Liputan6.com, Jakarta Gempa di Kepulauan Tanimbar, Maluku pada Selasa, 10 Januari 2023, tidak hanya membuat warga panik. Peristiwa itu juga menimbulkan kehebohan, terutama setelah beredar kabar muncul daratan seperti pulau baru.
Dataran tersebut muncul dari dalam laut di desa Teineman, kecamatan Wuarlabobar, kab. Kepulauan Tanimbar. Mengenai hal itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut jika peristiwa alam semacam ini merupakan fenomena alam biasa yang bisa terjadi usai terjadi gempa.
Fenomena alam itu mempunyai sebutan sebagai mud volcano. Dikutip dari Science Direct, mud volcano adalah istilah yang merujuk pada dataran atau medan yang menonjol kepermukaan laut, yang dapat menyemburkan lupur, gas, dan cairan.
Advertisement
Ada beberapa proses geologi yang dapat menyebabkan terbentuknya mud volcano. Berikut adalah sejumlah proses terbentuknya mud volcano, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (11/1/2023).
Apakah Mud Volcano Termasuk Gunung Berapi?
Meski namanya adalah mud volcano, namun itu bukanlah gunung berapi. Dikutip dari Geology Page, mud volcano tidak bisa disebut sebagai gunung berapi karena tidak bisa menghasilkan lava.
Mud volcano bahkan bisa terbentuk karena aktivitas bumi yang terus-menerus mengeluarkan zat seperti lumpur. Material seperti lumpur tersebut menumpuk seperti kerucut, sehingga terbentuklah mud volcano. Lebih lanjut sumber tersebut menjelaskan bahwa mud volcano bisa terbentuk hingga memiliki tinggi hingga 700 meter dan lebar 10 kilometer.
Pulau baru yang muncul usai gempa di Tanimbar, Maluku, bukan satu-satunya mud volcano yang pernah terjadi di Indonesia. Geology Page juga menyebutkan bahwa Pulai Lusi di Sidoarjo, Jawa Timur, merupakan mud volcano terbesar yang pernah terbentuk. Pulau Lusi bahkan memiliki ukuran diameter 10 kilometer.
Advertisement
Penyebab Munculnya Mud Volcano
Mud volcano adalah suatu daratan yang menyerupai pulau yang disebabkan oleh suatu proses geologis. Dikutip dari USGS, mud volcano bisa tercipta akibat lapisan sedimen terfluidisasi di bawah permukaan bumi yang ditekan oleh aktivitas tektonik seperti pada batas lempeng kerak bumi, atau oleh akumulasi gas hidrokarbon. Sedimen yang mendapatkan tekanan ini kemudian bergerak ke atas, di mana ia meletus di permukaan bumi untuk membentuk gundukan lumpur berbentuk kerucut.
Selain itu, mud volcano juga bisa terbentuk dengan proses lain. Dilansir dari Britannica, beberapa mud volcano dapat tercipta dari aktivitas mata air panas, di mana sejumlah besar gas dan sejumlah kecil air bereaksi secara kimiawi dengan bebatuan di sekitarnya dan membentuk lumpur mendidih.
Eksplorasi tambang juga menjadi faktor lain yang dapat menciptakan mud volcano, seperti yang terjadi pada Pulau Lusi di Sidoarjo, Jawa Timur. Dilansir dari The Guardian, peneliti dari Inggris telah mengungkapkan bahwa pengeboran tambang telah menyebabkan mud volcano di Indonesia, tepatnya di Porong Sidoarjo, Jawa Timur.
Mud volcano yang sekarang disebut sebagai Pulau Lusi itu memuntahkan lumpur mendidih. Data baru, menurut tim ilmuwan internasional yang dipimpin oleh Universitas Durham, memberikan bukti terkuat hingga saat ini bahwa gunung lumpur terbesar di dunia itu tidak disebabkan oleh gempa bumi yang terjadi dua hari sebelumnya.
Pemimpin penelitian dari Universitas Durham Profesor Richard Davies mengatakan mud volcano tersebut disebabkan oleh kesalahan ketika menarik mata bor ketika lubang dalam kondisi tidak stabil.
Menurut Rojiba (2016), secara umum ada dua pandangan mengenai penyebab lumpur Lapindo menurut para ahli. Yang pertama, penyebab lumpur lapindo menurut para ahli adalah akibat dari kesalahan dalam pengeboran. Yang kedua, penyebab lumpur lapindo menurut para ahli adalah faktor bencana alam.
Sementara itu menurut Milkov (2000), mud diapirs dan mud volcano terbentuk pada cekungan elional yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Tingginya aktivitas tektonik (tekanan struktur geologi dan kegempaan)
b. Sedimen muda dan tebal yang terdeposisi secara cepat,
c. Sedimen memiliki kandungan air yang relatif tinggi,
d. Adanya lapisan plastis di bawah permukaan,
e. Adanya tekanan fluida dan sedimen yang tidak terkompaksi sempurna,
f. Tingginya potensi gas dan hidrokarbon,
g. Tingginya gradien geotermal
Dampak Mud Volcano
Mud volcano bisa terjadi dalam berbagai ukuran. Mud volcano bisa memiliki ukuran mulai dari tinggi 1 atau 2 meter dan lebar 1 atau 2 meter, hingga tinggi 700 meter dan lebar 10 kilometer. Semakin besar ukuran mud volcano, tentu dampaknya akan semakin terasa. Sebagai contoh adalah mud volcano yang membentuk Pulau Lusi di Sidoarjo, Jawa Timur.
Sejak kemunculannya, area yang tergenang lumpur panas dari pengeboran PT Lapindo Brantas di Sidoarjo, Jawa Timur, terus meluas. Setidaknya, lumpur menggenangi 16 desa di tiga kecamatan. Sekitar 30 pabrik yang tergenang terpaksa menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan ribuan tenaga kerja. Tercatat 1.873 orang tenaga kerja yang terkena dampak lumpur ini.
Tak kurang 600 hektare lahan terendam. Rumah/tempat tinggal yang rusak akibat diterjang lumpur dan rusak sebanyak 1.683 unit. Rinciannya: Tempat tinggal 1.810 (Siring 142, Jatirejo 480, Renokenongo 428, Kedungbendo 590, Besuki 170), sekolah 18 (7 sekolah negeri), kantor 2 (Kantor Koramil dan Kelurahan Jatirejo), pabrik 15, masjid dan mushola 15 unit.
Advertisement