Liputan6.com, Jakarta GDP adalah Gross Domestic Product atau juga dikenal dengan PDB, yaitu Produk Domestik Bruto. Dilansir dari situs Kementerian Keuangan Republik Indonesia, GDP adalah perhitungan atau indikator penting yang dipakai oleh suatu negara sebagai ukuran utama untuk mengetahui aktivitas atau kondisi perekonomian nasionalnya.
Baca Juga
Advertisement
Akan tetapi, pada dasarnya GDP ini mengukur seluruh volume produksi dari suatu wilayah secara geografis. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada dasarnya PDB atau GDP adalah jumlah nilai tambah dari semua unit usaha yang ada di dalam suatu negara atau jumlah nilai barang dan jasa akhir dari semua unit ekonomi.
GPD ini didasarkan pada dua hal, yaitu atas dasar harga yang berlaku dan atas dasar harga konstan. Masih dilansir dari BPS, GDP berdasarkan harga yang berlaku menunjukkan nilai tambah batang dan jasa yang dihitung memakai harga yang berlaku di setiap tahunnya. Sementara itu, GDP berdasarkan harga konstan menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung memakai harga yang berlaku di satu tahun tertentu sebagai dasar atau patokan.
Menurut International Monetary Fund (IMF), tidak semua kegiatan produktif termasuk dalam PDB. Misalnya, pekerjaan yang tidak dibayar (seperti yang dilakukan di rumah atau oleh sukarelawan) dan aktivitas pasar gelap tidak dimasukkan karena sulit diukur dan dinilai secara akurat.
Ini berarti, misalnya, seorang tukang roti yang memproduksi sepotong roti untuk pelanggan akan berkontribusi pada PDB, tetapi tidak akan berkontribusi pada PDB jika dia membuat roti yang sama untuk keluarganya (walaupun bahan yang dibelinya akan dihitung).
Selanjutnya, produk domestik bruto tidak memperhitungkan “keausan” pada mesin, bangunan dan sebagainya (yang disebut persediaan modal) yang digunakan dalam memproduksi output. Jika penipisan stok modal ini, yang disebut depresiasi, dikurangi dari PDB, kita mendapatkan produk domestik bersih.
Berikut Liputan6.com rangkum tentang perhitungan dan komponen-komponen PDB dari berbagai sumber, Rabu (28/12/2022).
Tiga Cara untuk Melihat GDP atau PDB
Dilansir dari IMF terdapat tiga cara berbeda untuk melihat PDB. Tiga cara untuk melihat GDP adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan Produksi
Pendekatakan produksi yaitu menjumlahkan “nilai tambah” pada setiap tahap produksi, di mana nilai tambah diartikan sebagai total penjualan dikurangi nilai input perantara ke dalam proses produksi. Misalnya, tepung akan menjadi input dan roti sebagai produk akhir atau jasa arsitek akan menjadi input perantara dan bangunan merupakan produk akhir.
2. Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan pengeluaran, yaitu menjumlahkan nilai pembelian yang dilakukan oleh pengguna akhir. Ini misalnya, konsumsi makanan, televisi dan layanan medis oleh rumah tangga atau investasi mesin oleh perusahaan dan pembelian barang dan jasa oleh pemerintah serta orang asing.
3. Pendekatan Pendapatan
Pendekatan pendapatan yaitu menjumlahkan pendapatan yang dihasilkan oleh produksi. Ini misalnya, kompensasi yang diperoleh oleh karyawan dan surplus operasi perusahaan (penjualan dikurangi biaya).
Sementara itu, standar internasional untuk mengukur PDB tertuang dalam System of National Accounts tahun 1993 yang disusun oleh Dana Moneter Internasional atau International Monetery Fund, the European Commission, the Organization for Economic Cooperation and Development, the United Nations, dan the World Bank.
Advertisement
Jenis GDP
GDP adalah singkatan dari Gross Domestic Product yang dilansir dari Harvard Business School mewakili total nilai moneter atau nolai pasar, barang jadi dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara selama satu periode, biasanya satu tahun atau kuartal. GDP adalah pengukuran produksi dalam suatu negeri dan dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan ekonomi suatu negara. Terdapat dua bentuk PDB yang sering diperbincangkan, yaitu :
1. PDB atau GDP Nominal
GDP nominal merupakan GDP yang digunakan untuk memperhitungkan harga pasar saat ini tanpa terpengaruh dan tanpa memperhitungkan deflasi atau inflasi, yang berarti ia melacak perubahan umum dalam nilai ekonomi dari waktu ke waktu. Menurut Helma Malini dalam bukunya “Corporate Sustainability Management (Studi Kasus Perusahaan yang Ada di Indonesia), bahwa dalam GDP nominal, nilai barang dan jasa yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu, dapat tahunan atau kuartal yang dihitung sesuai dengan harga yang berlaku pada waktu itu. Akan tetapi, berbagai harga akan naik yang disebabkan oleh inflasi dan akibatnya GDP nominal juga naik. Meskipun begitu, data dari GDP nominal ini tidak menggambarkan kenaikan harga. Dari sini, selanjutnya GDP riil mengambil bagian.
2. GDP Riil
Faktor GDP riil ada dalam inflasi dan memerhitungkan kenaikan tingkat harga secara keseluruhan. Malini juga menyebutkan bahwa GDP riil dipakai untuk mengukur GDP tahunan karena hasil yang diperoleh diakui lebih akurat menunjukkan bagaimana keadaan sebenarnya dari perekonomian suatu negara atau kesehatan ekonomi suatu negara. Menurut IMF, untuk menentukan PDB riil, nilai nominalnya harus disesuaikan untuk memperhitungkan perubahan harga agar dapat dilihat apakah nilai output naik karena lebih banyak diproduksi atau hanya karena harga naik. Alat statistik yang dipakai untuk menyesuaikan PDB dari harga nominal ke harga konstan disebut dengan deflator.
Secara umum, peningkatan PDB riil dimaknai sebagai tanda bahwa perekonomian berjalan dengan baik. Ketika PDB riil tumbuh dengan kuat, lapangan kerja kemungkinan akan meningkat karena perusahaan mempekerjakan lebih banyak pekerja untuk pabrik mereka dan orang memiliki lebih banyak uang di dompet mereka
Komponen dan Persamaan GDP
Dilansir dari Harvard Business School (HBS), PDP adalah sesuatu yang dapat dinayatakan sebagai persamaan yang merangkum semua komponennya. Ini termasuk tingkat konsumsi suatu negara, investasi, pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa dan perbedaan laba antara ekspor dan impor. Rumus untuk mendapatkan persamaan GDP adalah sebagai berikut :
PDB = Konsumsi + Investasi + Pengeluaran Pemerintah untuk Barang dan Jasa + (Ekspor – Impor), yang terlihat seperti ini: Y = C + I + G + (XM)
Masih dilansir dari HBS, berikut beberapa komponen yang ada dalam GDP, terutama GDP riil :
1. Konsumsi (C)
Konsumsi mewakili jumlah barang dan jasa yang dibeli oleh warga, seperti barang eceran atau sewa yang mana akan tumbuh seiring bertambah banyak yang dikonsumsi. Ini adalah komponen terbesar dari PDB. Biasanya, para ahli melihat konsumsi yang terus meningkat sebagai tanda ekonomi yang sehat karena menandakan kepercayaan konsumen dalam pengeluaran versus ketidakpastian di masa depan dan kurangnya pengeluaran.
2. Investasi (I)
Investasi adalah hal yang mengacu pada investasi dalam negeri atau belanja modal dalam aset baru yang akan memberikan manfaat di masa depan. Untuk berinvestasi dalam aktivitas bisnis, perusahaan membelanjakan uang untuk membeli peralatan, inventaris dan membangun perusahaan baru. Perbedaan antara konsumsi dan investasi terletak pada periode di mana barang atau jasa yang dibeli memberikan manfaat bagi pembelinya. Investasi dinyatakan sebagai sesuatu yang penting karena tingkat yang lebih tinggi meningkatkan kapasitas produktif dan mendorong tingkat lapangan kerja.
3. Pemerintah (G)
Pemerintah merupakan uang (pengeluaran konsumsi dan investasi bruto) yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk barang dan jasa, seperti pendidikan, transportasi, militer, atau infrastruktur. Pengeluaran ini didanai oleh pajak dan perusahaan atau dipinjam. Untuk menghasilkan surplus dan bukannya defisit, pemerintah perlu mengumpulkan lebih banyak uang daripada yang dibelanjakannya. Pengeluaran pemerintah menjadi lebih penting untuk dipertimbangkan setelah resesi ketika pengeluaran konsumen dan investasi bisnis menurun drastis.
4. Ekspor - Impor (XM)
Persamaan ekspor - impor mengacu pada ekspor barang dan jasa yang diproduksi dalam ekonomi domestik dan dijual ke luar negeri, dikurangi impor yang dibeli oleh konsumen domestik. Ini termasuk semua pengeluaran oleh perusahaan yang berlokasi di dalam negeri.
Jika ekspor negara (X) lebih besar dari nilai impornya (M), maka nilai bersihnya positif dan negara tersebut mengalami surplus perdagangan. Demikian, jika M lebih besar dari X, negara tersebut mengalami defisit perdagangan.
Hal yang perlu diingat bahwa rasio PDB tidak dapat dibandingkan secara langsung antara Amerika Serikat dan negara lain, termasuk Indonesia. Akan tetapi persamaan, metrik dan informasi yang digunakan untuk menghitung PDB serupa atau sama di seluruh dunia.
Advertisement
Manfaat atau Pentingnya GDP
Setiap orang, termasuk investor, politisi dan warga negara dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi global dan lokal serta GDP adalah ukuran penting dari ukuran, kinerja dan kesehatan ekonomi secara umum. Setiap entitas yang disebutkan di atas dapat menggunakan PDB untuk mengukur kesehatan negara dengan membandingkan PDB saat ini dengan angka sebelumnya.
Jika jumlahnya bertambah, maka ekonomi menjadi lebih produktif. Jika jumlahnya menyusut, maka ekonomi menjadi kurang produktif. Perbandingan ini bisa sangat bermanfaat ketika dilakukan dalam jangka panjang, karena memungkinkan munculnya tren jangka panjang.
1. Bagi Organisasi atau Perusahaan
Organisasi atau perusahaan yang ingin berekspansi ke pasar baru mungkin menggunakan PDB untuk mengevaluasi pasar mana yang terbukti paling sehat.
2. Investor
Seorang investor yang tertarik dengan pasar negara berkembang dapat menggunakan PDB untuk memahami negara mana yang tumbuh dengan tingkat tercepat dan, oleh karena itu, dapat memberikan laba atas investasi atau return on investment (ROI) terbesar.
3. Politisi atau Pemerintah
Seorang politisi atau pembuat kebijakan mungkin menggunakan PDB untuk memahami bagaimana kebijakan berdampak pada perekonomian.
Pro dan Kontra GDP
Meskipun GDP dapat menjadi tanda tentang kesehatan ekonomi suatu negara dan mungkin bermanfaat bagi berbagai pihak, Barbara M. Fraumeni dalam IZA World Labor menyatakan temuan tentang pro dan kontra tentang GDP adalah sebagai berikut :
1. Pro
a. GDP dapat memberikan informasi utama untuk fokus pada kondisi ekonomi suatu negara.
b. GDP adalah andalan analisis ekonomi makro modern dan penting untuk pembuatan kebijakan.
c. Karena GDP sesuai dengan ukuran produksi internasional, ini merupakan indikator objektif yang tidak tunduk pada tekanan politik nasional.
d. Dalam sebagian besar kasus, PDB menggunakan prinsip akuntansi internasional yang mapan.
e. Konsep PDB dimodifikasi seiring dengan perubahan ekonomi.
2. Kontra
a. GDP tidak menangkap kesejahteraan atau kesejahteraan manusia.
b. PDB mungkin bukan dasar yang kuat untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi di saat ketidakpastian tinggi.
c. Karena standar akuntansi internasional lambat untuk berubah dan memerlukan konsensus internasional, ini berarti PDB juga lambat untuk mencerminkan perubahan di dunia.
d. PDB mengecualikan aktivitas nonpasar, terutama penciptaan modal manusia di sektor tersebut.
e. Indikator penting seperti akun ekosistem, polusi, perubahan iklim, atau PDB hijau, ukuran kebahagiaan, keberlanjutan, ketidaksetaraan, atau nonpasar tidak termasuk dalam PDB, selain kemungkinan melalui akun satelit.
Reporter magang : Friska Nur Cahyani
Advertisement