karakter atau budi pekerti, dan yang terakhir adalah komponen fisik.
Dengan kata lain, manusia merdeka adalah manusia yang cerdas secara akal, berbudi pekerti luhur, dan memiliki fisik yang kuat dan sehat. Jika tiga komponen dalam diri anak didik dapat berkembang dengan baik, makan terciptalah manusia merdeka yang mandiri dalam berpikir, menaati aturan, dan memiliki tubuh yang sehat. Dengan begitu, dia bisa menjadi lebih mandiri dan tidak memerlukan uluran tangan orang lain untuk menentukan nasibnya sendiri.
Advertisement