Liputan6.com, Jakarta Penemuan satu keluarga yang diduga keracunan di Jalan Ciketing barat, Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat beberapa waktu lalu menjadi sorotan. Satu keluarga ditemukan tergeletak di rumah kontrakan dengan kondisi mulut mengeluarkan busa.
Penemuan satu keluarga oleh warga sekitar ini pun sempat membuat geger. Bahkan diketahui pula tiga dari lima orang yang ditemukan meninggal dunia. Ketiga korban tersebut diketahui bernama, Maimunah, Ridwan Abdul Muis, dan Riswandi.
Advertisement
Baca Juga
"Kalau keluar busa itu hanya tiga orang, yang dua itu di ruang tamu, yang satu ibunya di kamar belakang," kata Kapolsek Bantargebang Kompol Samsono di lokasi, Kamis 12 Januari 2023.
Pihak kepolisian pun langsung melakukan pendalaman atas kasus tersebut. Bahkan, pihaknya masih mengejar suami dari korban AM yakni WWN untuk dimintai keterangan.
"Kita masih berusaha apakah statusnya korban terhadap suami sambungnya ini, masih suami istri atau sudah pisah, kita tidak tahu, masih kita dalami. Belum ada keterangan yang diperoleh dari saksi-saksi yang sudah kita periksa sebanyak tujuh orang," ujar Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol Hengki pada Senin (16/1/2023).
Namun, pihak kepolisian berhasil meringkus tiga orang diduga sebagai pelaku pembunuhan di Bekasi. Ketiga tersangka yang diamankan oleh pihak kepolisian rupanya diduga pula telah melakukan pembunuhan berantai oleh Wowon Erawan alias Aki CS.
Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut ini beberapa fakta terkait dugaan pembunuhan berantai Wowon CS terkait tewasnya satu keluarga di Bekasi, Jumat (20/1/2023).
1. Pelaku berhasil ditangkap
Peristiwa satu keluarga meninggal dunia akibat keracunan di Bekasi berhasil menemukan titik terang. Pihak kepolisian berhasil menangkap tiga orang terduga pelaku pembunuhan keluarga di Bekasi. Ketiga orang yang berhasil diamankan ialah Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin.
Saat menjalani pemeriksaan, diketahui pula alasan ketiganya melakukan pembunuhan dengan cara diracun. Ketiganya mengungkapkan hal tersebut dilakukan untuk menutupi jejak kejahatan lain yang kemungkinan diketahui oleh ketiga korban. Hal ini turut diungkap oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran dalam konferensi pers pada Kamis (19/1/2023).
"Ini berdasarkan pengakuan melakukan sebuah perjalanan perjuangan pembunuhan bahasanya mereka. Ternyata korban meninggal dunia di Bekasi ini dibunuh karena para tersangka ini diketahui melakukan tindak pidana lain," ujarnya.
Advertisement
2. Lakukan tindak pembunuhan dan penipuan
Dalam konferensi pers, Fadil juga mengungkapkan jika ketiga tersangka turut serta melakukan tindak kejahatan lain, seperti penipuan serta pembunuhan. Bahkan, korban meninggal dunia di Bekasi disebut-sebut mengetahui tindak pidana yang dilakukan oleh pelaku hingga membuat mereka merasa terancam.
"Jadi keluarga dekatnya ini dianggap berbahaya karena mengetahui bahwa dia melakukan tindak pidana dalam bentuk pembunuhan dan penipuan kepada korban-korban lainnya," lanjutnya.
3. 6 korban di luar TKP Bekasi
Usai diamankan dan menjalani serangkaian pemeriksaan, diketahui pula jika terdapat korban lain selain tiga orang yang meninggal dunia karena keracunan di Bekasi. Pihak kepolisian pun telah mencatat sejauh ini terdapat sembilan korban meninggal dunia di tangan Wowon CS.
"Hasil pengakuan tersangka mereka sudah membunuh 6 orang di luar TKP Bekasi," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi saat konferensi pers pada Kamis (19/1/2023).
Lebih lanjut, Hengki Haryadi juga mengungkapkan jika dua korban pembunuhan berantai lainnya dari Wowon CS diketahui merupakan Tenaga Kerja Wanita (TKW).
Advertisement
4. Lakukan penipuan
Tak hanya melakukan pembunuhan saja, akan tetapi Wowon CS juga disebut-sebut melakukan tindak penipuan terhadap TKW. Pasalnya, salah satu tersangka, M Dede Solehudin disebutkan mengumpulkan dana dai pada TKW dari luar negeri. Wowon CS menjanjikan jika para TKW nantinya akan mendapatkan rumah yang bagus hingga adanya penggandaan uang.
"Kedua korban TKW yang memasukkan atau mengirimkan uang kepada tersangka. Ini yang kami selidiki," ujar Hengki.
5. Penemuan empat korban di Cianjur
Peristiwa adanya pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Wowon CS ini pun semakin terkuak oleh pihak kepolisian. Bahkan, Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran, mengungkapkan adanya temuan dugaan korban dari pembunuhan yang dilakukan oleh Wowon CS di Cianjur pada, Kamis (19/1/2023).
"Setelah dilakukan pemeriksaan sejak pagi tadi, tim Polda Metro Jaya langsung menindaklanjuti temuan fakta baru ke Cianjur. Tim ke Cianjur bersama tim kedokteran forensik bersama apsifor dan tim labfor. Di sana ditemukan ada 3 lubang di Cianjur," ujarnya.
Penyidik bersama dengan ahli interkolaborasi menggali sejumlah lubang yang ada di daerah Cianjur, Jawa Barat. Penggalian tersebut dilakukan disekitar rumah Solihin aliah Duloh. Dalam temuannya, diketahui terdapat kerangka anak kecil yang diduga berinisial B (2).
Lubang kedua yang digali ditemukan dua kerangka manusia yang diduga atas nama Wiwit dan Noneng. Sedangkan pada lubang ketiga juga ditemukan kerangka diduga atas nama Farida.
"Kami berhasil dibongkar 3 bukan makam ya. Jadi tempat dikuburkan korban-korban ini ada yang di sebelah wc ada di dalam rumah dan sebagainya," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi
Advertisement
6. Hilangkan jejak dengan membuang jenazah ke laut
Tak hanya itu saja, dalam penelusuran yang dilakukan pihak kepolisian terdapat satu korban yang ditemukan di daerah Garut, Jawa Barat. Penemuan korban di Garut sendiri diduga atas nama Farida.
"Di Garut ada 1 orang dikuburkan setelah sebelumnya dibuang ke laut. Jadi dia menjadi korban untuk menghilangkan jejak dibuang ke laut lalu ditemukan oleh masyarakat lalu kemudian dikuburkan secara wajar," ungkap Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran.
7. Jalani penyelidikan lebih lanjut
Ditemukannya korban lain dari pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon CS ini membuat pihak kepolisian harus melakukan penyelidikan lebih lanjut. Fadil menerangkan jika identitas yang disebutkan masih berdasal hasil pengakuan dari ketiga tersangka. Hal ini pula yang membuat tim penyidik serta ahli interkolaborasi akan melakukan identifikasi jenazah lebih lanjut.
"Karena ada yang sudah meninggal 2 tahun lebih ada yang baru 2 bulan tentu proses-proses memastikan identitas korban perlu dilakukan tidak hanya tergantung pada pengakuan para tersangka," ujarnya.
Advertisement
8. Dalami motif
Tak hanya itu saja, menurut Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi saat konferensi pers, Polda Metro Jaya juga masih harus menjalani penyelidikkan lebih lanjut terhadap ketiga tersangka pembunuhan berantai. Bahkan, tim psikologi forensik juga akan diturunkan untuk mengungkap motif ketiga pelaku.
"Apa motif sebenarnya kalau memang penipuan mengapa harus ada anak 2 tahun yang dibunuh? Mengapa harus ada anak 5 tahun yang harus diracun. Itu skenario sudah tergambar semua dari metode penyelidikan kami baik itu digital forensik maupun keterangan saksi-saksi, otopsi, psikologi dan lain sebagainya," ungkapnya.