Liputan6.com, Jakarta Gejala keracunan makanan bisa terjadi jika kamu mengonsumsi makanan yang mengandung komposisi berbahaya atau karena makanan tersebut sudah kedaluwarsa. Selain itu, makanan juga bisa membuat kamu mengalami alergi karena tubuh tidak bisa menerima makanan tersebut.
Gejala keracunan makanan bisa terlihat dari apa yang dirasakan oleh tubuh kamu. Efek atau gejala keracunan makanan ini dapat muncul beberapa saat setelah mengonsumsi makanan tersebut, bisa juga beberapa hari atau bahkan beberapa minggu setelahnya.
Gejala keracunan makanan biasanya terlihat pada kondisi tubuh. Dalam mencegah terjadinya keracunan makanan, kamu tentunya perlu menghindari penyebabnya. Selain itu, untuk mengatasinya mungkin kamu perlu memeriksakan diri ke dokter agar lebih aman.
Advertisement
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (16/1/2023) tentang gejala keracunan makanan.
Penyebab Keracunan Makanan
Sebelum memahami gejala keracunan makanan, kamu perlu mengetahui penyebabnya terlebih dahulu. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyebab keracunan makanan di nataranya terjadi karena makanan terkontaminasi komposisi berbahaya, seperti bakteri, virus, parasit, atau racun (bahan kimia atau logam).
Selain itu, penyebab keracunan makanan juga dapat terjadi karena pengolahan atau penyimpanan makanan yang kurang baik. Contohnya seperti tidak menyimpan makanan dalam suhu yang tepat, tidak memasak makanan hingga matang, tidak mencuci tangan, hingga kontaminasi silang karena penggunaan alat masak yang sama antara bahan masakan mentah dan matang.
Advertisement
Gejala Keracunan Makanan
- Sakit perut. Gejala keracunan makanan yang paling sering dirasakan adalah sakit perut disertai kram. Organisme berbahaya dapat menghasilkan racun yang mengiritasi lapisan lambung dan usus. Hal menyebabkan radang yang dapat menyebabkan rasa sakit di perut. Gejala keracunan makanan juga bisa meliputi kram dan kembung. Kram dan kembung pada perut akibat keracunan akan datang sebelum diare.
- Diare. Diare adalah gejala keracunan makanan yang sangat umum. Ini terjadi karena peradangan membuat usus kurang efektif menyerap kembali air dan cairan lain yang dikeluarkannya selama pencernaan. Oleh karena tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada biasanya, tubuh berisiko mengalami dehidrasi. Jadi, penting untuk tetap minum cairan agar tetap terhidrasi.
- Muntah. Muntah juga merupakan gejala paling umum dalam keracunan makanan. Ini terjadi ketika otot-otot perut dan diafragma berkontraksi dengan kuat, memaksa untuk secara tidak sadar mengeluarkan isi perut. Reaksi ini merupakan mekanisme perlindungan yang terjadi ketika tubuh mencoba menyingkirkan organisme atau racun berbahaya.
- Mual. Mual yang berhubungan dengan keracunan makanan biasanya terjadi antara satu dan delapan jam setelah makan. Ini merupakan sinyal peringatan untuk memberi tahu tubuh bahwa ia telah menelan sesuatu yang berpotensi membahayakan.
- Sakit kepala. Sakit kepala sebagai gejala keracunan makanan bisa disebabkan oleh dehidrasi akibat diare yang berlangsung. Dehidrasi dapat secara langsung memengaruhi otak. Kondisi ini bisa menyebabkan otak kehilangan cairan dan menyusut sementara.
- Kelelahan. Rasa lemah dan kelelahan adalah gejala keracunan makanan lainnya. Gejala-gejala ini terjadi karena pelepasan kurir kimia yang disebut sitokin. Lelah juga bisa diakibatkan oleh dehidrasi karena diare.
- Demam. Demam terjadi sebagai bagian dari pertahanan alami tubuh melawan infeksi. Zat penghasil demam yang disebut pirogen memicu kenaikan suhu. Zat ini dilepaskan baik oleh sistem kekebalan tubuh. Peningkatan suhu ini meningkatkan aktivitas sel darah putih yang membantu melawan infeksi. Panas dalam tubuh bisa menghambat perkembangan bakteri atau virus.
Selain itu, gejala keracunan makanan bisanya membuat seseorang merasa tidak enak badan secara keseluruhan. Mereka yang keracunan makanan sering mengalami kehilangan nafsu makan dan gejala lain yang umum pada penyakit seperti kelelahan. Saat kekebalan tubuh terganggu, tubuh melepaskan sitokin. Zat ini membantu tubuh melawan infeksi seperti keracunan makanan. Sitokin juga mengirim sinyal ke otak dan menyebabkan banyak gejala yang umumnya dikaitkan dengan sakit, termasuk kehilangan nafsu makan, kelelahan, serta sakit dan nyeri.
Cara Mengatasi Keracunan Makanan
Cara mengatasi keracunan makanan adalah sebagai berikut:
1. Perbanyak minum air putih bila penderita mengalami mual dan muntah terus-menerus. Berikan cairan pengganti yang cukup, seperti air putih atau campuran air putih dengan 2 sdt gula dan ½ sdt garam (oralit). Atau jika ada, berikan air kelapa.
2. Kamu juga bisa minum tablet karbon aktif untuk menyerap racun di dalam saluran pencernaan. Tablet karbon aktif ini bisa ditemukan di apotek, bahkan tersedia di minimarket.
3. Bila tidak ada tablet karbon aktif, kamu bisa minum susu putih untuk mengikat racun di dalam saluran pencernaan. Selain itu, minum susu putih saat mengalami gejala keracunan dapat merangsang penderita untuk muntah, sehingga racun keluar dan tidak beredar di dalam tubuh. Tetapi, jika penderita sudah sampai mengalami diare, sebaiknya jangan diberikan susu.
4. Kalau penderita keracunan makanan hendak muntah, usahakan agar penderita muntah dalam keadaan kepala menunduk. Hal itu dilakukan agar cairan muntah tidak masuk ke dalam saluran pernapasan.
5. Kalau penderita merasakan kondisi tubuh benar-benar tidak enak, lebih baik langsung segera ke klinik atau rumah sakit terdekat.
Agar keracunan makanan tidak terulang kembali, ada baiknya untuk selalu mengecek kondisi makanan sebelum mengonsumsinya.
Advertisement
Cara Mencegah Keracunan Makanan
Melansir promkes.kemkes.go.id, cara mencegah keracunan makanan adalah sebagai berikut:
- Pilih bahan makanan dengan bijak
Menghindarkan keracunan makanan dilakukan mulai saat kamu berbelanja makanan. Pastikan memilih bahan makanan yang fresh. Jangan lupa membungkus daging dan memisahkan dengan makan lain. Setelah sampai di rumah, letakkan di dalam lemari es, jika belum ingin dimasak. Jangan lupa perhatikan tanggal kedaluwarsa.
- Cuci sebelum memasaknya
Sebelum memasaknya, semua bahan makanan perlu dicuci dengan benar. Bahkan, setelah mengupas bahan makanan sekalipun, langkah pencucian harus dilakukan. Bisa saja zat patogen masuk ke dalam makanan tersebut.
- Selalu cuci tangan
Sangat penting untuk selalu mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum atau setelah menyiapkan makanan. Terlebih lagi, setelah memegang hewan, cuci tangan hingga bersih. Jangan lupakan untuk membersihkan peralatan memasak yang akan digunakan.
- Pisahkan makanan
Memisahkan makanan mentah dan jadi akan menghindarkan terjadinya kontaminasi. Selain itu, antara daging mentah dan makanan laut mentah juga harus dipisahkan, jika disimpan dalam lemari es. Tempatkan pada wadah tertutup. Saat memasak lebih baik menggunakan talenan yang berbeda, untuk sayuran, daging, dan makanan laut. Buang segera makanan yang kedaluwarsa, basi, atau membusuk.
- Masak makanan hingga matang
Cara memasak yang benar akan membunuh semua bakteri yang terkandung, terlebih pada bahan laut dan daging. Untuk memasak daging tidak perlu matang hingga luar dalam. Hanya persiapannya saja lebih higienis. Sementara untuk memasak ikan perhatikan tingkat kesegarannya. Semakin lama ikan terpapar udara atau mati, maka semakin lama memasaknya.
- Panaskan makanan sebelum dihidangkan
Jika ada makanan tersisa dan berencana untuk menyantapnya kembali, maka kamu harus memanaskannya terlebih dahulu. Makanan yang tidak dipanaskan beresiko timbul patogen yang menyebabkan keracunan makanan. Namun tidak semua makanan bisa dipanaskan ulang