Sukses

Kisah Rumaysho yang Menginspirasi, Wanita yang Menikah dengan Mahar Islam

Rumaysho adalah nama lain dari Ummu Sulaim, seorang sahabat wanita dari kalangan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Liputan6.com, Jakarta Kisah perjuangan pengikut Rasulullah SAW ada banyak dan beragam. Semua kisah hidup para pengikut Rasulullah SAW sangatlah menginspirasi dan mengandung hikmah di dalamnya bagi umat Muslim, termasuk kisah Rumaysho.

Sayangnya masih banyak umat Islam yang belum mengetahui tentang kisah Rumaysho. Rumaysho adalah nama lain dari Ummu Sulaim, seorang sahabat wanita dari kalangan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sebagai seorang wanita, Rumaysho ini memiliki kisah hidup yang menginspirasi bagi muslimah lain. Kisah yang dapat diambil faedahnya adalah saat ia dipersunting hanya dengan meminta mahar Islam.

Untuk lebih paham, berikut ini Liputan6.com ulas mengenai kisah Rumaysho yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Sabtu (21/1/2023).

2 dari 3 halaman

Kisah Rumaysho

Seperti yang dijelaskan di atas, Rumaysho adalah nama lain dari Ummu Sulaim, seorang sahabat wanita dari kalangan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau ini adalah ibu dari sahabat mulia, Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.

Diceritakan dalam Hadis Bukhari dan Muslim, kisah Rumaysho sebagai wanita pertama di Madinah yang memeluk agama Islam pada zaman Rasulullah SAW. Kisah hidupnya sangat menginspirasi karena saat ia dipersunting hanya dengan meminta mahar Islam.

Rumaysho memiliki nama lengkap yakni Ruimasha' Ummu Sulaim binti Malhan bin Khalid bin Zaid bin Hiram bin Jundab bin 'Amir bin Ghanam bin 'Afie bin an-Najaar al-Ansyariyah al-Khazrajiyah. Rumaysho ini merupakan wanita dari kalangan Anshar dan mempunyai sifat-sifat agung, berbudi luhur dan sangat mulia.

Pada jaman Rasulullah SAW, Rumaysho menjadi wanita pertama yang memutuskan memeluk agama Islam dengan keteguhan hati dan keyakinan atas Allah serta rasulNya.

Dengan begitu, Rumaysho meninggalkan semua kehidupannya yang tercela termasuk menjadi orang jahiliyah yang senang menyembah berhala. Meski begitu, keputusannya ditentang oleh kerabat, keluarga, bahkan suaminya sendiri, Maalik Ibnu Nadhar.

Saat itu, Maalik Ibnu Nadhar sangat marah kepada Ummu Sulaim. Dengan berkata "Apakah engkau telah musyrik?" tanya Maalik kepada istrinya. Dengan penuh keyakinan dan ketegasan Ummu Sulaim pun menjawab, "Aku tidak musyrik tetapi aku telah beriman." Beberapa saat setelah Ummu Sulaim memeluk islam, Maalik pun pergi menuju Syam dengan perasaan marah. Naasnya, Maalik justru terbunuh saat diperjalanan oleh musuhnya.

Sepeninggalan suaminya, Ummu Sulaim pun dengan penuh kesabaran membimbing serta merawat buah hatinya dengan Maalik yakni Anas bin Maalik. Wanita mulia ini membimbing Anas untuk mengucap dua kalimat sahadat dan memeluk Islam. Ummu Sulaim mengatakan, "Aku tidak akan memberi Anas makanan sampai ia meninggalkan musim susuku (ASI). Aku tidak akan menikah sampai Anas dewasa."

Sebagai seorang ibu sekaligus ayah untuk anaknya, Ummu Sulaim tak pernah melanggar apa yang ia ucapkan. Ia menjadi orang tua tunggal untuk Anas hingga mengantarkan Anas menjadi orang besar lagi mulia di zamannya.

Setelah tumbuh menjadi dewasa, Anas pun diantarkan kepada Rasulullah SAW dan diserahkan sebagai pelayan juga kerabat golongan orang-orang Muslim. Akhlak yang mulia dari Ummu Sulaim dan sang putra, kemudian dikagumi oleh banyak orang, termasuk Abu Thalhah yakni seorang saudagar kaya di zamannya.

Singkat kata, Abu Thalhah pun tertarik dengan Ummu Sulaim yang juga janda. Bahkan ia telah mengajukan lamaran kepada Ummu Sulaim, sayangnya lamaran tersebut di tolak dengan alasan Abu Thalhah kafir.

Ummu Sulaim mengatakan, "Tidak sepantasnya aku menikah dengan seorang musyrik. Tidakkah engkau mengetahui Abu Thalhah, bahwa sesembahan kalian itu diukir oleh seorang hamba dari keluarga si Fulan. Sesungguhnya bila kalian menyalakan api padanya pastilah api itu akan membakarnya."

"Tidak pantas orang yang sepertimu akan ditolak wahai Abu Thalhah. Akan tetapi engkau seorang kafir sedang aku seorang muslimah yang tidak pantas bagiku menikah denganmu. Aku tak ingin emas dan perak. Akan tetapi aku hanya inginkan islam darimu" lanjut Ummu Sulaim. 

Dengan mendengar jawaban dari Ummu Sulaim, Abu Thalhah pun merasa patah hati dan mendatangi Rasulullah SAW. Dalam pertemuan tersebut, ia memutuskan memeluk islam. Rasulullah berkata kepada para sahabatnya, "Telah datang kepada kalian Abu Thalhah yang nampak dari kedua bola matanya semangat keislaman."

Setelah menjadi seorang muslim, Abu Thalhah pun akhirnya bisa menikah dengan Ummu Sulaim. Wanita tersebut tidak meminta mahar apapun dari Abu Thalhah selain keislamannya. Dari Anas bin Malik, diriwayatkan oleh Tasbit bahwa Rasulullah bersabda, "Aku belum pernah mendengar seorang wanita mana pun yang lebih mulia maharnya dari Ummu Sulaim karena maharnya adalah islam,"

3 dari 3 halaman

Hikmah dan Faedah yang Bisa Diambil dari Kisah Rumaysho

Ada hikmah dan faedah yang bisa kita ambil dari kisah Rumaysho, yakni:

1. Disunnahkan untuk ridho terhadap takdir yang telah digariskan oleh Allah.

2. Mahar pernikahan tidak harus berupa harta, namun suatu hal yang sederhana seperti menjadi mualaf atau memeluk agama Islam itu lebih bermakna.

3. Seorang ibu hendaknya menyusui si kecil selama dua tahun penuh. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat 233,

Allah SWT berfirman, "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan," (Q.S Al Baqarah ayat 233)

4. Seorang wanita muslim, hendaknya menjaga akhlak dan perangainya seperti yang dilakukan oleh Rumaysho.