Sukses

Profil PT Bank Central Asia Tbk, Perbankan dengan Layanan Terbaik di Indonesia

Value yang dimiliki membuat PT Bank Central Asia Tbk berhasil menjadi bank swasta yang mendapat kepercayaan nasabah yang berasal dari berbagai kalangan.

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Central Asia Tbk merupakan bank swasta yang terkenal dengan pelayanannya yang sangat baik. Bank swasta asli Indonesia ini memang memiliki value perusahaan yang berfokus pada nasabah sebagai aset penting dalam bisnisnya. Perusahaan memastikan semua orang yang terlibat dalam bisnisnya memahami ini baik dari direksi hingga security yang berhadapan langsung dengan nasabah.

Value yang dimiliki membuat PT Bank Central Asia Tbk berhasil menjadi bank swasta yang mendapat kepercayaan nasabah yang berasal dari berbagai kalangan. Bank ini juga selalu memperkuat integritasnya sebagai penghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan layanan perbankan lainnya.

PT Bank Central Asia Tbk memiliki posisi solid di industri perbankan nasional. Namun, hari ini tidak menghentikan PT Bank Central Asia Tbk untuk terus berinovasi menciptakan layanan terbaik bagi nasabahnya. Berikut ulasan Liputan6.com tentang perjalanan bisnis yang dijalankan PT Bank Central Asia Tbk dilansir dari laman resmi perusahaan, Jumat (6/1/2023).

2 dari 5 halaman

Perjalanan PT Bank Central Asia Tbk

Bisnis PT Bank Central Asia Tbk bermula dari NV Perseroan Dagang Dan Industri Semarang Knitting Factory yang didirikan pada 1955. Bank Central Asia atau BCA mulai beroperasi pada 21 Februari 1957 dan berkantor pusat di daerah Asemka, Jakarta. Beroperasinya BCA sebagai bank swasta sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia no.42855/U.M.II tertanggal 14 Maret 1957 perihal izin melakukan usaha bank.

Nama perusahaan berubah menjadi PT Bank Central Asia pada 2 September 1975. Setelah itu, BCA semakin memperkuat jaringan layanan cabang yang dimiliki. Pada 1977 BCA berkembang menjadi Bank Devisa yang melakukan kegiatan jual-beli secara keseluruhan dengan menggunakan mata uang asing hingga ke luar negeri.

PT Bank Central Asia Tbk memperluas jaringan kantor cabang secara agresif sejalan dengan deregulasi sektor perbankan di Indonesia pada 1980. BCA mengembangkan berbagai produk dan layanan maupun pengembangan teknologi informasi, dengan menerapkan online system untuk jaringan kantor cabang, dan meluncurkan Tabungan Hari Depan yang lebih dikenal dengan nama Tahapan BCA.

BCA mengembangkan alternatif jaringan layanan melalui ATM (Anjungan Tunai Mandiri atau Automated Teller Machine) pada awal 1990. Pengembangan jaringan dan fitur ATM dilakukan secara intensif pada 1991. BCA bekerja sama dengan institusi terkemuka, antara lain PT Telkom untuk pembayaran tagihan telepon melalui ATM BCA. BCA juga bekerja sama dengan Citibank agar nasabah BCA pemegang kartu kredit Citibank dapat melakukan pembayaran tagihan melalui ATM BCA.

3 dari 5 halaman

Perjalanan PT Bank Central Asia Tbk

Indonesia mengalami krisis moneter di pada 1998, BCA pun turut terdampak dan mengalami bank rush. BCA kemudian menjadi menjadi Bank Take Over (BTO) dan disertakan dalam program rekapitalisasi dan restrukturisasi yang dilaksanakan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

Proses rekapitalisasi BCA selesai pada 1999. Pemerintah Indonesia melalui BPPN menguasai 92,8 persen saham BCA sebagai hasil pertukaran dengan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Dalam proses rekapitalisasi tersebut, kredit pihak terkait dipertukarkan dengan Obligasi Pemerintah.

Tahun 2000 BPPN melakukan divestasi 22,5 persen dari seluruh saham BCA melalui Penawaran Saham Publik Perdana (IPO), sehingga kepemilikan BPPN berkurang menjadi 70,3 persen. Penawaran Publik Kedua (Secondary Public Offering) 10 persen dari total saham BCA dilakukan setahun kemudian, kepemilikan BPPN atas saham BCA berkurang menjadi 60,3 persen. FarIndo Investment (Mauritius) Limited mengambil alih 51% total saham BCA melalui proses tender strategic private placement pada 2002.

Pada 2004 BPPN melakukan divestasi atas 1,4 persen saham BCA kepada investor domestik melalui penawaran terbatas. Setahun kemudian Pemerintah Republik Indonesia melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) melakukan divestasi seluruh sisa kepemilikan saham PT Bank Central Asia Tbk sebesar 5,02 persen.

4 dari 5 halaman

Pengembangan Bisnis PT Bank Central Asia Tbk

PT Bank Central Asia Tbk menjadi pelopor dalam menawarkan produk kredit kepemilikan rumah dengan suku bunga tetap pada 2007. Selain itu, BCA juga meluncurkan kartu prabayar, Flazz Card, serta mulai menawarkan layanan Weekend Banking untuk terus membangun keunggulan di bidang perbankan transaksi di tahun yang sama.

Pada rentang waktu 2008 sampai 2009 BCA secara proaktif mengelola penyaluran kredit dan posisi likuiditas di tengah gejolak krisis global, sekaligus tetap memperkuat kompetensi utama sebagai bank transaksi. BCA juga menyelesaikan pembangunan mirroring IT system guna memperkuat kelangsungan usaha dan meminimalisasi risiko operasional. BCA kemudian membuka layanan Solitaire bagi nasabah high net-worth individual.

Pada rentang waktu 2010 sampai 2013 BCA memasuki lini bisnis baru, yaitu perbankan Syariah, pembiayaan sepeda motor, asuransi umum dan sekuritas. Pada  2013, BCA menambah kepemilikan efektif dari 25 persen menjadi 100 persen pada PT Asuransi Umum BCA yang sebelumnya bernama PT Central Sejahtera Insurance dan dikenal juga sebagai BCA Insurance.

BCA memperkuat bisnis perbankan transaksi melalui pengembangan produk dan layanan yang inovatif, di antaranya aplikasi mobile banking untuk smartphone terkini, layanan penyelesaian pembayaran melalui e-commerce, dan mengembangkan konsep baru Electronic Banking Center yang melengkapi ATM Center dengan tambahan fitur-fitur yang didukung teknologi terkini.

BCA mengembangkan ‘MyBCA’ pada 2014 hingga 2016. MyBCA merupakan layanan perbankan digital yang dapat digunakan secara mandiri (self service). BCA juga melanjutkan pengembangan jaringan ATM berbasis Cash Recycling Machine dan meluncurkan produk Sakuku, electronic wallet berbasis aplikasi.

PT Bank Central Asia Tbk menyempurnakan layanan cash management untuk segmen nasabah institusi melalui internet banking platform, ‘KlikBCA Integrated Business Solution’. Layanan ini memiliki fitur-fitur yang diperlukan oleh nasabah pebisnis.

Pada Januari 2014, BCA menyelesaikan pembelian saham PT Central Santosa Finance (CS Finance), perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan sepeda motor. Kepemilikan saham BCA terhadap CS Finance secara efektif meningkat dari 25 persen menjadi 70 persen. 

5 dari 5 halaman

Pengembangan Bisnis PT Bank Central Asia Tbk

BCA memperoleh izin untuk memberikan layanan asuransi jiwa melalui PT Asuransi Jiwa BCA (BCA Life). Selama Juli 2016 sampai dengan Maret 2017, BCA turut berpartisipasi dalam mensukseskan program tax amnesty dengan menjalankan perannya sebagai bank persepsi dari bank gateway.

BCA membangun kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan fintech atau e-commerce melalui Application Programming Interface (API) pada 2017. API menjadi platform yang memfasilitasi konektivitas antara sistem perusahaan-perusahaan tersebut dengan sistem perbankan transaksi BCA.

Berbagai metode pembayaran transaksi secara online terus dibangun. Melalui aplikasi ‘BCA mobile’ dan ‘Sakuku’, BCA meluncurkan fitur peer-to-peer transfer berbasis teknologi QR code di tahun 2018. BCA juga meluncurkan layanan ‘OneKlik’, suatu fitur pembayaran pada online merchant yang mengutamakan kecepatan dan kenyamanan transaksi.

Memanfaatkan teknologi artificial intelligence, BCA mengembangkan ‘VIRA’ suatu Virtual Assistant yang dapat diakses melalui berbagai aplikasi chat ternama.Proyek percontohan sentra Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) diluncurkan di beberapa cabang untuk meningkatkan penetrasi di tengah ketatnya persaingan pada segmen tersebut.

PT Bank Central Asia Tbk menandatangani pembaharuan perjanjian dengan PT AIA Financial (AIA Indonesia) di tahun 2017 guna memperluas ruang lingkup kerja sama di bidang bancassurance. BCA meningkatkan penyertaan pada entitas anak CS Finance, BCA Sekuritas dan BCA Life pada tahun 2017 untuk semakin memperkokoh integrasi dan meningkatkan kerja sama bisnis entitas-entitas anak tersebut dengan BCA.

Pada bulan Oktober 2019, PT Bank Central Asia Tbk menyelesaikan akuisisi PT Bank Royal Indonesia dengan kepemilikan efektif (langsung maupun tidak langsung) sebesar 100 Persen. Pasca akuisisi, model bisnis Bank Royal akan difokuskan sebagai bank digital untuk bersinergi dengan jaringan perbankan digital BCA.

BCA menandatangani Perjanjian Jual Beli Bersyarat untuk pengambilalihan 100 persen saham PT Bank Rabobank International Indonesia, dengan persyaratan mendapat persetujuan dari regulator dan para pemegang saham. BCA melakukan penambahan modal pada BCA Syariah dan CCV untuk mendukung pertumbuhan bisnis dari masing-masing entitas anak.

BCA meluncurkan serangkaian inovasi layanan digital di tahun 2019, termasuk BCA Keyboard (untuk akses langsung ke layanan transaksi perbankan di berbagai online chat platform), Pembukaan rekening melalui BCA Mobile dan WELMA (sebuah mobile apps untuk layanan wealth management) BCA mengembangkan konsep future branch model dengan memanfaatkan beragam perangkat teknologi digital. Melalui konsep ini akan semakin memperkuat customer experience dan meningkatkan efisiensi operasional di kantor cabang.