Liputan6.com, Jakarta Etimologi adalah cabang ilmu bahasa yang digunakan untuk menyelidiki asal-usul suatu kata. Mengetahui etimologi sebuah kata dapat membantu anda mengetahui cara menggunakan atau mengejanya dengan benar. Etimologi dapat digunakan untuk menyelidiki asal usul semua kata atau istilah yang membuat kita penasaran darimana asal usulnya.
Baca Juga
Advertisement
Sebagai suatu disiplin, etimologi adalah studi tentang bagaimana bahasa berkembang dan berubah. Dan etimologi sebuah kata adalah dari mana asalnya atau asal linguistik nya. Etimologi merekonstruksi informasi mengenai bahasa-bahasa yang sudah lama untuk mendapatkan informasi langsung mengenai bahasa tersebut.
Selain itu, dengan memahami etimologi, anda juga dapat memahami kata yang diambil dari bahasa lain, meski dalam bentuk yang sudah diubah. Mempelajari etimologi juga menjadi cara untuk mempelajari naskah tua untuk membandingkan berbagai bentuk bahasa.
Lebih lengkapnya, berikut ini Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Selasa (27/12/2022). Pengertian Etimologi, beserta dengan jenis dan contohnya.
Etimologi Adalah
Etimologi Adalah
Etimologi adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari asal-usul dari suatu kata, "etimologi", yang terdiri dari dua kata dari bahasa Yunani kuno: Etymon- (artinya "arti sebenarnya") dan – logia ("studi tentang"). Oleh karena itu, arti harfiah dari "etimologi" adalah "studi tentang arti sebenarnya dari kata-kata".
Etimologi bukanlah perangkat retoris atau sastra. "Etimologi adalah penyelidikan sejarah kata." Setiap kata dalam setiap bahasa memiliki asal dan sejarah yang unik; kata-kata dapat dilahirkan dalam banyak cara, dan seringkali sejarah mereka cukup penuh petualangan dan informatif.
Etimologi menyelidiki dan mendokumentasikan kehidupan (terutama asal-usul) kata-kata. Etimologi sebuah kata dapat mencakup banyak hal. Ulang tahun sebuah kata biasanya diberikan sebagai tanggal penggunaan kata pertama yang diketahui dalam cetakan.
Sebagian besar kata dikembangkan selama ratusan tahun dari kata-kata sebelumnya, kembali ke masa lalu kuno, jadi sebuah etimologi mencoba melacak perkembangan itu sejauh mungkin, biasanya diakhiri dengan bahasa mati tertua yang sebenarnya kita miliki catatannya. Sebagian besar kata memiliki arti yang sedikit atau sangat berbeda dalam bahasa kuno asalnya.
Advertisement
Proses Etimologi Terbentuk
Proses Etimologi Terbentuk
Suatu kata terbentuk setelah mengalami beberapa proses selama bertahun-tahun lamanya. Proses pembentukan kata dengan segala permasalahanya ini, dalam etimologi disebut dengan gejala bahasa. Macam-macam perubahan bentuk kata adalah sebagai berikut :
1. Asimilasi adalah penyamaan dua fonem yang berbeda menjadi sejenis.
Contoh : inmoral → immoral → imoral.
2. Desimilasi adalah perubahan dari dua fonem yang sama menjadi tidak sama.
Contoh : sajjana → sarjana.
3. Diftongisasi adalah proses suatu monoftong menjadi diftong.
Contoh : teladan → tauladan
4. Monoftongisasi. Contoh : pulau → pulo.
5. Sandi adalah pengubahan dua vokal yang bukan diftong menjadi satu.
Contoh : sesajian → sesajen
6. Hapologi adalah perubahan dua kata menjadi satu dengan menghilangkan satu silabis/ suku kata ditengah kata.
Contoh : tidak ada → tiada.
7. Metatesis adalah pertukaran letak fonem dalam satu kata.
Contoh : apus → usap → sapu.
8. Adaptasi adalah penyesuaian struktur bahasa asal kedalam bahasa Indonesia.
Contoh : voorschot → persekot.
9. Kontaminasi adalah bentuk bahasa dari dua ungkapan yang berlainan diturunkan suatu ungkapan baru yang rancu.
Contoh : membungkukan kepala.
10. Pleonasme adalah proses pembentukan atau pemakaian kata yang berlebihan.
Contoh : naik ke atas.
11. Analgi adalah proses pembentukan kata-kata baru berdasarkan contoh kata yang sudah ada.
Contoh : putra → putri
12. Hiperkorek adalah proses membetulkan bentuk bahasa yang sudah betul sehingga salah. Contoh : ijazah → ijasah.
Contoh Etimologi
Contoh Etimologi
Terdapat banyak contoh etimologi yang bisa dipelajari, sebagai contoh berikut ini adalah etimologi dari kata yang sering kita dengar :
1. Pedagang kaki lima. Ada pendapat yang menggunakan istilah PKL untuk pedagang yang menggunakan gerobak (jumlah "kaki"-nya lima: dua kaki pedagang ditambah tiga "kaki" gerobak), padahal istilah itu merujuk pada pedagang yang berjual di trotoar, yang panjangnya ditentukan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda selebar lima kaki.
2. Mudik menurut etimologi populer berasal dari lakuran dalam Bahasa Jawa "mulih dilik" yang bermakna "pulang sebentar". Namun lakuran itu pasti terbantah mentah-mentah, karena mudik itu berasal dari "me-udik" yang bermakna pergi ke udik (selatan atau lawan kata dari kota).
3. Capcai menurut etimologi rakyat diartikan sebagai masakan berisi sepuluh jenis sayuran, karena di dalam dialek Hokkian kata cap juga berarti "sepuluh". Walaupun demikian, kata capcai dalam pengertian dan tulisan aslinya bermakna "aneka ragam sayur".
Advertisement