Sukses

Disleksia Adalah Gangguan Proses Belajar pada Anak, Ketahui Penyebab dan Pengobatannya

Disleksia adalah gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, atau mengeja.

Liputan6.com, Jakarta Disleksia adalah salah satu kelainan yang terjadi pada anak. Secara umum, disleksia adalah sebuah gangguan dalam perkembangan baca-tulis yang umumnya terjadi pada anak menginjak usia 7 hingga 8 tahun.

Gejala disleksia adalah kesulitan belajar membaca dengan lancar dan kesulitan dalam memahami meskipun normal atau di atas rata-rata. Selain itu, juga anak akan kesulitan dalam penerapan disiplin Ilmu Fonologi, kemampuan bahasa/pemahaman verbal. 

Penyebab disleksia adalah kondisi dari biokimia otak yang tidak stabil dan juga dalam beberapa hal akibat bawaan keturunan dari orang tua. Meskipun terjadi akibat faktor genetik, namun secara bertahap kondisi ini dapat diobati.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai apa itu disleksia beserta gejala, penyebab, dan cara mengobatinya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (26/12/2022).

2 dari 6 halaman

Apa Itu Disleksia

Dikutip dari laman yankes.kemkes.go.id, disleksia adalah gangguan dalam proses belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, menulis, atau mengeja. Penderita disleksia akan kesulitan dalam mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan, dan mengubahnya menjadi huruf atau kalimat.

Disleksia tergolong gangguan saraf pada bagian otak yang memroses bahasa, dan dapat dijumpai pada anak-anak atau orang dewasa. Meskipun individu dengan disleksia kesulitan dalam belajar, penyakit ini tidak memengaruhi tingkat kecerdasan seseorang.

Disleksi adalah salah satu karakteristik kesulitan belajar pada anak yang memiliki masalah dalam bahasa tertulis, oral, ekspresif atau reseptif. Masalah yang muncul yaitu anak akan mengalami kesulitan dalam membaca, mengeja, menulis, berbicara, dan mendengar. Beberapa kasus menunjukkan adanya kesulitan dengan angka, karena adanya kelainan neurologis yang kompleks, kelainan struktur dan fungsi otak.

3 dari 6 halaman

Pengertian Disleksia Menurut Para Ahli

Dikutip dari jurnal berjudul Urgensi Mengenal Ciri Disleksia karya Loeziana, terdapat beberapa pendapat lain mengenai pengertian disleksia, yakni:

1. Corsini

Disleksia merujuk pada kesulitan membaca baik itu penglihatan atau pendengaran. Inteligensinya normal, dan usia keterampilan bahasanya sesuai. Kesulitan belajar tersebut akibat factor neurologis dan bukan disebabkan oleh faktor eksternal, misalnya lingkungan atau sebab-sebab sosial.

2. Guszak

Disleksia adalah kesulitan membaca berat pada anak yang memiliki kecerdasan normal dan bermotivasi cukup, berlatar belakang budaya yang memadai dan berkesempatan memperoleh pendidikan serta tidak bermasalah emosionalnya.

3. Bryan dan Mercer

Disleksia adalah suatu bentuk kesulitan dalam mempelajari komponen-komponen kata dan kalimat, yang secara historis menunjukkan perkembangan bahasa yang lambat dan hampir selalu bermasalah dalam menulis dan mengeja serta kesulivan dalam mempelajari system representational misalnya berkenaan dengan waktu, arah, dan masa.

4. Homsbay dan Sodiq

Disleksia adalah bentuk kesulitan belajar membaca dan menulis terutama belajar mengeja dengan benar dan mengungkapkan pikiran secara tertulis, memanfaatkan kesempatan bersekolah dengan normal serta tidak memperlihatkan keterbelakangan dalam mata pelajaran lainnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa disleksia adalah suatu gangguan yang berpusat pada sistem saraf, dan dengannya mengalami kesulitan dalam hal membaca, menulis, mengeja, atau dapat dikatakan kesulitan dalam mengenali huruf-huruf.

4 dari 6 halaman

Gejala Disleksia

Mengutip dari laman yankes.kemkes.go.id, disleksia dapat menimbulkan gejala yang bervariasi, tergantung usia dan tingkat keparahan yang dialami penderita. Gejala dapat muncul pada usia 1-2 tahun, atau setelah dewasa. Pada anak balita, gejala sulit dikenali. Namun setelah anak mencapai usia sekolah, gejala akan makin terlihat, terutama ketika anak belajar membaca. Gejala disleksia yang bisa dikenali adalah:

1. Perkembangan bicara yang lebih lamban dibandingkan anak-anak seusianya.

2. Kesulitan memproses dan memahami apa yang didengar.

3. Kesulitan menemukan kata yang tepat untuk menjawab suatu pertanyaan.

4. Kesulitan mengucapkan kata yang tidak umum.

5. Kesulitan mempelajari bahasa asing.

6. Kesulitan dalam mengingat sesuatu.

7. Kesulitan dalam mengeja, membaca, menulis, dan berhitung.

8. Lamban dalam menyelesaikan tugas membaca atau menulis.

9. Lamban dalam mempelajari nama dan bunyi abjad.

10. Menghindari aktivitas membaca dan menulis.

11. Kesulitan mengingat huruf, angka, dan warna.

12. Kesulitan memahami tata bahasa dan memberi imbuhan pada kata.

13. Sering salah dalam mengucapkan nama atau kata.

14. Sering menulis terbalik, misalnya menulis ‘pit’ saat diminta menulis ‘tip.’

15. Sulit dalam membedakan huruf tertentu saat menulis, misalnya ‘d’ dengan ‘b’ atau ‘m’ dengan ‘w.’

Apabila perkembangan kemampuan membaca dan menulis anak terlihat lambat, segera konsultasikan dengan dokter. Apabila disleksia dibiarkan tidak tertangani, kesulitan anak dalam membaca akan berlangsung hingga dewasa.

5 dari 6 halaman

Penyebab Disleksia

Penyebab disleksia belum diketahui secara pasti, namun kondisi ini diduga terkait dengan kelainan gen yang memengaruhi kinerja otak dalam membaca dan berbahasa. Sejumlah faktor yang diduga memicu kelainan gen tersebut adalah sebagai berikut:

1. Infeksi atau paparan nikotin, alkohol, dan NAPZA pada masa kehamilan.

2. Lahir prematur atau terlahir dengan berat badan rendah.

3. Riwayat disleksia atau gangguan belajar dalam keluarga juga menjadikan anak menderita disleksia.

6 dari 6 halaman

Cara Mengobati Disleksia

Disleksia adalah golongan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, namun dengan deteksi dan penanganan sejak usia dini terbukti lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan penderita dalam membaca. Salah satu metode yang paling efektif dalam meningkatkan kemampuan baca tulis penderita disleksia adalah fonik. Metode fonik berfokus meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi dan memproses suara. Dalam metode fonik, penderita akan diajari sejumlah hal berikut:

1. Mengenali bunyi kata yang terdengar mirip, seperti ‘pasar’ dan ‘pagar’.

2. Mengeja dan menulis, mulai dari kata sederhana hingga kalimat yang rumit.

3. Memahami huruf dan susunan huruf yang membentuk bunyi tersebut.

4. Membaca kalimat dengan tepat, serta memahami makna yang dibaca.

5. Menyusun kalimat dan memahami kosakata baru.

Guna membantu proses penyembuhan anak, orang tua dapat melakukan sejumlah hal berikut:

1. Membaca dengan suara keras di hadapan anak

Langkah ini akan lebih efektif bila dilakukan pada anak usia 6 bulan atau lebih muda. Apabila anak sudah cukup dewasa, ajak anak membaca cerita bersama-sama setelah diperdengarkan cerita sebelumnya.

2. Beri semangat pada anak agar berani membaca

Hilangkan ketakutan anak untuk membaca. Dengan rutin membaca, kemampuan anak dalam membaca akan meningkat.

3. Bekerja sama dengan guru di sekolah

Bicarakan kondisi anak dengan guru di sekolah, kemudian diskusikan cara yang paling tepat untuk membantu anak agar berhasil dalam pelajaran. Rutinlah berkomunikasi dengan guru agar Anda mengetahui perkembangan anak di sekolah.

4. Bicara dengan anak tentang kondisinya

Beri pemahaman pada anak bahwa kondisi yang dialaminya dapat diperbaiki, sehingga anak menjadi semangat untuk belajar kembali.

5. Batasi menonton televisi

Batasi waktu anak menonton televisi, dan sediakan waktu lebih banyak untuk belajar membaca. Pilih tema bacaan yang menarik bagi anak, atau pilih tempat yang menyenangkan untuk belajar agar anak tertarik membaca.

6. Bergabung dengan support group

Bergabunglah dengan kelompok dukungan dengan kondisi yang sama. Pengalaman orang tua lain yang memiliki anak dengan disleksia, dapat menjadi informasi berharga bagi orang tua guna meningkatkan kemampuan anak.