Sukses

Jangkrik adalah Serangga yang Biasa Hidup di Tanah, Kenali Cara Ternaknya untuk Pemula

Jangkrik adalah serangga yang memiliki suara khas.

Liputan6.com, Jakarta Jangkrik adalah serangga yang memiliki suara khas. Suaranya sudah tidak asing lagi bagi kebanyakan orang Indonesia. Pasalnya, suara jangkrik yang khas biasa terdengar meramaikan suasana yang tenang di persawahan.

Faktanya suara jangkrik tersebut berasal dari jangkrik jantan. Suara jangkrik jantan tersebut bertujuan untuk menarik jangkrik betina. Jangkrik merupakan salah satu pakan ikan dan reptil yang mudah didapatkan.

Jangkrik adalah serangga omnivora yang memiliki banyak manfaat. Tidak heran banyak orang tertarik dalam beternak serangga satu ini. Apalagi, cara ternak jangkrik juga tidak sulit sehingga kamu bisa menerapkannya dengan mudah

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (13/1/2023) tentang jangkrik.

2 dari 4 halaman

Mengenal Jangkrik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jangkrik adalah serangga yang biasa hidup di tanah (sawah), berwarna cokelat atau hitam, bersayap 2 pasang, dan mengeluarkan bunyi “krik krik”. Jangkrik adalah hewan yang berasal dari keluarga Gryllidae, salah satu anggota kelas insekta atau serangga.

Jangkrik adalah hewan yang berkerabat dekat dengan belalang, memiliki tubuh silindris, kepala hampir bulan, dan sungut panjang seperti benang. Jangkrik terkenal dengan suaranya yang khas, di mana suara tersebut dikeluarkan oleh jangkrik jantan untuk menarik jangkrik betina. Suara jangkrik ini semakin keras dengan naiknya suhu sekitar.

Kebanyakan, jangkrik tinggal di antara rerumputan, namun ada pula jenis-jenis jangkrik lainnya yang hidup di semak-semak, dan sebagian lagi di atap tajuk pepohonan. Jangkrik juga hidup di tanah dan gua. Ada juga jangkrik yang menggali lubang-lubang yang dangkal ataupun dalam di tanah, ada pula yang hanya bersembunyi di balik tumpukan batu atau kayu lapuk.

Di Indonesia terdapat lebih dari 100 jenis jangkrik, dan spesies yang paling banyak dibudidayakan adalah Gryllus Mitratus dan Gryllus testaclus dari genus Gryllus.

3 dari 4 halaman

Cara Ternak Jangkrik untuk Pemula

Tentukan Lokasi Kandang

Cara ternak jangkrik yang pertama yaitu menentukan lokasi kandang yang tepat. Kamu perlu mengetahui lingkungan yang disenangi jangkrik, yaitu lingkungan yang tenang, sunyi, dan teduh, serta mendapat sirkulasi udara yang baik untuk penyesuaian suhu ruangan.

Hindari Lokasi yang ramai dan bising seperti pasar atau jalan raya. Lingkungan yang jauh dari kegiatan manusia sangat digemari oleh jangkrik. Ruangan tempat ternak jangkrik tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung namun jauh dari pepohonan agar dapat menyerap panas matahari secara bebas. Syarat lainnya adalah lingkungan ternak jangkrik harus jauh dari kandang ayam atau hewan lain yang dapat memangsa jangkrik.

Siapkan Kandang

Setelah itu, kamu perlu menyiapkan kandang jangkrik. Untuk membuat kandang jangkrik, buat kotak dari papan atau tripleks dengan rangka dari kayu kaso atau kayu reng. Kotak tersebut dapat berukuran panjang 100 cm, lebar 60 cm dan tinggi 30-40 cm. Gunakan lem pada setiap sambungan dan sudut kotak agar jangkrik yang baru menetas tidak keluar lewat celah sambungan karena ukuran jangkrik baru menetas sangat kecil.

Untuk bagian permukaan atas harus bisa dibuka tutup dengan menggunakan engsel, sedangkan pada sisi depan dan belakang diberi lubang ventilasi dengan ukuran lubang ventilasi 50 x 7 cm, posisi lubang sekitar 10 cm dari atas. Ventilasi yang sudah dibuat lalu ditutup dengan kasa kawat ukuran halus agar jangkrik kecil tidak bisa kabur, pada sisi pinggir diberi celah atau cantelan untuk pegangan dalam mengangkat atau menggeser peti.

Pada sekeliling sisi bagian dalam, kira-kira 10 cm dari atas, berikan isolasi plastik agar jangkrik tidak merayap ke atas dan juga pasang kaki-kaki pada keempat sudut peti, kira-kira tingginya 10 cm. Keempat kaki-kaki tersebut nanti akan diberi mangkuk yang diisi air atau cairan lain untuk mencegah hama seperti semut masuk ke dalam kandang. Kandang jangkrik harus diletakkan di tempat yang gelap dan jauh dari kegaduhan.

4 dari 4 halaman

Cara Ternak Jangkrik untuk Pemula

Pembibitan

Cara ternak jangkrik selanjutnya yaitu proses pembibitan. Bibit jangkrik haruslah yang sehat, tidak sakit, tidak cacat, dan umurnya sekitar 10-20 hari. Calon induk jangkrik yang baik adalah jangkrik-jangkrik yang berasal dari tangkapan alam bebas, karena biasanya memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik.

Ciri-ciri calon indukan jangkrik yang bagus adalah sungut atau antenanya masih panjang, seluruh anggota badan masih lengkap, bisa melompat jauh dan gesit, serta badannya berwarna mengkilap. Induk jantan mengeluarkan derikan yang keras. Permukaan sayap atau punggungnya bergelombang dan kasar. Sementara induk betina ada ovipositor pada bagian ekornya di bagian tengah dan ukurannya besar. Selain itu, jangan pilih jangkrik yang bila dipegang mengeluarkan cairan, baik dari mulut maupun duburnya.

Cara membedakan jangkrik jantan dan betina yang paling mudah adalah melihat ekornya. Jangkrik jantan hanya memiliki dua helai ekor sedangkan betina terlihat memiliki 3 helai ekor, yang mana ekor bagian tengah adalah ovipositor.

Pengembangbiakan

Tempat untuk pengembangbiakan atau mengawinkan jangkrik sebaiknya terpisah dengan tempat pembesaran anakan. Kondisi kandang untuk mengawinkan sebaiknya dibuat mirip dengan habitat jangkrik di alam. Dinding kandang bisa diolesi tanah liat, semen putih serta diberi daun-daun kering, seperti daun jati, daun pisang, atau serutan kayu. Jangkrik yang akan dikawinkan harus berasal dari spesies yang sama. Bila indukan jantan dan betina berbeda spesies, perkawinan tidak akan terjadi.

Untuk mengawinkan jangkrik, masukkan indukan betina dan jantan dengan perbandingan 10:2. Dalam kandang perkawinan, siapkan bak pasir atau tanah sebagai tempat peneluran. Selama masa perkawinan, jangkrik jantan akan mengeluarkan suara derik terus menerus. Jangkrik betina yang telah dibuahi akan bertelur. Telur biasanya diletakkan dalam pasir atau tanah.

Telur jangkrik akan menetas setelah 7-10 hari, terhitung sejak perkawinan. Maksimal 5 hari setelah induk betina bertelur (sebelum menetas), pisahkan telur-telur tersebut. Hal ini untuk menghindari induk memakan telurnya sendiri.

Pemeliharaan dan Pembesaran

Pada proses pembesaran, jangkrik diberi pakan yang cukup baik. Pakan tersebut dapat berupa pakan pelet buatan Astrik dan sayuran (wortel, gambas, daun katuk, daun pepaya, sawi, dan lainnya). Pemberian sayuran pada jangkrik mengikuti ketentuan berikut, yaitu di masa pertumbuhan hari ke-1 sampai ke-10 sebanyak 2 kali/hari, hari ke-11 sampai ke-30 (1 kali/2 hari) dan masa pertumbuhan lebih dari 30 hari tidak diberi pakan sayur.