Liputan6.com, Jakarta Sebagian dari kita mungkin sering melihat lahan sawah di area perbukitan atau pegunungan yang memiliki struktur berundak seperti anak tangga. Struktur lahan sawah seperti itu memiliki sebutan terasering.
Baca Juga
Advertisement
Terasering adalah struktur tanah yang dirancang untuk memperpendek panjang lereng dan atau mengurangi kemiringan lereng dengan cara menggali dan mengisi tanah melintasi lereng.
Tujuan pembuatan terasering adalah untuk mengurangi kecepatan aliran air dan meningkatkan resapan air. Dengan begitu, tanah pegunungan dan perbukitan yang miring, jadi dapat digunakan sebagai lahan pertanian. Terasering juga bisa menjadi cara mencegah tanah longsor.Â
Terasering adalah struktur tanah yang juga disebut sebagai tanah sengkedan. Terasering dikembangkan pada wilayah lereng untuk mengurangi kecuraman. Untuk lebih memahami apa itu terasering, berikut ulasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (13/1/2023).
Pengertian Terasering
Terasering adalah tanah sengkedan, yakni tanah yang memiliki struktur seperti teras yang berundak. Sebenarnya, terasering adalah suatu metode konservasi tanah dengan membuat teras-teras yang dilakukan untuk mengurangi panjang lereng.
Tujuan membuat struktur tanah menjadi terasering adalah untuk menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, serta memperbesar peluang penyerapan air oleh tanah.
Terasering adalah jenis struktur tanah yang dapat mencegah tanah longsor di daerah rawan longsor seperti lereng bukit atau gunung. Maka tidak mengherankan bahwa struktur tanah terasering adalah jenis struktur tanah yang cukup banyak ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia.
Advertisement
Jenis-Jenis Terasering
Berdasarkan bentuk strukturnya, ada berbagai jenis terasering.. Adapun jenis-jenis terasering adalah sebagai berikut:
1. Teras datar (teras tingkat)
Teras datar adalah struktur tanah yang dibangun di atas tanah dengan kemiringan kurang dari 3% dengan tujuan untuk memperbaiki drainase air dan pembasahan tanah. Teras datar dirancang dengan menggali tanah dari garis tinggi dan tanah galian ditumpuk sampai tepi luar, sehingga air dapat ditahan dan ditampung. Tanggul atau pematang sawah ini nantinya ditanami rumput.
2. Teras kredensial (teras bubungan)
Teras kredensial adalah struktur tanah terasering yang dibuat pada lahan miring dengan kemiringan 3 - 10%. Tujuan dari dibangunnya struktur terasering ini adalah untuk menjaga kesuburan tanah. Pembuatan teras kredensial diawali dengan pembuatan garis penguat teras sejajar dengan garis tinggi dan ditanam menggunakan tanaman seperti kaliandra.
3. Teras kontur
Teras kontur adalah jenis terasering yang dirancang pada lahan yang memiliki kemiringan 10-50%. Adapun tujuan pembangunan terasering ini adalah untuk mencegah hilangnya tanah lapisan atas.
4. Teras bangku
Teras bangku adalah terasering yang dibuat di huma menggunakan kemiringan 10-30% dan bertujuan untuk mencegah erosi pada lereng yang ditanami tanaman.
5. Teras Individu
Teras individu adalah terasering yang dirancang pada huma dengan kemiringan antara 30-50%. Terasering ini biasanya dibangun untuk areal perkebunan di daerah yang curah hujannya terbatas dan penutup tanahnya relatif baik sehingga memungkinkan pembuatan teras individu.
6. Teras Taman
Teras taman adalah terasering yang dirancang pada lahan dengan kemiringan antara 30-50% yang diperuntukan untuk areal penanaman tanaman perkebunan. Pembuatan terasering hanya dilakukan pada jalur vegetasi karena pada areal tersebut terdapat lahan yang tidak bertingkat dan umumnya tertutup oleh vegetasi penutup tanah. Pengukuran lebar jalur teras dan jeda antar jalur teras disesuaikan dengan jenis komoditas. Dalam pembuatan teras taman, huma yang terletak di antara 2 teras yang bersebelahan dibiarkan tidak terawat.
7. Teras Saluran
Terasering yang lebih dikenal dengan rorak atau parit buntu adalah teknik konservasi tanah dan air dengan membuat lubang buntu yang dibuat untuk menyerap air ke dalam tanah dan menampung sedimen dari lahan.
8. Teras Batu
Teras batu adalah penggunaan batu untuk menghasilkan dinding dengan interval yang sinkron sepanjang garis kontur pada lereng miring.
Kelebihan dan Kekurangan Terasering
Manfaat utama dari terasering adalah konservasi tanah dan air. Ini karena terasering adalah jenis struktur tanah yang dapat mengurangi kecepatan air yang bergerak melintasi permukaan tanah, sehingga dapat mengurangi erosi tanah. Dengan demikian, terasering dapat membantu proses perkebunan dan pertanian yang intensif.
Meski memiliki kelebihan dan manfaat dalam hal konservasi tanah dan air, terasering adalah jenis struktur tanah buatan yang juga memiliki kekurangan. Kekurangannya adalah karena terasering merupakan struktur tanah yang tidak bisa terbentuk secara alami. Dengan kata lain, untuk membuat suatu lahan menjadi terasering harus dibuat secara sengaja oleh manusia.
Adapun proses pembuatan terasering ini membutuhkan upaya dan biaya yang cukup besar. Tidak hanya sampai di situ, pemeliharaan dalam jangka panjang pun juga memerlukan biaya yang cukup mahal.
Sampai sini dapat disimpulkan bahwa terasering adalah suatu metode konservasi tanah dan air, yang bertujuan untuk mengurangi laju aliran air sehingga dapat mengurangi erosi. Dengan begitu tanah yang dibentuk dengan struktur terasering dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.
Namun, di sisi lain terasering adalah struktur yang memerlukan upaya dan biaya yang besar. Selain itu perlu pemeliharaan dalam jangka panjang yang juga memerlukan biaya.
Advertisement