Sukses

Degradasi adalah Penurunan atau Kemunduran, Pahami Penggunaan di Berbagai Bidang

Degradasi adalah istilah yang berkaitan dengan sebuah penurunan, kemunduran, ataupun kemerosotan.

Liputan6.com, Jakarta Degradasi adalah istilah yang mungkin masih belum dipahami oleh sebagian orang. Istilah ini berkaitan dengan posisi dari seseorang atau suatu benda dalam masyarakat, baik dari segi pangkatnya, mutu, moral, dan lain sebagainya. 

Dalam sepak bola, degradasi sering kali dipakai untuk suatu tim atau klub yang turun ke kompetisi yang kastanya lebih rendah dari sebelumnya. Sebuah tim sepak bola akan turun kasta atau terdegradasi jika sering kalah dalam pertandingan dan mendapatkan poin paling sedikit pada akhir musim.

Degradasi adalah istilah yang berkaitan dengan sebuah penurunan, kemunduran, ataupun kemerosotan. Penggunaannya cukup beragam, dari penggunaan untuk seseorang, suatu kelompok atau organisasi, hingga pada suatu benda.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (27/12/2022) tentang degradasi.

2 dari 4 halaman

Degradasi adalah

Degradasi adalah istilah yang dapat digunakan dalam berbagai bidang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), degradasi adalah penurunan (tentang pangkat, mutu, moral, dan sebagainya). Degradasi adalah kemunduran atau kemerosotan. Dari pengertian tersebut, kamu tentunya dapat menggunakannya dengan kaitan pangkat, mutu, moral, dan penggunaan lainnya.

Degradasi sering kali digunakan dalam sepak bola, dalam penilaian terhadap suatu generasi (dalam hal ini berkaitan dengan moral, hingga mutu suatu benda. Selain itu, degradasi juga digunakan dalam bidang pertanahan atau ilmu tanah.

Dalam sepak bola, degradasi adalah istilah yang merujuk pada turun kastanya suatu klub atau tim ke kompetisi yang lebih rendah. Degradasi dalam sepak bola terjadi karena sebuah klub atau tim terlalu sering mengalami kekalahan, sehingga poin yang didapatkannya lebih rendah dari klub lainnya. Hal ini biasanya digunakan dalam sistem liga pada sepak bola. Sebuah tim yang terdegradasi harus bermain di kasta yang lebih rendah dari yang sebelumnya.

Sementara itu, kamu juga tentunya kerap kali mendengar istilah degradasi dikaitkan dengan moral. Hal ini biasanya berkaitan dengan penggambaran seseorang terhadap suatu generasi. Di mana adanya kalimat “degradasi moral pada anak muda atau suatu generasi”. Selain itu, dalam konteks penggunaan degradasi untuks uatu benda, hal ini berkaitan dengan mutunya.

3 dari 4 halaman

Degradasi Lahan

Melansir dlhk.bantenprov.go.id, degradasi adalah proses penurunan produktivitas lahan, baik yang sifatnya sementara maupun tetap. Lahan terdegradasi dalam definisi lain sering disebut lahan tidak produktif, lahan kritis, atau lahan tidur yang dibiarkan terlantar, tidak digarap, dan umumnya ditumbuhi semak belukar.

Lahan yang telah terdegradasi berat dan menjadi lahan kritis luasnya sekitar 48,3 juta ha atau 25,1% dari luas wilayah Indonesia. Untuk lahan gambut dari sekitar 14,9 juta ha lahan gambut di Indonesia, ± 3,74 juta ha atau 25,1 % dari total luas gambut telah terdegradasi dan ditumbuhi semak belukar.

Proses degradasi lahan dimulai dengan tidak terkontrolnya konversi hutan dan usaha pertambangan, kemudian diikuti dengan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan potensi dan pengelolaan lahan yang kurang tepat. Lahan terdegradasi baik di tanah mineral maupun gambut ini menjadi sumber emisi Gas Rumah Kaca (GRK) karena rentan terhadap kebakaran di musim kemarau panjang.

Pada prinsipnya degradasi lahan disebabkan oleh tiga aspek yaitu fisik, kimia dan biologi. Degradasi secara fisik di antaranya terjadi dalam bentuk pemadatan, pergerakan, ketidakseimbangan air, terhalangnya aerasi dan drainase, hingga kerusakan struktur tanah.

Degradasi kimiawi terdiri dari asidifikasi, pengurasan dan pencucian hara, ketidakseimbangan unsur hara dan keracunan, salinization (salinisasi), acidification (pemasaman) dan alkalinization (alkanisasi), serta polusi (pencemaran).

Sementara itu, degradasi biologis meliputi penurunan karbon organik tanah, penurunan keanekaragaman hayati tanah dan vegetasi, serta penurunan karbon biomas. Akibat lanjut dari proses degradasi lahan adalah timbulnya areal-areal yg tidak produktif yang disebut lahan kritis.

4 dari 4 halaman

Pengertian Degradasi Lahan dalam Berbagai Bidang

- Sektor Pertanian

Lahan degradasi adalah lahan pertanian yang produktivitasnya telah menurun akibat kondisi lahan khususnya tanah permukaannya (top soil) telah memburuk. Salah satu bentuk lahan terdegradasi dikenal sebagai lahan tidur/terlantar, yaitu lahan pertanian yang pernah dimanfaatkan, namun karena lahannya kurang sesuai untuk pertanian menjadikan lahan tidak produktif dan tidak dimanfaatkan lagi atau menjadi terlantar. Akibat lanjut dari proses degradasi lahan adalah timbulnya areal-areal yang tidak produktif yang disebut lahan kritis.

- Sektor Kehutanan

Lahan terdegradasi dikenal sebagai lahan kritis (critical land) yang didefinisikan sebagai lahan atau hutan yang menurun fungsinya akibat tingkat penggunaan yang melampaui kemampuannya (capability). Lahan terdegradasi juga dikenal sebagai lahan hutan yang terlantar (abandoned land) yang cenderung menjadi open access forest land, di mana atas lahan tersebut telah diterbitkan konsesi, namun oleh berbagai sebab (termasuk pencabutan konsesi), saat ini dalam keadaan tidak dimanfaatkan atau dikuasai masyarakat untuk penggunaan lain.

- Sektor Lingkungan Hidup dan Pertambangan

Lahan terdegradasi dikenal sebagai lahan terlantar (abandoned land) yaitu lahan yang telah ditetapkan pemanfaatannya berdasarkan konsesi namun tidak digunakan sesuai dengan pemanfaatan yang ditetapkan. Lahan degradasi adalah lahan yang telah menurun fungsinya dan berkurang kemampuannya sebagai penyedia jasa lingkungannya, kondisi tersebut diakibatkan kontaminasi lahan oleh aktivitas manusia (tambang, sampah, dan lainnya) dan kerusakan lingkungan/ekosistem aktivitas manusia (erosi, banjir, dan lainnya) dan pertambangan.

Parameter yang digunakan untuk penilaian lahan terdegradasi umumnya bersifat kualitatif, sehingga untuk kegunaan praktis agak sukar diaplikasikan di lapangan. Oleh karena itu, dapat dipahami terdapat perbedaan data luas dan kelas lahan terdegradsi yang menyebabkan prioritas penanganan dan penanggulangganya.