Sukses

Perbedaan SAW (Shalallahu Alaihi Wassalam) dan AS (Alaihis Salam) pada Nama-Nama Nabi

Alaihis Salam atau AS adalah gelar yang disematkan di belakang nama malaikat dan nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW.

Liputan6.com, Jakarta Iman kepada nabi dan rasul Allah SWT merupakan rukun iman yang ke-4. Allah SWT telah menurunkan banyak nabi dan rasul. Bahkan diyakini bahwa Allah SWT telah menuruknan nabi dan rasul hingga ratusan ribu. Namun dari sekian banyak nabi dan rasul yang telah diutus Allah SWT, hanya 25 nabi dan rasul yang wajib kita imani.

Dari 25 nabi dan rasul yang wajib kita imani, semuanya memiliki gelar di belakang namanya, yakni Alaihis Salam, yang biasa disingkat dengan AS. Namun hanya Nabi Muhammad saja yang disematkan gelar Shalallahu Alaihi Wassalam, atau yang biasa disingkat SAW.

Alaihis Salam atau AS adalah gelar yang disematkan di belakang nama malaikat dan nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Sedangkan khusus untuk Nabi Muhammad, gelar yang disematkan adalah Shalallaahu Alaihi Wassalaam, atau yang biasa disingkat SAW.

Lalu apa perbedaan antara AS dan SAW? Berikut penjelasan selengkapnya, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (18/1/2023).

2 dari 6 halaman

Pengertian AS dan SAW

Baik AS (Alaihis Salam) maupun SAW (Shalallahu Alaihi Wassalam) yang disematkan di belakang nama nabi-nabi, termasuk Nabi Muhammad SAW, sebenarnya mengandung salam.

Salam sendiri merupakan salah satu dari nama Allah, yakni As-Salam. As-Salam sendiri berarti Maha Sejahtera, atau Yang Maha memberi kesejahteraan dan kedamaian. Sifat As-Salam tersebut punya makna jika Allah SWT terhindar dari segala kekurangan, dari segala aib kejelekan, dan juga dari kematian, yang biasa dialami makhluk-Nya.

Di samping itu, salam dalam AS (Alaihis Salam), SAW (Shalallahu Alaihi Wassalam, termasuk ketika kita mengucapkan Assalamualaikum, memiliki arti yang sama, yakni keselamatan. Dengan kata lain, baik AS maupun SAW yang disempatkan di belakang nama nabi-nabi mengandung keselamatan atau salam.

Yang membedakan SAW dan AS adalah, bahwa AS hanya mengandung salam, sedangkan SAW juga mengandung sholawat. Hal ini dapat dilihat dari arti masing-masing gelar. AS (Alaihis Salam) berarti "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadanya." Sedangkan SAW (Shalallahu Alaihi Wassalam) berarti "Semoga Allah SWT memberikan shalawat dan salam kepadanya."

3 dari 6 halaman

Keistimewaan Nabi Muhammad SAW

Salah satu alasan mengapa Nabi Muhammad SAW memiliki gelar yang berbeda sendiri dibandingkan nabi-nabi lainnya karena keistimewaan yang dimilikinya. Imam Suyuthi dalam kitab Fatawa Al-Haditsiyah, seperti dikutip dari Islam.co, menjelaskan bahwa ada tiga keistimewaan yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad yang tak diberikan kepada selain beliau.

Adapun keistimewaan Nabi Muhammad SAW dibandingkan nabi lainnya antara lain sebagai berikut:

1. Hanya Nabi Muhammad SAW yang diperjalankan oleh Allah SWT dalam peristiwa Isra Mi'raj. Isra Mi'raj adalah perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha. Kemudian, Rasulullah SAW naik ke Sidratul Muntaha untuk memperoleh perintah salat lima waktu oleh Allah SWT.

2. Allah SWT menjadikan Nabi Muhammad sebagai Imamnya para Nabi dan Rasul.

3. Allah SWT memberikan banyak mukjizat kepada Nabi Muhammad SAW di antaranya Al-Qur’an sebagai pedoman manusia, terbelahnya bulan, dan lainnya.

4. Allah memanggil Nabi Muhammad SAW melalui kedudukan risalahnya, bukan namanya sebagaimana Allah memanggil nama rasul-rasul-Nya seperti Adam AS, Nuh AS, Ibrahim AS, dan para nabi dan rasul lainnya.

4 dari 6 halaman

Allah Bershalawat kepada Nabi Muhammad

Selain keistimewaan tersebut, Nabi Muhammad SAW menjadi nabi, yang mana Allah SWT bershalawat kepadanya. Hal ini ditunjukkan dari gelar yang disematkan di belakang nama Nabi Muhammad SAW (Shalallahu Alaihi Wassalam), yang berarti "Semoga Allah SWT memberikan shalawat dan salam kepadanya."

Selain itu, dalam surat Al Ahzab ayat 56 menyebutkan bahwa Allah SWT dan para malaikat bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW.

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya berselawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab ayat 56)

Tentu bentuk shalawat yang dilakukan Allah SWT kepada Nabi SAW, tentu berbeda dengan shalawat yang biasa kita lakukan. Menurut Tafsir al-Wasith karya Wahbah Zuhaili, Hamid menjelaskan bahwa shalawat dari Allah Swt itu bermakna pemberian rahmat dan berkah, shalawat dari malaikat bermakna istighfar, dan shalawat dari orang-orang mukmin bermakna doa dan pengagungan atas kedudukan Rasulullah SAW.

5 dari 6 halaman

Sifat Wajib Nabi dan Rasul

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, AS (Alaihis Salam) merupakan gelar yang disematkan disematkan di belakang nama malaikat dan nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Sedangkan Nabi Muhammad SAW memiliki gelar yang berbeda sendiri di antara para nabi dan rasul. Adapun gelar yang disematkan di belakan nama Nabi Muhammad adalah Shalallaahu Alaihi Wassalam atau yang biasa disingkat SAW.

Sebagai utusan Allah SWT, para nabi dan rasul ini harus memiliki ciri-ciri atau sifat yang wajib dimiliki. Sifat wajib yang harus dimiliki oleh para nabi dan rasul ini antara lain sebagai berikut:

1. Siddiq

Siddiq artinya benar. Artinya, tiap-tiap perkataan yang diucapkan atau disampaikan oleh rasul sifatnya selalu benar. Baik benar dalam menyampaikan wahyu yang sumbernya dari Allah SWT maupun benar dalam perkataan-perkataan yang memiliki hubungan dengan persoalan dunia.

2. Amanah

Amanah artinya dapat dipercaya. Para rasul senantiasa menjaga diri dari segala perbuatan dosa untuk menjaga kepercayaan umat atas dirinya.

3. Tabligh

Tabligh artinya menyampaikan. Dalam menjalankan tugas kerasulannya, seorang rasul wajib menyampaikan wahyu yang harus diimani oleh umat manusia.

4. Fatanah

Fatanah artinya yaitu pandai, cerdas, dan bijaksana. Sebagai utusan Allah SWT bagi umat manusia, para rasul mampu untuk memahami berbagai permasalahan umat sekaligus memberikan jalan keluarnya.

6 dari 6 halaman

Sifat Mustahil bagi Nabi dan Rasul

Sifat mustahil bagi nabi dan rasul adalah sifat-sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh nabi dan rasul. Adapun sifat mustahil bagi nabi dan rasul antara lain sebagai berikut:

1. Kidzib

Al-Kidzib artinya berdusta. Mustahil bagi rasul untuk melakukan dusta atau bohong. Semua perkataan dan juga perbuatan rasul tidak pernah palsu dan mengada-ada.

2. Khianat

Khianat artinya tidak dapat dipercaya. Semua yang diamanatkan kepadanya pasti akan dilaksanakan.

3. Kitman

Kitman artinya menyembunyikan. Artinya, tidak mungkin bagi nabi dan rasul untuk menyembunyikan kebenaran. Setiap firman yang rasul terima dari Allah SWT pasti akan disampaikan kepada para umatnya.

4. Baladah

Baladah artinya bodoh. Artinya, mustahil bahwa orang yang diangkat sebagai nabi dan rasul merupakan orang yang bodoh, karena mereka harus dapat menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. Mesi Nabi Muhammad SAW merupakan orang yang ummi (tak dapat membaca dan menulis) tetapi beliau diberikan anugerah kecerdasan yang luar biasa dari Allah SWT.